Kali ini saya akan berbagi makalah mangenai laporan study kasus, Hasil Observasi, Selamat Berbagi, dan Semoga bermanfaat. Dibawah ini!!!
BAB I
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian Hiperaktif
Hiperaktif adalah anak yang mempunyai keaktifan yang lebih atau
kelainan perilaku yang tak jelas asal-usulnya. Beberapa pendapat lain
mengemukakan bahwa, hiperaktif berhubungan erat dengan tingkat kecerdasan (IQ)
tinggi, dan beberapa pendapat lain mengatakan bahwa seorang anak yang dikatakan
hiperaktif biasanya memiliki IQ tinggi. Hiperaktif seringkali mengarah ke
autisme anak yang mengalami gangguan interaksi sosial, komunikasi, serta
imajinasi).
B.
Karakteristik Hiperaktif
Anak yang hiperaktif biasanya mengalami kesukaran dalam memusatkan
perhatian pada jangka waktu tertentu. Anak hanya mampu memusatkan dalam waktu
yang sangat pendek. Anak hiperaktif juga mudah tergangu perhatian dan
pikirannya, dan tidak mampu mengontrol diri untuk bersikap tenang. Anak yang
hiperaktif biasanya sering banyak bicara, tindakan-tindakannya tidak bertujuan,
berlari-lari atau memanjat secara berlebihan, sulit duduk tenang atau gelisah
secara berlebihan, bergerak terus-menerus atau berbuat sesuatu bagaikan
digerakan oleh mesin, sulit tetap tinggal duduk.
C.
Faktor Penyebab Hiperaktif
Berdasarkan penyebab hiperaktif dibedakan dalam dua kelompok, yaitu
faktor psikis maupn fisik. Dari faktor psikis (neurolog) umumnya bahwa anak
penderita hiperaktif tampak terjadi abnormalitas aktivitas otak. Sedangkan dari
sisi psikologis terjadinya tingkah laku hiperaktif lebih di pengaruhi karena
kurangnya perhatian atau cinta kasih orang tua. Akibat jiwa anak yang mengalami
kekosongan belaian kasih. Sebagai kompensasi atas kondisi tersebut akak mencoba
mencari pemuasan diri melalui objek lain atau tindakan untuk menggantikannya.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
Dalam pembahasan masalah ini, penulisan akan menguraikan
langkah-langkah dalam mengatasi anak yang bandel dan tidak bisa diam
(Hiperaktif) yang diimplementasikan pada pengalaman mengajar di TK- AL-Hidayah
kecamatan Taraju, mulai dari mengidentifikasi sampai pasca penanganan masalah.
A.
Identifikasi Masalah
Untuk mengetahui permasalahan anak, guru melakukan identifikasi
waktu pembelajaran berlangsung melalui :
a.
Observasi
Guru dengan sengaja dan sistematis mengamati perilaku anak dan
dicatat dalam sebuah buku / catatan yang disebut catatan anekdot. Disini
penulis memakai catatan anekdot insidental.
1.
Nama : Bintang Nugraha
2.
Program Kegiatan Belajar :
Menggambar
3.
Kelas / Sekolah :
A / TK PGRI Nusa Indah
4.
Hari / Tanggal :
Jum’at, 19 Desember 2008
5. Peristiwa : pada saat pembelajaran dimulai (Bintang) malah
membuat keributan. Dia mengajak temannya (indra) untuk berlari-larian
mengelilingi ruang kelas, sehingga menggangu anak-anak yang lain. Pada kegiatan
menggambar Bintang mengambil crayon milik temannya yang sedang digunakan atau
dipakainya, pada saat guru menegurnya di pura-pura tidak tahu, tetapi saat guru
sedikit lengah dia kembali membuat keributan. Kali ini dia mengajak beberapa
anak laki-laki untuk memukul-mukul meja, sehingga mengganggu anak-anak yang
sedang asyik menggambar.
