BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam hidupnya, organisme memerlukan
makanan dan oksigen untuk melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain
menghasilkan zat-zat yang berguna juga menghasilkan sampah (zat sisa) yang
harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti
makanan,oksigen, hasil metabolisme dan sisanya diangkut dan diedarkan didalama tubuh
melalui sistem peredaran darah. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut
dan diedarkan oleh darah keseluruh jaringan tubuh, sementara sisa-sisa
metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ
pembuangan.
Fisika dan biologi merupakan dua dari
sekian banyak ilmu pengetahuan alam yang ada. Penyatuan dua cabang ilmu ini
menghasilkan cabang ilmu biofisika, dan fisika medis.
Biofisika mempelajari tentang bagaimana mengaplikasikan hasil temuan bidang
fisika terhadap dunia biologis (ilmu penyakit dan penanggulangannya). Sebagai
contoh, penggunaan sinar gamma sebagai penghambat sel kanker. Selain itu, ilmu
instrumentasi digunakan bagi membentuk gambar bagian tubuh yang berpenyakit,
baik secara 1-D, 2-D atau 3-D.
Fisika merupakan ilmu yang memahami
tentang interaksi alam dan penyebab interaksi tersebut. Biologi mempelajari
tentang benda hidup serta sifat-sifat dari benda hidup. Penyatuan antara
keduanya memberikan sebuah cabang ilmu baru yang memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan alam. Dan penggabungan ilmu tersebut biasanya disebut dengan biofisika.
Dewasa ini, terdapat tiga tipe
perawatan kanker yang paling umum yaitu operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
Perawatan ditujukan untuk membuang sel – sel kanker atau menghancurkan mereka
dalam tubuh dengan obat – obatan atau agen lainnya
Dan pada makalah ini akan membahas tentang
penggunaan sinar gamma yang merupakan salah satu radioterapi sebagai penghambat
sel kanker dan pelacak bagian tubuh yang digerogoti kanker.
1.2
Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud kanker?
- Cara pengobatan kanker dalam dunia kesehatan?
- Apa kaitan pengobatan kanker terhadap ilmu fisika?
1.3
Tujuan
- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kanker
- Untuk mengetahui macam-macam kanker
- Untuk mengetahui cara pengobatan kanker dalam dunia kesehatan
- Untuk mengetahui kaitan pengobatan kanker terhadap ilmu fisika
1.4 Manfaat makalah
1. Dapat mengetahui tentang penyakit kanker
2. Dapat mengetahui cara pengobatan kanker dalam dunia kesehatan
3. Dapat mengetahui kaitan pengobatan penyakit kanker terhadap ilmu fisika
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kanker
Kanker (neoplasia)
adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung menginvasi jaringan di
sekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat yang jauh. Sel-sel kanker ini berproduksi
dengan kecepatan yang inheren. Pergerakan sel-sel kanker dari satu bagian tubuh
ke bagian yang lain disebut metastasis.
Proses metastasis
dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
1.
Infiltrasi
Suatu tumor yang
menginfiltrasi pembuluh-pembuluh darah ato limfe lokal agar dapat menembus
dinding pembuluh tersebut dan memiliki akses kesirkulasi darah. Sel-sel tumor
ini mengeluarkan enzim-enzim spesifik untuk dapat mengintegrasi pembuluh.
2. Pelepasan
atau detachment.
Keluarnya sel-sel
tumor dari sel asalnya setelah masuk ke darah atau limfa. Sel-sel tumor dapat
keluar dengan mudah karena memiliki sedikit afinitas terhadap jenis jaringan
mereka sendiri. Semakin banyak sel yang dilepaskan maka semakin besar
kemungkinan sel-sel tersebut dalam darah dan tumbuh menjadi semakin besar.
3.
Penyebaran dan penyemaian
Adalah pergerakan
sel-sel tumor di dalam darah atau limfe. Apabila sel-sel ini berpindah secara
berkelompok maka sebagian sel-sel tumor akan terperangkapdi suatu kapiler atau
jaringan limfe sehingga banyak sel yang mati. Walaupun jumlah sel yang mati
cukup banyak, namun sebagian sel tumor dapat bertahan di tempat yang baru dan
dapat tumbuh dan berkembang.
Katagori
Kanker:
1. Karsinoma,
yaitu kanker jaringan epitel, termasuk sel-sel kulit, testis, ovarium, kelenjar
penghasil mukus, sel penghasil melanin, payudara, serviks, colon, rektum,
lambung, pankreas, dan esofagus.
2.
Limfoma, yaitu kanker jaringan limfa yang mencakup kapiler limfa,
lakteal, limfa, berbagai kelenjar limfa dan pembuluh limfa, timus, dan sumsum
tulang. Limfoma yang spesifik adalah penyakit Hodgkin dan Limfoma Malignum.
3. Sarkoma,
yaitu kanker jaringan ikat, termasuk sel-sel yang ditemukan di otot dan tulang.
4. Glioma,
yaitu kanker sel-sel glial atau penunjang di susunan saraf pusat.
5. Karsinoma
in situ, yaitu sel epitel abnormal yang masih terbatas di daerah
tertentu sehingga masih dianggap lesi prainvasif.
Penyebab Kanker
Sebagian besar bukti
menginsyaratkan bahwa pembentukan kanker adalah suatu proses bertingkat yang
memerlukan waktu beberapa tahun untuk selesai. Salah satu teori yang
memperhitungkan lamanya waktu laten adalah teori Inisiasi-Promosi pada
angiogenesis. Teori Inisiasi-Promosi menyatakan bahwa langkah pertama pada
karsinogenesis adalah mutasi ireversibel DNA suatu sel selama transkripsi DNA
(replikasi). Agar kanker dapat terbentuk dari kejadian awal ini, maka harus
terjadi interaksi bertahun-tahun dengan sel-sel melalui berbagai zat promoter.
