Contoh Makalah Pengelolaan Bahasa
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi yang
disampaikan seseorang ke orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi
maksud dan tujuannya.
Kamus Webster mendefinisikan bahasa sebagai A systematic means
of communication ideas or feeling by the use of communication sign, sounds,
gestures, or mark having understood meanings.
Dari dua makna umum tentang bahasa di atas, ada persamaan yang
jelas. Persamaan itu adalah bahwa bahasa ditempatkan sebagai alat
komunikasi antar manusia untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan dengan
menggunakan simbol-simbol komunikasi baik yang berupa suara, gestur (sikap
badan), atau tanda-tanda berupa tulisan.
Sebagai sebuah istilah dalam linguistik, Kridalaksana (1993:21)
mengartikannya sebagai sebuah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang
dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Pei dan Gaynor (1975:119)
mengatakan bahwa bahasa adalah A system of communication by sound, i.e.,
through the organs of speech and hearing, among human beings of certain group
or community, using vocal symbols possessing arbitrary conventional meaning.
Dari pandangan ahli linguistik seperti Kridalaksana, Pei, dan Gaynor di
atas, bahasa ditekankan sebagai sebuah sistem lambang. Istilah sistem
mengandung makna adanya keteraturan dan adanya unsur-unsur pembentuk.
1
|
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat
di ambil rumusan sebagai berikut
1. Bagaimana cara pengelolaan bahasa pada
usia dini ?
2. Bagamana tindakan orang tua dalam
pengelolaan bahasa usia dini ?
3. Apa saja saran buat ayah dan ibu dalam pengelolaan bahasa pada usia dini?
C. Tujuan
1. Untuk memahami cara pengelolaan bahasa
pada usia dini
2. Untuk mengetahui tindakan orang tua dalam
pengelolaan bahasa usia dini
3. Untuk mengetahui saran
untuk ayah dan ibu dalam pengelolaan
bahasa pada usia dini
D. Manfaat
1.
Dapat
memahami cara pengelolaan bahasa pada usia dini
2.
Dapat
mengetahui tindakan orang tua dalam pengelolaan bahasa usia dini
3.
Dapat
mengetahui saran untuk ayah dan ibu dalam pengelolaan bahasa pada usia dini
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Bahasa Usia Dini
Orangtua sebaiknya
mengetahui tahapan perkembangan kemampuan bicara anak. Jadi, ketika terlihat
ada yang tidak sesuai dengan tahap usia, mereka bisa segera mencari solusinya.
Tahap perkembangan bicara anak secara garis besar adalah sebagai berikut:
1.
Sebelum 12 bulan
Perhatikan apakah si kecil mulai menggunakan suara mereka untuk
"berkomunikasi" dengan lingkungan mereka. Tahap awal perkembangan
bicara adalah mengoceh (babbling). Seiring pertambahan usia (di usia sekitar 9
bulan), anak-anak mulai menggabungkan suara dan mengucapkan kata seperti
"mama" dan "dada" (tanpa tahu maknanya). Dan, sebelum usia
12 bulan, anak mulai lebih tertarik begitu mendengar suara. Anak-anak yang
kelihatannya memandang sesuatu tapi tanpa bereaksi harus diwaspadai sebagai
tanda kehilangan pendengaran (hearing loss).
2.
Usia 12-15 bulan
Di usia ini anak-anak mulai menguasai satu atau dua kata bermakna (di
luar kata "mama" atau "dada"). Biasanya kata-kata awal yang
mereka kuasai adalah kata benda. Mereka juga mulai mengerti dan mampu mengikuti
perintah sederhana, seperti, "Mama minta bolanya, ya?"
3.
Usia 18-24 bulan
3
|
4.
Usia 2-3 tahun
Orangtua seringkali menyaksikan "ledakan" kemampuan berbahasa
anak di tahap usia ini. Kosakata mereka meningkat tajam. Secara rutin, mereka
juga mulai menggabungan 3 atau lebih kata menjadi 1 kalimat. Misalnya,
"Letakkan di meja, ya?" Mereka juga mulai bisa mengenal warna dan
konsep perbandingan (besar-kecil).