Interprestasi: kemungkinan
Bintang merasa bahwa kegiatan menggambar itu sangatlah membosankan, dan tidak
menarik karena harus berlama-lama duduk, sedangkan Bintang tidak suka duduk
terlalu lama, dia lebih senang memukul-mukul meja, berlari-lari, membuat
keributan didalam kelas.
Observer
( )
b.
Wawancara dengan siswa
Daftar pertanyaan (pedoman wawancara)
1.
Nama :
Bintang Nugraha
2.
Kelas / Sekolah : A / TK
PGRI Nusa Indah
3.
Waktu :
Istirahat, Jum’at 19 Desember 2008
Jam 08.15 WIB
4.
Tempat : Area
Seni
No.
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1.
2.
3.
|
Apakah kamu senang mengikuti kegiatan belajar menggambar?
Bagaimana perasaanmu jika mengikuti pelajaran menggambar?
Bagaimana perasaanmu jika pelajaran menggambar telah selesai
|
Tidak suka, saya tidak bisa menggambar
Membosankan, pegel
Senang, soalnya saya bisa main-main lagi
|
Kesimpulan : Bintang tidak menyukai peajaran menggambar dan tida
tidak suka kalau harus duduk terlalu lama, karena Bintang anak yang tidak mau
diam
Tasikmalaya, 19 Desember 2008
Pewawancara
Karwati
c.
Meneliti Pekerjaan Akan Secara Individu]
Dengan meniliti hasil pekerjaan anak, guru dapat menentukan anak
yang mengalami masalah / kesulitan belajar.
Waktu menggambar Bintang tidak mau menyelesaikan pekerjaanya.
d.
Metode Tugas Kelompok
Metode ini memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk bekerja
sama.
-
Pada kegiatan menyusun puzzel yang besar secara berkelompok,
Bintang tidak mau dibantu oleh teman-temannya, dia malah merebut kepingan
puzzel dari temannya yang pada saat itu sedang dipegangnya, sehingga membuat
temannya itu menangis.
B.
Diagnosa
Setelah masalah tersebut diidentifikasi, maka tahap selanjutnya
adalah tahap mendiagnosa masalah untuk mencari penyebab mengapa anak tersebut
bertingkah laku demikian, sebagaimana langkah-langkahnya adalah :
1.
Menganalisis data dari proses identifikasi
-
Anak mengalami hiperaktif
2.
Melokalisasi letak masalah
-
Tidak bisa diam
-
Sulit duduk dengan tenang
-
Tidak tuntas dalam menyelesaikan pekerjaan
-
Sukar memusatkan perhatian
-
Mudah terganggu perhatiannya
-
Susah menunggu giliran saat permainan/ kegiatan
3.
Menentukan jenis faktor yang menyebabkan hiperaktif
-
Pada waktu hamil, ibunya sering bepergian jauh.
-
Adanya faktor lingkungan
C.
Prognosa
Pada teknik selanjutnya adalah prognosa untuk mengetahui latar
belakang masalah yang dihadapi anak TK.
-
Tidak bisa diam
-
Sulit duduk dengan tenang
-
Tidak tuntas dalam menyelesaikan pekerjaannya
-
Sukar memusatkan perhatian
-
Mudah terganggu perhatiannya
D.
Cara menangani (treat ment)
Anak yang sudah diatur (bandel) dan tidak bisa diam (hiperaktif)
kebanyakan sangat lemah dalam bekonsentrasi. Namun, dalam hal demikian kita
tahu bahwa setiap manusia mempunyai atau memiliki daya konsentrasi yang
berbeda. Betapapun kerasnya anak dalam berkonsentrasi dan diam, beberapa
informasi tetap akan terlewati dan diselesaikan. Oleh karena itu, diperlukan cara
penanganan sebagaik berikut :
1.
Dengan pelatihan-pelatiha
-
Menggiring / menarik perhatian anak secara terarah, kita dapat
mengajak anak untuk selalu melakukan kigiatan bermain bersama yang disesuaikan
dengan keinginan anak.
-
Melatih respon, terarah atau memberi tanggapan.
Anak
perlu dilatih, bagaimana dirinya harus memberi respon atau tanggapan terhadap
rangsangan yang diberikan kepadanya.