Zat-zat promoter adalah zat yang merangsang reproduksi dan proliferasi sel.
Teori Inisiasi-Promosi juga memperhitungkan banyaknya penyebab inisiasi, adanya
berbagai promoter, dan peran hereditas serta lingkungan pada pembentukan
kanker.
Dalam keadaan
normal, replikasi DNA terjadi dengan tingkat presisi yang sangat tinggi. Hal
ini terjadi karena adanya enzim-enzim pengoreksi (Proofreading) yang meneliti
untai DNA untuk mencari adanya kesalahan transkripsi. Namun kadang-kadang
terjadi kesalahan transkripsi dan tidak terdeteksi oleh enzim-enzim tersebut.
Pada keadaan tersebut, sebenarnya akan ada protein regulator yang dapat
memperbaiki kesalahan tersebut. Namun apabila kembali lolos, kesalahan tersebut
menjadi mutasi permanen dan akan bertahan di semua sel keturunannya.
Walaupun sebagian
kesalahan pada transkripsi DNA terjadi secara acak, bahan-bahan fisik, kimia
dan mikroorganisme tertentu diketahui menyebabkan mutasi. Bahan-bahan tersebut
antara lain adalah radiasi pengion, radiasi ultraviolet, rokok, hidrokarbon
aromatik, zat-zat warna tertentu, nitrosamin, aflatoksin (terdapat pada kacang
yang berjamur), dan asbestos. Virus-virus tertentu telah diketahui dapat
menyebabkan mutasi DNA. Setiap bahan fisik, kimiawi, atau virus dapat
menyebabkan kesalahan replikasi DNA atau merusak enzim-enzim pengoreksi.1
Sel yang telah
terinisiasi adalah sel yang telah mengalami mutasi. Sel yang terinisiasi
bukanlah sel kanker; harus berlangsung proses-proses promosi selama
bertahun-tahun sebelum sel tersebut menjadi sel kanker. Promotor mungkin
merangsang proliferasi sel yang telah terinisiasi dengan mengubah fungsi gen
regulator, mengubah bagaimana suatu sel berespon terhadap berbagai stimulator
kimiawi atau inhibitor pertumbuhan, atau mengubah bagaimana suatu sel berespons
terhadap komunitasnya antar sel yang berkaitan dengan kepadatan. Efek suatu
promotor pada sel yang telah bermutasi dapat reversibel apabila pajanan ke
promotor dihentikan. Contoh bahan promotor antara lain hormon endogen misalnya
estrogen, zat-zat tambahan tertentu untuk makanan (sakarin dan nitrat), obat,
rokok, dan alkohol. Pada keadaan tertentu, sebagian bahan seperti tembakau
dapat berfungsi sebagai inisiator dan promoter.
2.2 Pengobatan penyakit kanker dengan
kemoterapi
Pengobatan kanker tergantung pada jenis atau tipe kanker yang diderita
dan dari mana asal kanker tersebut. Umur, kondisi kesehatan umum pasien serta
sistem pengobatan juga mempengaruhi proses pengobatan kanker. Pada kasus
kanker, pengobatan utama adalah melalui:
- Pembedahan atau operasi.
- Kemoterapi atau dengan cara pemberian obat-obatan.
- Radioterapi atau penggunaan sinar radiasi.
-KEMOTERAPI
A.
Defenisi
Kemoterapi adalah
proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh
atau memperlambat pertumbuhan sel-sel Kanker. Banyak obat yang digunakan dalam
Kemoterapi. Kemoterapi adalah upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan
mengganggu fungsi reproduksi sel. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker
dengan jalan memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.
Kemoterapi
bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum operasi, merusak semua
sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan mengobati beberapa macam
kanker darah.
Kemoterapi Merupakan
bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat sitostatika
yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker.
B.
Tujuan pemberian kemoterapi
- Pengobatan.
- Mengurangi massa tumor selain pembedahan atau radiasi.
- Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.
- Mengurangi komplikasi akibat metastase.
C.
Manfaat Kemoterapi
Manfaat
Kemoterapi antara lain adalah sebagai berikut:
- Pengobatan
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis
Kemoterapi atau beberapa jenis Kemoterapi.
- Kontrol
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan Kanker agar
tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
- Mengurangi Gejala
Bila kemotarapi tidak dapat menghilangkan Kanker, maka Kemoterapi yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada penderita, seperti
meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukuran
Kanker pada daerah yang diserang.
D. Macam
– Macam Obat Kemoterapi
Obat
kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya adalah :
- Obat golongan Alkylating agent, platinum Compouns, dan Antibiotik Anthrasiklin obst golongan ini bekerja dengan antara lain mengikat DNA di inti sel, sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan replikasi.
- Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa inti sel, yang berakibat menghambat sintesis DNA.
- Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid, dan Taxanes bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan mitosis sel.
- Obat golongan Enzim seperti, L-Asparaginase
bekerja dengan menghambat sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam
sintesis DNA dan RNA dari sel-sel kanker tersebut.
- Kanker Payudara
Pada kasus kanker payudara, obat-obatan kemoterapi biasanya diberikan
dalam bentuk cocktail-perpaduan beberapa obat, seperti:
AC: Antrasiklin & Cyclophosphamide
TC: Taxanes & Cyclophosphamide
AC+Taxol® : Antrasilin, Cyclophosphamide dan Taxol
AC biasa diberikan untuk kasus kanker payudara yang belum menyebar ke kelenjar getah bening (4 siklus) atau sudah menyebar ke getah bening (6 siklus). Biasanya diberikan dalam interval 3 minggu.