Lebih detailnya berikut ini akan disajikan informasi seputar tahapan
perkembangan bahasa dan bicara seorang anak. Namun perlu diperhatikan, bahwa
batasan-batasan yang tertera juga bukan merupakan batasan yang kaku mengingat
keunikan setiap anak berbeda satu dengan yang lain. Menurut Dr. Miriam Stoppard
(1995) tahapan perkembangan kemampuan bicara dan berbahasa dapat dibagi sebagai
berikut:
a.
0 - 8 Minggu
Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Bahasa
Pada masa awal, seorang bayi akan mendengarkan dan mencoba mengikuti suara yang didengarnya. Sebenarnya tidak hanya itu, sejak lahir ia sudah belajar mengamati dan mengikuti gerak tubuh serta ekspresi wajah orang yang dilihatnya dari jarak tertentu. Meskipun masih bayi, seorang anak akan mampu memahami dan merasakan adanya komunikasi dua arah dengan memberikan respon lewat gerak tubuh dan suara. Sejak dua minggu pertama, ia sudah mulai terlibat dengan percakapan, dan pada minggu ke-6 ia akan mengenali suara sang ibu, dan pada usia 8 minggu, ia mulai mampu memberikan respon terhadap suara yang dikenalinya.
Pada masa awal, seorang bayi akan mendengarkan dan mencoba mengikuti suara yang didengarnya. Sebenarnya tidak hanya itu, sejak lahir ia sudah belajar mengamati dan mengikuti gerak tubuh serta ekspresi wajah orang yang dilihatnya dari jarak tertentu. Meskipun masih bayi, seorang anak akan mampu memahami dan merasakan adanya komunikasi dua arah dengan memberikan respon lewat gerak tubuh dan suara. Sejak dua minggu pertama, ia sudah mulai terlibat dengan percakapan, dan pada minggu ke-6 ia akan mengenali suara sang ibu, dan pada usia 8 minggu, ia mulai mampu memberikan respon terhadap suara yang dikenalinya.
Tindakan
yang Dapat Dilakukan Orangtua
1.
Semakin dini orang tua menstimulasi anaknya
dengan cara mengajaknya bercakap-cakap dan menunjukkan sikap yang mendorong
munculnya respon dari si anak, maka sang anak akan semakin dini pula tertarik
untuk belajar bicara. Tidak hanya itu, kualitas percakapan dan bicaranya juga
akan lebih baik. Jadi, teruslah mengajak anak Anda bercakap-cakap sejak hari
pertama kelahirannya.
2.
Jalinlah komunikasi dengan dihiasi oleh senyum
Anda, pelukan, dan perhatian. Dengan demikian anak Anda akan termotivasi untuk
berusaha memberikan responnya.
3.
Tunjukkanlah selalu kasih sayang melalui
peluk-cium, dan kehangatan yang bisa dirasakan melalui intonasi suara Anda.
Dengan demikian, Anda menstimulasi terjalinnya ikatan emosional yang erat
antara Anda dengan anak Anda sekaligus membesarkan hatinya.
4.
Selama menjalin komunikasi dengan anak Anda,
jangan lupa untuk melakukan kontak mata secara intensif karena dari pandangan
mata tersebutlah anak bisa merasakan perhatian, kasih sayang, cinta, dan
pengertian. Jika sedang bicara, tataplah matanya dan jangan malah membelakangi
dia.
5.
Jika anak Anda menangis, jangan didiamkan saja.
Selama ini banyak bereda pandangan keliru, bahwa jika bayi menangis sebaiknya
didiamkan saja supaya nantinya tidak manja dan bau tangan. Padahal,
satu-satunya cara seorang bayi baru lahir untuk mengkomunikasikan keinginan dan
kebutuhannya (haus, lapar, kedinginan, kepanasan, kebutuhan emosional,
kelelahan, kebosanan) dia adalah melalui tangisan. Jadi, jika tangisannya tidak
Anda pedulikan, lama-lama dia akan frustasi karena kebutuhannya terabaikan.
Yang harusnya Anda lakukan adalah memberinya perlakuan seperti yang
dibutuhkannya saat ia menangis. Untuk itu, kita sebagai orang tua haruslah
belajar memahami dan mengerti bahasa isyaratnya. Tidak ada salahnya, jika Anda
seakan-akan bertanya padanya, seperti: "rupanya ada sesuatu yang kamu
inginkan,....coba biar Ibu lihat..."
b.
