KETIDAKJUJURAN
10 November 2010 pukul 13:49
Laki-laki itu adalah dokter. Beberapa saat setelah mengantikan Syaikh
Ahmad Yassin meminpin Hamas, beberapa wartawan mewancarainya. Ada yang
berdengung dalam kata-katanya, “…semua di antara kita menunggu akhir
kehidupannya. Tidak akan berubah. Sama saja apakah dengan berhentinya
detak jantung atau dengan Apache. Saya lebih suka memilih apache…” dan
dan kita sudah tahu akhir hidup yang begitu persis dengan cita-citanya.
Dengan mata yang gerimis, saya mengenangnya, dr ‘Abdul ‘Aziz Al Rantisi.Mengenang Al Rantisi, saya teringat sebuah kisah di masa Rasulullah. Ada seorang sahabat yang berjihad dengan gagah berani dalam sebuah pertempuran di masa rasulullah, ketika pertempuran berakhir, rasulullah memberikan kepadanya bagian dari rampasan perang, tetapi ia menolak dan berkata “Demi Allah! Bukan untuk ini saya berperang bersama engkau. Saya berperang bersamamu agar saya terkena anak panah di sini…….lalu saya mendapati janji surgaNYA!!!” dia menunjuk pada tenggorokannya. Setelah sahabat ini beranjak, Rasulullah bersabda. “jika dia JUJUR pada Allah, Allah akan memenuhi kata-katanya…”
BENAR.ketika perang usai, sahabat ini ditemukan dalam kondisi syahid dengan anak panah menancap dilehernya, Shadaqallah wa shadaqqa Rasulullah…………Apa yang kita ambil dari kisah ini?
Pentingnya sebuah niat dan kejujuran dalam sebuah perbuatan, yang pertama adalah takaran tolak ukur permulaan cita-cita……..sungguh benar apa yang dikatakan Rasulullah niat kan menentukan apa yang ia akan dapat pada akhir perbuatannya, maka tak jarang kita mendapati janji-janji palsu, perubahan sikap dan pelencengan dari tujuan awal ini semua kembali kepada niat…jika seseorang telah benar-benar meniatkan segala hidupnya untuk Allah dan berjuang untuk mementingkan kejayaan umat maka takkan ada kata lelah, keluh, merasa sendiri dan putus asa. Karena ia sangat yakin bahwa Allah lah yang jadi penolongnya, Yang menberi kekuatan kepadanya, Dan Yang selalu menemaninya dalam setiap langkah yang menghimpit, tuluskan niatmu kepada Allah…..maka kita tidak akan serta merta menyalahkan keegoisan manusia…..karena bagi seorang pejuang bertambahnya beban adalah sebuah kenikmatan bukan keluhan, tuluskan niatmu hanya kepada Allah…..karena bersama Allah kita yakin semua akan baik-baik saja.
Yang kedua adalah kejujuran…….tak di sangka-sangka ternyata kita hidup dengan banyak ketidakjujuran……..banyak kepedulian yang backgroundnya kepentingan, banyak kepedulian yang lahir dari rahim peringatan dan teguran Allah yang berupa bencana alam atau penderitaan yang terekspos media, dan ketidakjujuran kita terhadap diri kita sendiri. Banyak yang tak sadar dengan penanaman pelajaran ketidakjujuran dalam diri anak-anaknya……pernahkah kita menyuruh atau menjanjikan kepada anak-anak kita dengan iming-iming sesuatu untuk melakukan pekerjaan atau sekedar meredakan tangisnya? Tapi setelah itu kita tak memberi sesuatupun………..,
Banyak ketidakjujuran yang terus kita lakukan tiap harinya tapi kita jarang sekali menyadarinya………kenapa umat islam dalam al qur’an di sebut Rahmatan lil Alamin? Karena islam mengajarkan umat muslim selalu terdepan dalam kepedulian……dan bahasa jihad yang paling tinggi adalah bahasa cinta……bukan bahasa pedang, umat islam mengangkat pedang kala hak-haknya di rampas bukan menyerang…………tapi dimanakah kejujuran sebahagian umat islam zaman ini? Sungguh tidak jujur bagi yang bisa berpakaian yang harganya wah……namun di lain pihak saudara-saudara kita seagama pindah agama karena agama yang lain lebih peduli daripada kita? Ini adalah FAKTA…….disetiap bencana akan ada selalu pertarungan akidah, kesempatan untuk mencari celah perpindahan agama, di saat saudara-saudara kita butuh kejujuran dalam kepedulian yang berkesinambungan……..dan kita tenggelam dalam ketidakjujuran, dan yang mengambil peran-peran itu kaum non muslim……,
Ketidakjujuran kita banyak terjadi pada kenyamanan hidup dan tidur, keenakan makan dan istirahatnya pikiran kita yang panjang…………..di lain pihak permurtadan, kemiskinan dan kelaparan melanda saudara-saudara kita. Ketidak jujuran kita dalam status kemusliman kita. Belum dengan kapasitas keilmuan yang benar-benar tidak jujur…..berapa banyak Sarjana-sarjana yang keluar tiap tahunnya wisuda namun tak menyerminkan peradaban…..,
Niat dan kejujuran kunci keberkahan dalam perbuatan, jika keduanya hilang tak dapat di sanksikan bahwa yang hilang dari bangsa ini adalah keberkahan………masihkan tidak jujur dan berniat selain untuk mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah??????