TC biasanya diberikan untuk wanita yang terdeteksi kanker payudara stadium awal. Biasa diberikan dalam 4-6 siklus setiap 3 minggu. Efek sampingnya juga lebih rendah daripada AC.
AC+Taxol biasa diberikan dalam bentuk 4 siklus AC yang diikuti oleh 4 siklus Taxol dan biasanya diberikan untuk kanker payudara yang sudah menyebar ke getah bening.
AC: Antrasiklin & Cyclophosphamide
TC: Taxanes & Cyclophosphamide
AC+Taxol® : Antrasilin, Cyclophosphamide dan Taxol
AC biasa diberikan untuk kasus kanker payudara yang belum menyebar ke kelenjar getah bening (4 siklus) atau sudah menyebar ke getah bening (6 siklus). Biasanya diberikan dalam interval 3 minggu.
TC biasanya diberikan untuk wanita yang terdeteksi kanker payudara stadium awal. Biasa diberikan dalam 4-6 siklus setiap 3 minggu. Efek sampingnya juga lebih rendah daripada AC.
AC+Taxol biasa diberikan dalam bentuk 4 siklus AC yang diikuti oleh 4 siklus Taxol dan biasanya diberikan untuk kanker payudara yang sudah menyebar ke getah bening.
- Kanker Serviks
Kemoterapi biasanya merupakan standard pengobatan kanker serviks yang
sudah menyebar. Obat kemo yang paling sering digunakan adalah Cisplatin, yang
biasanya dibarengi dengan radioterapi. Ada obat-obatan kemoterapi lainnya,
seperti:
- Carboplatin
- Paclitaxel
- Fluororacil, 5-FU
- Cyclophosphamide
- Ifosfamide
- Kanker Hati
Pada kasus kanker hati stadium lanjut, biasanya penggunaan obat-obatan
kemoterapi terbatas manfaatnya karena kebanyakan kasus kanker hati stadium
lanjut cukup resistant terhadap banyak obat kemoterapi.
Namun demikian, kemoterapi dapat digunakan pada kasus kanker hati stadium
awal. Berikut ini adalah obat-obatan kemoterapi yang umum digunakan di negara
maju untuk mengobati kanker hati (hepatocellular carcinoma):
Negara
|
Urutan Pertama
|
Urutan Kedua
|
Urutan Ketiga
|
Eropa
|
Gemcitabine
|
Oxaliplatin
|
Mitomycin
|
Amerika
Serikat
|
Gemcitabine
|
Bevacizumab
|
Fluororacil
|
Jepang
|
Epirubicin
|
Gemcitabine
|
Mitomycin
|
Cina
|
Fluororacil
|
Pirarubicin
|
Oxaliplatin
|
- Kanker Paru
Pada kasus kanker paru stadium awal, kemoterapi dianggap cukup efektif
dan biasanya dibarengi dengan pengobatan lainnya, seperti: operasi/pembedahan
dan/atau radioterapi.
Untuk kasus kanker paru stadium lanjut (NSCLC), kemoterapi biasanya
menjadi opsi utama pengobatan untuk jenis kanker paru yang sudah menyebar
ataupun ukurannya terlalu besar untuk dioperasi. \
Sejak tahun 2006, untuk kasus kasus kanker paru stadium lanjut, biasanya
diobati dengan kombinasi obat target terapi bevacizumab (Avastin®) dengan obat
kemo berbasis platinum, seperti: Carboplatin ataupun Cisplatin.
- Leukemia
Kemoterapi biasanya merupakan terapi utama untuk mengobati leukemia,
karena tidak dapat dioperasi. Untuk mengobati leukemia, diperlukan kemoterapi
yang intensif dan pasien biasanya perlu rawat inap di rumah sakit.
Beberapa protocol regimen yang umum digunakan untuk mengobati kasus leukemia akut adalah:
Beberapa protocol regimen yang umum digunakan untuk mengobati kasus leukemia akut adalah:
- daunomycin (Cerubidine) atau idarubicin (Idamycin)
- cytarabine (Cytosar)
Untuk kasus leukimia akut stadium lanjut, biasanya diobati dengan
transplantasi sum-sum tulang, ataupun radio-imunoterapi dan adoptive T-cell
terapi.
E. Jenis
Kemoterapi
1.
Kemoterapi tunggal : hanya diberikan satu macam obat
2.
Kemoterapi kombinasi : Diberikan lebih dari satu macam
obat secara bersamaan
F. Bentuk
Sediaan
Kemoterapi dapat
diberikan dengan cara Infus, Suntikan langsung (pada otot, bawah kulit, rongga
tubuh) dan cara Diminum (tablet/kapsul).
- Dalam bentuk tablet atau kapsul yang harus diminum beberapa kali sehari. Keuntungan kemoterapi oral semacam ini adalah: bisa dilakukan di rumah.
- Dalam bentuk suntikan atau injeksi. Bisa dilakukan di ruang praktek dokter, rumah sakit, klinik, bahkan di rumah.
- Dalam bentuk infus. Dilakukan di rumah sakit, klinik, atau di rumah (oleh paramedis yang terlatih).
G. Dosis
Dihitung berdasar
Luas Permukaan Tubuh (LPB). Sedangkan LPB dihitung dengan table berdasarkan
tinggi badan dan berat badan.