8 - 24 Minggu
Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Bahasa
Tidak lama setelah seorang bayi tersenyum, ia mulai belajar mengekspresikan dirinya melalui suara-suara yang sangat lucu dan sederhana, seperti 'eh', 'ah', 'uh', 'oh' dan tidak lama kemudian ia akan mulai mengucapkan konsonan seperti 'm', 'p', 'b', 'j' dan 'k'. Pada usia 12 minggu, seorang bayi sudah mulai terlibat pada percakapan "tunggal" dengan menyuarakan 'gaga', 'ah goo', dan pada usia 16 minggu, ia makin mampu mengeluarkan suara seperti tertawa atau teriakan riang, danbublling. Pada usia 24 minggu, seorang bayi akan mulai bisa menyuarakan 'ma', 'ka', 'da' dan sejenisnya. Sebenarnya banyak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa seorang anak sudah mulai memahami apa yang orang tuanya atau orang lain katakan. Lucunya, anak-anak itu akan bermain dengan suaranya sendiri dan terus mengulang apa yang didengar dari suaranya sendiri.
Tidak lama setelah seorang bayi tersenyum, ia mulai belajar mengekspresikan dirinya melalui suara-suara yang sangat lucu dan sederhana, seperti 'eh', 'ah', 'uh', 'oh' dan tidak lama kemudian ia akan mulai mengucapkan konsonan seperti 'm', 'p', 'b', 'j' dan 'k'. Pada usia 12 minggu, seorang bayi sudah mulai terlibat pada percakapan "tunggal" dengan menyuarakan 'gaga', 'ah goo', dan pada usia 16 minggu, ia makin mampu mengeluarkan suara seperti tertawa atau teriakan riang, danbublling. Pada usia 24 minggu, seorang bayi akan mulai bisa menyuarakan 'ma', 'ka', 'da' dan sejenisnya. Sebenarnya banyak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa seorang anak sudah mulai memahami apa yang orang tuanya atau orang lain katakan. Lucunya, anak-anak itu akan bermain dengan suaranya sendiri dan terus mengulang apa yang didengar dari suaranya sendiri.
Tindakan
yang Dapat Dilakukan Orangtua
1.
Untuk bisa berbicara, seorang anak perlu latihan
mekanisme berbicara melalui latihan gerakan mulut, lidah, bibir. Sebenarnya,
aktivitas menghisap, menjilat, menyemburkan gelembung dan mengunyah merupakan
kemampuan yang diperlukan. Oleh sebab itu, latihlah anak Anda baik dengan
permainan maupun dengan makanan.
2.
Sering-seringlah menyanyikan lagu untuk anak
Anda dengan lagu-lagu anak-anak yang sederhana dan lucu, secara berulang dengan
penekanan pada ritme dan pengucapannya. Bernyanyilah dengan diselingi
permainan-permainan yang bernada serta menarik. Jadi, luangkan lah waktu Anda
untuk terlibat dalam kegiatan menarik seperti itu agar kemampuan bicara dan
berbahasa anak Anda lebih berkembang.
3.
Salah satu cara seorang anak berkomunikasi di
usia ini adalah melalui tertawa. Oleh sebab itu, sering-seringlah bercanda
dengannya, tertawa, membuat suara-suara dan ekspresi lucu agar kemampuan
komunikasi dan interaksinya meningkat dan mendorong tumbuhnya kemampuan bahasa
dan bicara.
4.
Setiap bayi yang baru lahir, mereka akan belajar
melalui pembiasaan atau pun pengulangan suatu pola, kegiatan, nama atau
peristiwa. Melalui mekanisme ini Anda mulai bisa mengenalkan kata-kata yang
bermakna pada anak pada saat melakukan aktivitas rutin, seperti : pada waktu
mau makan, Anda bisa katakan "nyam-nyam"
c.