-
Anak dilatih untuk belajar mengamati sesuatu.
Ciptakan
kondisi yang merangsang anak untuk mau belajar mengamati dengan cara ikut aktif
terlibat dalam kegiatan atau permainan anak.
-
Melatih kecerdasan kinestik jasmani anak.
Kecerdasan
kinestik jasmani anak adalah gabungan kemampuan berfikir dan ketangkasan dalam
melakukan suatu gerakan seluruh anggota tubuh. Untuk mengembangkannya, kita
dapat memotivasi anak sesuai dengan minatnya. Seperti bermain seni peran, dan
permainan lain yang melibatkan kegiatan fisik.
2.
Dengan permainan
Karena anak
yang hiperaktif tidak bisa diam, maka sebaiknya menangani masalahnya dengan
permainan. Contoh dengan permainan “kucing tikus”. Permainan seperti ini sangat
bermanfaat bagi anak untuk lebih mampu mengendalikan emosinya, mengarahkan, dan
memfokuskan perhatian serta meningkatkan daya konsentrasi dalam melakukan berbagai
kegiatan.
3.
Saran dan Nasihat
-
Jika anak berpendapat bahwa kegiatannya sangat membosankan dan
tidak menarik, maka kita harus mencari kegiatan yang menarik minat dan
perhatiannya, namun tidak keluar dari tema yang sedang dipelajarinya.
-
Sebaiknya anak yang hiperaktif ditempatkan didekat guru, supaya
mudah terkontrol dan tidak mengganggu teman-temannya yang lain.
-
Bila anak melakukan kesalahan, maka tegurlah dia. Seandainya jika
dia melakukan hal yang baik atau benar, maka berilah dia pujian.
4.
Pengkondisian
Dalam hal ini
seorang guru dituntut keterampilannya untuk mengarahkan dan membimbing anak
pada permainan anak secara berkelompok. Selain itu pengelolaan kelas harus
disesuaikan dan ditata dengan baik. Hindarkan hal-hal yang dapat mengganggu
konsentrasi belajar anak.
5.
Konseling
Bila masalah
anak yang hiperaktif ini masih ringan guru masih bisa mengatasinya. Akan tetapi
jika masalahnya kompleks, penyelesaiannya memerlukan pendekatan khusus.
Konseling merupakan salah satu caranya. Karena dalam konseling ini dilakukan
oleh seorang yang telah mengikuti pendidikan khusus dan tertatih secara baik di
bidang konseling.
E.
Tindak Lanjut dan Pasca Penanganan
A.
Tindak lanjut
-
Guru
Guru
merupakan pihak yang paling awal dalam mengetahui permasalahan anak, ia harus
berupaya menangani permasalahan anak dan membantu serta membimbing, mendidik
anak agar menjadi anak yang berperilaku baik.
-
Orang tua
Orang
yang paling bertanggungjawab dalam penanganan permasalahan anak adalah orang
tua. Orang tua tidak dapat hanya menyerahkan pendidikan anaknya kepada sekolah
dan guru. Orang tua juga harus melaksanakan yang disarankan oleh guru dalam
rangka memperlancar penanganan masalah yang dialami anaknya.
-
Ikatan Profesi
Untuk
memperoleh pemikiran-pemikiran dalam rangka mencari jalan keluar yang paling
efektif, tidak ada salahnya apabila ada permasalah yang dihadapi seorang guru
TK dibawa ke forum yang lebih besar. Untuk memecahkan masalah tersebut.
-
Pasca penanganan
Upaya
mengatasi anak yang mempunyai kelainan dalam hiperaktif telah berhasil. Upaya
yang dilakukan oleh orang tua dan guru agar dapat bertingkahlaku dengan baik,
maka :
a.
Berikan kasih sayang dan perhatian pada anak.
b.
Jangan menggunakn hal-hal yang dapat menimbulkan anak menjadi
tertekan dan takut seperti ancaman atau hukuman.
c.
Selain itu, kita harus sabar dalam menghadapi segala permasalahan
anak yang dihadapinya.