Apabila tubuh pasien
makin kurus selama pemberian kemoterapi seri I dan II maka untuk pemberian seri
selanjutnya harus diukur lagi LPB-nya, mis: BB = 56 kg, TB = 150 cm, LPT =
1,5m2. Dosis obat X : 50 mg/m2, berarti penderita harus mendapat obat 50 x 1,5
mg = 75 mg.
H.
Prinsip kerja obat kemoterapi (sitostatika) terhadap kanker atau
Farmakodinamika
Sebagian besar obat
kemoterapi (sitostatika) yang digunakan saat ini bekerja terutama terhadap
sel-sel kanker yang sedang berproliferasi, semakin aktif sel-sel kanker tersebut
berproliferasi maka semakin peka terhadap sitostatika hal ini disebut Kemoresponsif,
sebaliknya semakin lambat prolifersainya maka kepekaannya semakin
rendah , hal ini disebut Kemoresisten.
Pada inti sel, pada
waktu sel membelah (mitosis). Makin cepat sel bermitosis, makin sensitive
terhadap kemoterapi.
CELL CYCLE PHASE
SPECIFIC, yaitu obat yang bekerja pada sel yang berkembang aktif, jadi harus
diberikan secara kontinyu.
CELL CYCLE PHASE NON
SPECIFIC, yaitu obat yang bekerja pada sel yang berkembang maupun yang
istirahat, jadi dapat diberikan secara single bolus.
I. Pola
pemberian kemoterapi
1.
Kemoterapi Induksi
Ditujukan untuk
secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau jumlah sel kanker, contoh pada
tomur ganas yang berukuran besar (Bulky Mass Tumor) atau pada keganasan darah
seperti leukemia atau limfoma, disebut juga dengan pengobatan penyelamatan.
- Kemoterapi Adjuvan
Biasanya diberikan
sesudah pengobatan yang lain seperti pembedahan atau radiasi, tujuannya adalah
untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih tersisa atau metastase kecil yang
ada (micro metastasis).
- Kemoterapi Primer
Dimaksudkan sebagai
pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan pada kanker yang bersifat
kemosensitif, biasanya diberikan dahulu sebelum pengobatan yang lain misalnya
bedah atau radiasi.
- Kemoterapi Neo-Adjuvan
Diberikan
mendahului/sebelum pengobatan /tindakan yang lain seperti pembedahan atau
penyinaran kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi lagi. Tujuannya adalah untuk
mengecilkan massa tumor yang besar sehingga operasi atau radiasi akan lebih
berhasil guna.
J.
Indikasi
Persyaratan Pasien yang Layak diberi Kemoterapi :
Pasien dengan
keganasan memiliki kondisi dan kelemahan kelemahan, yang apabila diberikan
kemoterapi dapat terjadi untolerable side effect. Sebelum memberikan kemoterapi
perlu pertimbangan sbb :
- Menggunakan kriteria Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) yaitu status penampilan <= 2
- Jumlah lekosit >=3000/ml
- Jumlah trombosit>=120.0000/ul
- Cadangan sumsum tulang masih adekuat misal Hb > 10
- Creatinin Clearence diatas 60 ml/menit (dalam 24 jam) ( Tes Faal Ginjal )
- Bilirubin <2 mg/dl. , SGOT dan SGPT dalam batas normal ( Tes Faal Hepar ).
- Elektrolit dalam batas normal.
- Mengingat toksisitas obat-obat sitostatika sebaiknya tidak diberikan pada usia diatas 70 tahun.
Status Penampilan
Penderita Ca ( Performance Status ) Status penampilan ini mengambil indikator
kemampuan pasien, dimana penyait kanker semakin berat pasti akan mempengaruhi
penampilan pasien. Hal ini juga menjadi faktor prognostik dan faktor yang
menentukan pilihan terapi yang tepat pada pasien dengan sesuai status
penampilannya.
K.
Kontra Indikasi Kemoterapi
1.
Kontra indkasi absolut:
- pada stadium terminal
- Kehamilan trimester pertama
- Kondisi septikemia dan koma.
- Kontra indikasi relatif :
- Bayi <>8g/dl, leukosit > 3000/mm3
L. Cara
pemberian obat kemoterapi
1.
Intra vena (IV)
Kebanyakan
sitostatika diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus IV pelan-pelan
sekitar 2 menit, dapat pula per drip IV sekitar 30 – 120 menit, atau dengan
continous drip sekitar 24 jam dengan infusion pump upaya lebih akurat
tetesannya.
- Intra tekal (IT)
Diberikan ke dalam
canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor dalam cairan otak (liquor
cerebrospinalis) antara lain MTX, Ara.C.
- Radiosensitizer
yaitu jenis
kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi, tujuannya untuk memperkuat efek
radiasi, jenis obat untuk kemoterapi ini antara lain Fluoruoracil, Cisplastin,
Taxol, Taxotere, Hydrea.
- Oral
Pemberian per oral
biasanya adalah obat Leukeran®, Alkeran®, Myleran®, Natulan®, Puri-netol®,
hydrea®, Tegafur®, Xeloda®, Gleevec®.
- Subkutan dan intramuskular
Pemberian sub kutan
sudah sangat jarang dilakukan, biasanya adalah L-Asparaginase, hal ini sering
dihindari karena resiko syok anafilaksis. Pemberian per IM juga sudah jarang
dilakukan, biasanya pemberian Bleomycin.
1.
Topikal
2.
Intra arterial
3.
Intracavity
4.