28 Minggu - 1 Tahun
Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Bahasa
Usia 28 minggu seorang anak mulai bisa mengucapkan 'ba', 'da', 'ka' secara jelas sekali. Bahkan waktu menangis pun vokal suaranya sangat lantang dan dengan penuh intonasi. Pada usia 32 minggu, ia akan mampu mengulang beberapa suku kata yang sebelumnya sudah mampu diucapkannya. Pada usia 48 minggu, seorang anak mulai mampu sedikit demi sedikit mengucapkan sepatah kata yang sarat dengan arti. Selain itu, ia mulai mengerti kata "tidak" dan mengikuti instruksi sederhana seperti 'bye-bye' atau main 'ciluk-baa'. Ia juga mulai bisa meniru bunyi binatang seperti 'guk', 'kuk', 'ck'..
Usia 28 minggu seorang anak mulai bisa mengucapkan 'ba', 'da', 'ka' secara jelas sekali. Bahkan waktu menangis pun vokal suaranya sangat lantang dan dengan penuh intonasi. Pada usia 32 minggu, ia akan mampu mengulang beberapa suku kata yang sebelumnya sudah mampu diucapkannya. Pada usia 48 minggu, seorang anak mulai mampu sedikit demi sedikit mengucapkan sepatah kata yang sarat dengan arti. Selain itu, ia mulai mengerti kata "tidak" dan mengikuti instruksi sederhana seperti 'bye-bye' atau main 'ciluk-baa'. Ia juga mulai bisa meniru bunyi binatang seperti 'guk', 'kuk', 'ck'..
Tindakan
yang Dapat Dilakukan Orangtua
1.
Jadilah model yang baik untuk anak Anda terutama
pada masa ini lah mereka mulai belajar meniru kata-kata yang didengarnya dan
mengucapkannya kembali. Ucapkan kata-kata dan kalimat Anda secara perlahan,
jelas dengan disertai tindakan (agar anak tahu artinya atau korelasinya antara
kata yang Anda ucapkan dengan tindakan kongkritnya), dan jangan lupa, bahasa
tubuh dan ekspresi wajah Anda juga harus pas.
2.
Anak Anda akan belajar bicara dengan bahasa yang
tidak jelas bagi Anda. Jadi, ini lah waktunya untuk Anda berdua (Anda dengan
anak) saling belajar untuk bisa saling memahami keinginan dan maksud berdua.
Jadikanlah kegiatan ini sebagai salah satu bentuk permainan yang menyenangkan
agar anak Anda tidak patah semangat untuk terus mencoba mengucapkan secara pas
dan jelas. Namun, jika Anda malas memperhatikan "suaranya", apa yang
dimaksudnya, dan tidak mengulangi suaranya, atau bahkan ekspresi wajah Anda
membuat dirinya jadi enggan mencoba, maka anak Anda akan merasa bahwa
"tidak memungkinkan baginya untuk mencoba mengekspresikan keinginan karena
orang dewasa tidak akan ada yang mengerti dan mau mendengarkan".
3.
Kadang-kadang, ikutilah gumamannya, namun, Anda
juga perlu mengucapkan kata secara benar. Jika suatu saat ia berhasil
mengucapkan suatu suku kata atau kata dengan benar, berilah pujian yang
disertai dengan pelukan, ciuman, tepuk tangan..dan sampaikan padanya,
"betapa pandainya dia".
4. Jika
mengucapkan sebuah kata, sertailah dengan penjelasan artinya. Lakukan hal ini
terus menerus meski tidak semua dimengertinya. Penjelasan bisa dilakukan misal
dengan menunjukkan gambar, gerakan, sikap tubuh, atau pun ekspresi.
d.
1 Tahun - 18 Bulan
Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Bahasa
Pada usia setahun, seorang anak akan mampu mengucapkan dua atau tiga patah kata yang punya makna. Sebenarnya, ia juga sudah mampu memahami sebuah obyek sederhana yang diperlihatkan padanya. Pada usia 15 bulan, anak mulai bisa mengucapkan dan meniru kata yang sederhana dan sering didengarnya untuk kemudian mengekspresikannya pada porsi/ situasi yang tepat. Usia 18 bulan, ia sudah mampu menunjuk obyek-obyek yang dilihatnya di buku dan dijumpainya setiap hari. Selain itu ia juga mampu menghasilkan kurang lebih 10 kata yang bermakna.
Pada usia setahun, seorang anak akan mampu mengucapkan dua atau tiga patah kata yang punya makna. Sebenarnya, ia juga sudah mampu memahami sebuah obyek sederhana yang diperlihatkan padanya. Pada usia 15 bulan, anak mulai bisa mengucapkan dan meniru kata yang sederhana dan sering didengarnya untuk kemudian mengekspresikannya pada porsi/ situasi yang tepat. Usia 18 bulan, ia sudah mampu menunjuk obyek-obyek yang dilihatnya di buku dan dijumpainya setiap hari. Selain itu ia juga mampu menghasilkan kurang lebih 10 kata yang bermakna.
Tindakan
yang Dapat Dilakukan Orangtua
1.
Semakin mengenalkan anak Anda dengan berbagai
macam suara, bunyi, seperti misalnya suara mobil, motor, kucing, anjing, dsb.
Kenalkan pula pada suara-suara yang sering didengarnya sehari-hari, seperti pintu
terbuka-tertutup, suara air, suara angin berdesir di pepohonan, kertas dirobek,
benda jatuh, dsb.
2.
Sering-seringlah membacakan buku-buku yang
sangat sederhana namun sarat dengan cerita yang menarik untuk anak dan gambar
serta warna yang "eye catching". Tunjukkan obyek-obyek yang terlihat
di buku, sebutkan namanya, jelaskan apa yang sedang dilakukannya, bagaimana
jalan ceritanya. Minta lah padanya untuk mengulang nama yang Anda sebutkan, dan
jangan lupa, berilah pujian jika ia berhasil mengingat dan mengulang nama yang
Anda sebutkan.
3.
Jika sedang bersamanya, sebutkan nama-nama
benda, warna dan bentuk pada setiap obyek yang dilihatnya.
4.
Anda mulai bisa mengenalkan dengan angka dengan
kegiatan seperti menghitung benda-benda sederhana yang sedang dibuat permainan.
Lakukan itu dalam suasana yang santai dan nyaman agar anak tidak merasa ada
tekanan keharusan untuk menguasai kemampuan itu.
e.
18 Bulan - 2 Tahun
Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Bahasa
Pada rentang usia ini, kemampuan bicara anak semakin tinggi dan kompleks. Perbendaharaan katanya pun bisa mencapai 30 kata dan mulai sering mengutarakan pertanyaan sederhana, seperti 'mana ?', 'dimana?' dan memberikan jawaban singkat, seperti 'tidak', 'disana', 'disitu', 'mau'. Pada usia ini mereka juga mulai menggunakan kata-kata yang menunjukkan kepemilikan, seperti 'punya ani', 'punyaku'. Bagaimana pun juga, sebuah percakapan melibatkan komunikasi dua belah pihak, sehingga anak juga akan belajar merespon setelah mendapatkan stimulus. Semakin hari ia semakin luwes dalam menggunakan kata-kata dan bahasa sesuai dengan situasi yang sedang dihadapinya dan mengutarakan kebutuhannya. Namun perlu diingat, oleh karena perkembangan koordinasi motoriknya juga belum terlalu sempurna, maka kata-kata yang diucapkannya masih sering kabur, misalnya 'balon' jadi 'aon', 'roti' jadi 'oti'.
Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua
Pada rentang usia ini, kemampuan bicara anak semakin tinggi dan kompleks. Perbendaharaan katanya pun bisa mencapai 30 kata dan mulai sering mengutarakan pertanyaan sederhana, seperti 'mana ?', 'dimana?' dan memberikan jawaban singkat, seperti 'tidak', 'disana', 'disitu', 'mau'. Pada usia ini mereka juga mulai menggunakan kata-kata yang menunjukkan kepemilikan, seperti 'punya ani', 'punyaku'. Bagaimana pun juga, sebuah percakapan melibatkan komunikasi dua belah pihak, sehingga anak juga akan belajar merespon setelah mendapatkan stimulus. Semakin hari ia semakin luwes dalam menggunakan kata-kata dan bahasa sesuai dengan situasi yang sedang dihadapinya dan mengutarakan kebutuhannya. Namun perlu diingat, oleh karena perkembangan koordinasi motoriknya juga belum terlalu sempurna, maka kata-kata yang diucapkannya masih sering kabur, misalnya 'balon' jadi 'aon', 'roti' jadi 'oti'.
Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua
1.