Intraperitoneal/Intrapleural
Intraperitoneal
diberikan bila produksi cairan acites hemoragis yang banyak pada kanker ganas
intra-abdomen, antara lain Cisplastin. Pemberian intrapleural yaitu diberikan
kedalam cavum pleuralis untuk memusnahkan sel-sel kanker dalam cairan pleura
atau untuk mengehntikan produksi efusi pleura hemoragis yang amat banyak ,
contohnya Bleocin.
M.
Persiapan dan Syarat kemoterapi
1.
Persiapan
Sebelum pengotan
dimulai maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan yang meliputi:
- Darah tepi; Hb, Leuko, hitung jenis, Trombosit.
- Fungsi hepar; bilirubin, SGOT, SGPT, Alkali phosphat.
- Fungsi ginjal; Ureum, Creatinin dan Creatinin Clearance Test bila serim creatinin meningkat.
- Audiogram (terutama pada pemberian Cis-plastinum)
- EKG (terutama pemberian Adriamycin, Epirubicin).
- Syarat :
- Keadaan umum cukup baik.
- Penderita mengerti tujuan dan efek samping yang akan terjadi, informed concent.
- Faal ginjal dan hati baik.
- Diagnosis patologik
- Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi.
- Riwayat pengobatan (radioterapi/kemoterapi) sebelumnya.
- Pemeriksaan laboratorium menunjukan hemoglobin > 10 gram %, leukosit > 5000 /mm³, trombosit > 150 000/mm³.
N.Efek samping kemoterapi
1. Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat
mendadak atau perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang
berlangsung hingga akhir pengobatan.
2. Mual dan
Muntah
Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual
dan muntah. Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan
muntah.
3. Gangguan pencernaan
Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan
ada yang menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit
kadang bisa terjadi.
4. Sariawan
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut
seperti terasa tebal atau infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting
dalam kemoterapi
5. Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi
dua atau tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut
patah di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi.
Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
6. Otot dan
Saraf
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan
mati rasa pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian
bisa terjadi sakit pada otot.
7. Efek Pada
Darah
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi
kerja sumsum tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah
sel darah menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah putih
(leokosit). Penurunan sel darah terjadi pada setiap kemoterapi dan tes darah
akan dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk memastikan jumlah sel
darah telah kembali normal. Penurunan jumlah sel darah dapat mengakibatkan:
a. Mudah terkena infeksi
a. Mudah terkena infeksi
Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun,
karena leokosit adalah sel darah yang berfungsi untuk perlindungan terhadap
infeksi. Ada beberapa obat yang bisa meningkatkan jumlah leokosit.
b. Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses
pembekuan darah. Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit
berhenti, lebam, bercak merah di kulit.
c. Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang
ditandai oleh penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah
merah. Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan
tampak pucat.
8. Kulit dapat
menjadi kering dan berubah warna
Lebih sensitive terhadap matahari. Kuku tumbuh lebih
lambat dan terdapat garis putih melintang.
O. Mengurangi efek samping kemoterapi
efek samping
dari kemoterapi tersebut bisa diminimalkan dengan beberapa tips berikut ini:
1. Mengurangi
rambut rontok.
Menutup kepala dengan menggunakan gel yang dingin atau
menggunakan es selama perawatan bisa mengurangi rambut yang rontok, ini karena
mengurangi obat kemoterapi yang diserap oleh kantung-kantung rambut sehingga
mencegah kerusakan kantung rambut dan rambut rontok.
2. Mengurangi
mual.
Untuk menguranginya bisa dengan menggunakan teh jahe
dan pepermint yang bisa menghangatkan perut secara alami, bisa juga dengan
memakan permen keras yang mengandung mint atau citrus untuk mengurangi mual
yang tidak terlalu parah dan yang terakhir bisa dengan mengkonsumsi vitamin B6.
3. Mengurangi
muntah.
Makan dan minumlah dalam jumlah sedikit namun sering, hindari mengonsumsi
minuman lain sejam sebelum dan sesudah makan serta biasakan mengonsumsi makanan
pada suhu kamar dalam arti tidak terlalu dingin dan panas.
4. Mengurangi
diare.
Bisa dikurangi dengan mengonsumsi pisang, roti putih,
yogurt murni, telur atau dada ayam. Selain itu hindari kafein, kacang-kacangan,
buah yang dikeringkan dan makanan yang terlalu dingin atau panas sehingga bisa
menstimulasi pergerakan usus dengan cepat.
5. Mengurangi
cepat lelah.
Mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B12 seperti
daging atau ikan serta melakukan sedikit olahraga sehingga bisa meningkatkan
kadar energi dalam tubuh.
6. Mengurangi
rasa sakit pada tubuh.
Bisa dengan melakukan akupuntur atau pemijatan yang
bisa mengurangi rasa sakit dan gejala lainnya, serta bisa juga dengan meminum
obat anti peradangan selama kemoterapi atau sesudah melakukan operasi.
7. Mengurangi
depresi atau stres.
Bahagiakan diri sendiri bisa dengan pergi ke salon,
melakukan hal yang disukai atau segala sesuatu yang bisa membuat diri sendiri
bahagia dan tanamkan jiwa optimisme dalam diri bahwa segala sesuatunya pasti
akan berakhir dan sehat kembali.
2.3 Pengobatan penyakit kanker dengan
terapi radiasi
A. Pengertian sinar gamma
Sinar gamma (seringkali dinotasikan dengan huruf Yunani gamma, γ) adalah sebuah bentuk berenergi
dari radiasi elektromagnetik yang diproduksi
oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau
subatomik lainnya seperti penghancuran
elektron-positron.
Sinar gamma membentuk spektrum elektromagnetik energi-tertinggi.
Mereka seringkali didefinisikan bermulai dari energi 10 keV/ 2,42 EHz/ 124 pm,
meskipun radiasi elektromagnetik dari sekitar 10 keV sampai beberapa ratus keV
juga dapat menunjuk kepada sinar X keras. Penting untuk diingat bahwa tidak ada perbedaan
fisikal antara sinar gamma dan sinar X dari energi yang sama — mereka adalah
dua nama untuk radiasi elektromagnetik yang sama, sama seperti sinar
matahari dan sinar bulan adalah dua
nama untuk cahaya
tampak. Namun, gamma dibedakan dengan sinar X
oleh asal mereka. Sinar gamma adalah istilah untuk radiasi
elektromagnetik energi-tinggi yang diproduksi oleh transisi energi karena
percepatan elektron. Karena beberapa transisi elektron memungkinkan untuk
memiliki energi lebih tinggi dari beberapa transisi nuklir, ada penindihan
antara apa yang kita sebut sinar gamma energi rendah dan sinar-X energi tinggi.
Sinar gamma merupakan sebuah bentuk radiasi mengionisasi;
mereka lebih menembus dari radiasi alfa
atau beta
(keduanya bukan radiasi elektromagnetik), tapi kurang
mengionisasi.
B. Proses Sinar Gamma sebagai
Penghambat Sel Kanker
Terapi radiasi, juga disebut Radiotherapy, adalah cara
pengobatan yang sangat efektif dan sangat menuju sasaran untuk menghancurkan
sel kanker yang mungkin masih tertinggal setelah operasi. Radiasi ini dapat
mengurangi resiko kekambuhan.
Radiasi adalah
energi yang dibawa gelombang atau aliran partikel. Ini dapat merubah gen ( DNA
) dan beberapa molekul dari sel. Gen-gen ini mengontrol bagaimana sel dalam
tubuh tumbuh dan membelah. Untuk mengetahui bagaimana radiasi bekerja untuk
pengobatan, perama-tama kita harus mengetahui siklus hidup sel normal dalam
tubuh. Siklus sel terdiri dari 5 phase, yang pertama adalah pemisahan sebuah
sel didalam tubuh. Ketika sel berpisah atau membelah menjadi 2 sel disebut mitosis.
Siklus
Sel :
Go
= Sel sedang diam
G1
= RNA dan protein dibuat
S
= DNA dibuat
G2
= Perlengkapan untuk pembelahan ( mitosis ) di bangun/dibuat
M
= Mitosis ( Sel membelah menjadi dua )
Phase
Go ( resting stage ) :
Sel
belum mulai membelah. Sel menghabiskan waktu paling banyak adalah pada phase
ini. Tergantung dari type sel, langkah ini dapat berlangsung dari beberapa jam
hingga bertahun – tahun. Ketika sel mendapat kode untuk menggandakan, maka
kemudian dia akan menuju phase Go.
Phase
G1:
Selama
phase ini, sel mulai membuat lebih banyak protein guna persiapan untuk
membelah. Phase ini berlangsung antara 18 hingga 30 jam
Phase
S :
Chromosome
– chromosome yang berisi kode genetic ( DNA ) dicopy sehingga kedua sel yang
baru terbentuk itu akan mempunyai jumlah DNA yang sama. Phase ini berlangsung
antara 18 hingga 20 jam.
Phase
G2 :
Phase
ini adalah phase saat-saat sel mulai akan membelah menjadi 2 sel. Ini
berlangsung 2 hingga 20 jam
Phase
M :
Phase
ini adalah phase pada saat sel membelah menjadi 2 sel. Phase ini berlangsung
hanya 30 atau 60 menit.
Siklus sel ini
sangat penting dalam pengobatan kanker, sebab Radiasi biasanya bekerja efektif
pada sel-sel yang dengan aktif atau secara cepat membelah. Pengobatan ini tidak
efektif pada sel yang sedang dalam phase istirahat ( Go ), atau sel yang
membelahnya lambat. RADIOSENSITIVITY adalah cara yang
digunakan untuk menggambarkan bagaimana mudahnya sebuah sel rusak karena
radiasi.
Terapi Radiasi
menyerang sel kanker yang sedang membelah. Tetapi dapat juga mengenai sel
normal. Kerusakan sel normal inilah yang menyebabkan adanya efek samping.
Setiap kali terapi radiasi diberikan, maka akan melakukan secara seimbang
antara menghancurkan sel kanker dan melindungi sel normal.
Dimasa lalu, di
perkirakan bahwa sekali suatu area dilakukan radiasi maka selanjutnya pada area
yang sama tidak bisa lagi dilakukan terapi radiasi dikarenakan kerusakan sel
normal akibat treatment itu. Namun hasil riset terbaru menyatakan bahwa pada
beberapa situasi terapi radiasi kedua dapat diberikan.
C. Proses
Terapi Radiasi
Metode pengobatan
dengan sinar dilakukan dengan cara pemberian sinar luar (radiasi eksterna) dan
sinar dalam (brakhiterapi) yang masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Untuk memperoleh hasil yang optimal seringkali kedua metode
diberikan secara kombinasi.
Radiasi eksterna
dapat diberikan pada hampir semua jenis kanker tidak tergantung pada stadium,
baik awal maupun lanjut, seperti pada anak sebar sel kanker di tulang. Cara
pemberian sinar luar, radiasi terletak pada suatu jarak tertentu (80 cm sampai
100 cm) dari tubuh pasien sinar diarahkan pada lokasi jaringan kanker, biasanya
diikutsertakan pula kelenjar getah bening setempat yang mungkin sudah
mengandung sel-sel kanker.
Kelebihan cara ini
adalah diharapkan semua sel kanker beserta penyebaran ke sekelilingnya akan
memperoleh radiasi sehingga akan mengalami kematian. Sedangkan kerugiannya,
selain jaringan kanker jaringan normal yang sehat yang berada di lapangan
radiasi juga akan memperoleh sinar. Sekalipun jaringan normal mengalami cedera
yang lebih ringan daripada jaringan kankernya, seperti telah diuraikan
sebelumnya, namun apabila jaringan normal terlalu banyak yang terlibat maka
dikhawatirkan akan terjadi efek samping radiasi yang terlalu berat.
Karena itulah
pemberian sinar luar ini harus dibatasi sampai dosis tertentu. Akan timbul
pertanyaan lagi, kalau begitu ada kemungkinan bahwa jaringan kanker memperoleh
dosis yang tidak mematikan ? Benar, hal itu mungkin dapat terjadi. Untuk
mengatasinya diperlukan dosis kompensasi sedemikian rupa sehingga akan tercapai
dosis yang mematikan sel kanker. Dosis tambahan ini hanya dapat diperoleh dari
cara pemberian sinar dalam.
Sesuai dengan
istilahnya maka sinar dalam diberikan dengan cara langsung pada jaringan kankernya,
bisa dengan menancapkan sumber radiasi (berupa jarum) langsung ke jaringan
kanker seperti pada kanker lidah atau prostat, atau dengan menempatkannya pada
struktur anatomis seperti pada kanker rahim. Dengan cara demikian hanya
jaringan kanker saja yang memperoleh dosis sinar, sedangkan jaringan normal
sekitarnya praktis tidak memperolehnya.
Brakhiterapi atau
sinar dalam ini hanya dapat diberikan pada jenis kanker tertentu saja dan yang
paling klasik adalah kanker leher rahim yang telah dimulai sejak ditemukan
unsur radium oleh Madam Curie. Pada saat ini radium tidak digunakan lagi dan
digantikan dengan iridium.
Efek samping yang
dirasakan pada umumnya terjadi pada minggu-minggu pertama pengobatan berupa
rasa lemah, menurunnya nafsu makan, yang biasanya terjadi karena pasien tidak
dapat menerima kenyataan bahwa dirinya menderita kanker, harus menjalani terapi
sinar yang dinilai menakutkan, atau perjalanan dari rumah ke tempat pengobatan
yang melelahkan.
Pengobatan sinar ini
biasanya memakan waktu 5-6 minggu bahkan kadang lebih. Pemberian informasi
mengenai penyakit serta metode pengobatan yang akan diterima disamping
pemberian pengobatan yang bertujuan menghilangkan keluhan, akan sangat membantu
pasien. Disamping efek samping umum seperti di atas, terjadi juga efek samping
lokal sesuai dengan tempat radiasi.
Namun, meskipun
berbagai metode pengobatan terkini ditopang oleh peralatan modern, kegagalan
masih selalu dapat terjadi. Faktor kegagalan tersering adalah lambatnya pasien
meminta pertolongan dokter sehingga penyakit telah mencapai stadium lanjut,
disamping kepatuhan pasien terhadap program pengobatan.
Karena itu melakukan
pemeriksaan penyaring maupun segera berkonsultasi ke dokter bila ada keluhan,
merupakan tindakan yang bijaksana.
D. Tujuan Terapi Radiasi
Terapi Radiasi
dianggap sebagai pengobatan local karena hanya sel didalam dan
disekitar kanker yang dituju. Ini tidak begitu bermanfaat melawan kanker yang
sudah menyebar. Karena Terapi Radiasi umumnya tidak dibuat untuk menjangkau
seluruh bagian tubuh.
Radiasi berguna untuk beberapa tujuan :
a.
Menyembuhkan atau mengecilkan kanker pada stadium dini. Beberapa
kanker sangat sensitive pada radiasi. Radiasi digunakan untuk membuat kanker
mengecil atau hilang sama sekali. Untuk kasus kanker lain, bisa digunakan untuk
mengecilkan tumor sebelum operasi ( pre-operative therapy ).
Atau setelah operasi yang tujuannya untuk menjaga agar kanker tidak kambuh ( adjuvant
therapy ). Bisa juga, terapi ini digunakan bersamaan dengan
chemotherapy.
b. Mencegah
agar kanker tidak muncul di area lain. Apabila suatu jenis kanker
diketahui menyebar ke area tertentu, dokter sering beranggapan bahwa
kemungkinan beberapa sel kanker telah menyebar kesana, meskipun imaging scan (
CT atau MRI ) tidak menunjukkan adanya tumor . Pada area itu kemungkinan akan
dilakukan treatment untuk mencegah agar sel tersebut tidak berubah menjadi
tumor. Sebagai contoh, pasien dengan beberapa type kanker paru-paru, mungkin
akan menerima prophylactic ( preventive ) radiasi di
kepala sebab type kanker ini sering menyebar ke otak.
c. Mengobati
gejala-gejala pada kanker stadium lanjut.Beberapa kanker mungkin telah
menyebar jauh dari perkiraan pengobatan. Tetapi ini bukan berarti kanker itu
tidak bisa diobati agar pasien merasa lebih enakkan. Radiasi bisa untuk
membebaskan dari rasa sakit, masalah pada pemasukkan makanan, bernafas atau
pada usus besar, yang semua itu disebabkan oleh kanker yang sudah pada stadium
lanjut. Cara ini biasa dinamakan palliative radiation.
E. Jenis-jenis Radiasi pada
Pengobatan Kanker
Radiasi yang
digunakan untuk pengobatan kanker disebut ionizing radiation. Sebab
ketika electron-electron keluar dari atom,dan menembus jaringan, akan membentuk
ion-ion didalam sel dari jaringan.( ion adalah atom yang telah memperoleh
aliran listrik melalui tambahan atau ketika kehilangan electron ). Ini dapat
membunuh sel atau merubah gen. Bentuk lain dari radiasi, diantaranya adalah
gelombang radio, gelombang micro atau gelombang cahaya yang disebut non-ionizing.Jenis
ini tidak mempunyai energy yang besar dan tidak bisa meng-ionize sel. Ada dua
macam type Ionizing Radiation :
- Photons ( Sinar X dan Sinar Gamma ). Ini sering digunakan
- Radiasi Particle ( electron, proton, neutron,partikel Alpha dan partikel Beta ) Beberapa type Ionizing Radiasi mempunyai energy yang lebih besar daripada yang lain. Semakin besar energy, semakin dalam energy dapat menekan / menembus jaringan. Mengetahui cara kerja tiap-tiap jenis radiasi adalah sangat penting dalam perencanaan pengobatan radiasi. Dokter Radiasi Oncology akan memilih type dan energy radiasi yang cocok untuk tiap pasien kanker.
Jenis-jenis Radiasi
yang biasa digunakan untuk Terapi Radiasi pada pengobatan kanker adalah :
High-energy
photon
Berasal dari
radioactive seperti : Cobalt, Cesium atau mesin yang disebut linear accelerator
( atau disingkat linac ). Jenis-jenis ini yang sekarang banyak digunakan.
Electron
Beams
Diperoleh dari
linear accelerator yang digunakan untuk tumor-tumor yang dekat dengan permukaan
tubuh, dan tidak terlalu menekan kedalam jaringan.
Proton
Termasuk bentuk
pengobatan baru. Proton adalah bagian dari atom yang menyebabkan sedikit
kerusakan jaringan yang dilewati, tapi sangat bagus dalam membunuh sel dan
jalan yang dilaluinya.Ini artinya, bahwa Proton Beams bisa lebih banyak
mengalirkan radiasi ke kanker meskipun begitu efek samping yang diakibatkan
pada jaringan normal disekitarnya sangat kecil.Tapi untuk penggunaan secara
rutin untuk pengobatan kanker, masih perlu studi lebih lanjut.Proton beams
untuk terapi radiasi masih memerlukan peralatan special dan hanya digunakan
pada rumah sakit tertentu.
Neutrons
Digunakan untuk
beberapa kanker pada kepala, leher,dan prostate. Ini bisa juga digunakan
apabila terapi radiasi lain tidak efektif.Sekarang jarang digunakan karena
untuk jangka panjang, efek sampingnya agak berbahaya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kanker (neoplasia) adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal
yang cenderung menginvasi jaringan di sekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat
yang jauh. Sel-sel kanker ini berproduksi dengan kecepatan yang inheren.
Pergerakan sel-sel kanker dari satu bagian tubuh ke bagian yang lain disebut metastasis.
Kemoterapi Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat
sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi
sel-sel kanker. Tujuan pemberian kemoterapi : Pengobatan,
Mengurangi massa tumor selain pembedahan atau radiasi, Meningkatkan
kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup, Mengurangi komplikasi akibat
metastase.
Biofisika mempelajari tentang bagaimana mengaplikasikan hasil
temuan bidang fisika terhadap dunia biologis (ilmu penyakit dan
penanggulangannya). Sebagai contoh, penggunaan sinar gamma sebagai penghambat
sel kanker.
Sinar gama (seringkali dinotasikan dengan
huruf Yunani gama, γ) adalah sebuah bentuk berenergi
dari radiasi elektromagnetik yang diproduksi
oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau
subatomik lainnya seperti penghancuran
elektron-positron. Kanker (neoplasia) adalah suatu pertumbuhan
sel-sel abnormal yang cenderung menginvasi jaringan di sekitarnya dan menyebar
ke tempat-tempat yang jauh. Dan Metode pengobatan dengan sinar dilakukan dengan
cara pemberian sinar luar (radiasi eksterna) dan sinar dalam (brakhiterapi)
yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk memperoleh hasil
yang optimal seringkali kedua metode diberikan secara kombinasi.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca terutama pembaca
yang mengalami kanker agar dapat memahami bahwa kemoterapi tidak terlalu
membahayakan jika mengikuti prosedur yang telah ditentukan sehingga dapat
membasmi seluruh sel-sel Kanker sampai ke akar-akarnya, sampai ke lokasi yang
tidak terjangkau pisau bedah. Paling tidak untuk mengontrol sel-sel Kanker agar
tidak menyebar lebih luas.
Dan setelah
membaca makalah ini juga,
mudah-mudahan dapat menambah pengetahuan dan referensi Anda mengenai penggunaan
sinar gamma sebagai penghambat sel kanker. Sehingga Anda dapat mengetahui
bagaimana cara menghambat pertumbuhan sel kanker.
DAFTAR PUSTAKA
Subagian
Onkologi Ginekologi, 1998, Penuntun Pelayanan-Pendidikan-Penelitian,
Bagian obstetriginekologi, FKUI, Jakarta.
- DA. Pratiwi, Sri maryati, Srikini, Suharno, dan Bambang
S. Penerbit : Erlangga 2006. Biologi untuk SMA Kelas XI.Jilid 2 Jakarta.
Penerbit Erlangga.
-
Istamar Syamsuri, dkk.2006.Biologi untuk SMP
Kelas VIII. Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.