Mulailah mengenalkan anak Anda pada
perbendaharaan kata yang menerangkan sifat atau kualitas. Seperti "baik,
indah, cantik, dingin, banyak, sedikit, asin, manis, nakal, jelek", dsb.
Caranya, pada saat Anda mengucapkan suatu kata tertentu, sertailah dengan
kualitas tersebut, misalnya "anak baik, anak manis, anak pintar, baju
bagus, boneka cantik, anak nakal, roti manis", dsb.
2.
Mulailah mengenalkan padanya kata-kata yang
menerangkan keadaan atau peristiwa yang terjadi: sekarang, besok, di sini, di
sana, kemarin, nanti, segera, dsb.
3.
Anda juga bisa mengenalkannya kata-kata yang
menunjukkan tempat: di atas, di bawah, di samping, di tengah, di kiri, di
kanan, di belakang, di pinggir; Anda bisa melakukannya dengan menggunakan
contoh gerakan. Banyak model permainan yang dapat Anda gunakan untuk
menerangkan kata-kata tersebut, bahkan dengan permainan, akan jauh lebih
menyenangkan baginya dan bagi Anda.
4.
Yang perlu Anda ingat, janganlah menyetarakan
perkembangan anak Anda dengan anak-anak lainnya karena tiap anak mempunyai dan
mengalami hambatan yang berbeda-beda. Jadi, jika anak Anda kurang lancar dan
fasih berbicara, janganlah kemudian menekannya untuk lekas-lekas mengoptimalkan
kemampuannya. Keadaan ini hanya akan membuatnya stress.
f.
2 Tahun - 3 Tahun
Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Bahasa
Seorang anak mulai menguasai 200 - 300 kata dan senang bicara sendiri (monolog). Sekali waktu ia akan memperhatikan kata-kata yang baru didengarnya untuk dipelajari secara diam-diam. Mereka mulai mendengarkan pesan-pesan yang penuh makna, yang memerlukan perhatian dengan penuh minat dan perhatian. Perhatian mereka juga semakin luas dan semakin bervariasi. Mereka juga semakin lancar dalam bercakap-cakap, meski pengucapannya juga belum sempurna. Anak seusia ini juga semakin tertarik mendengarkan cerita yang lebih panjang dan kompleks. Jika diajak bercakap-cakap, mudah bagi mereka untuk loncat dari satu topik pembicaraan ke yang lainnya. Selain itu, mereka sudah mampu menggunakan kata sambung "sama", misalnya "ani pergi ke pasar sama ibu", untuk menggambarkan dan menyambung dua situasi yang berbeda. Pada usia ini mereka juga bisa menggunakan kata "aku", "saya", "kamu" dengan baik dan benar. Dengan banyaknya kata-kata yang mereka pahami, mereka semakin mengerti perbedaan antara yang terjadi di masa lalu, masa kini dan masa sekarang.
Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua
Seorang anak mulai menguasai 200 - 300 kata dan senang bicara sendiri (monolog). Sekali waktu ia akan memperhatikan kata-kata yang baru didengarnya untuk dipelajari secara diam-diam. Mereka mulai mendengarkan pesan-pesan yang penuh makna, yang memerlukan perhatian dengan penuh minat dan perhatian. Perhatian mereka juga semakin luas dan semakin bervariasi. Mereka juga semakin lancar dalam bercakap-cakap, meski pengucapannya juga belum sempurna. Anak seusia ini juga semakin tertarik mendengarkan cerita yang lebih panjang dan kompleks. Jika diajak bercakap-cakap, mudah bagi mereka untuk loncat dari satu topik pembicaraan ke yang lainnya. Selain itu, mereka sudah mampu menggunakan kata sambung "sama", misalnya "ani pergi ke pasar sama ibu", untuk menggambarkan dan menyambung dua situasi yang berbeda. Pada usia ini mereka juga bisa menggunakan kata "aku", "saya", "kamu" dengan baik dan benar. Dengan banyaknya kata-kata yang mereka pahami, mereka semakin mengerti perbedaan antara yang terjadi di masa lalu, masa kini dan masa sekarang.
Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua
1.
Pada usia ini, anak Anda akan lebih senang
bercakap-cakap dengan anak-anak seusianya dari pada dengan orang dewasa. Oleh
sebab itu, akan baik jika ia banyak dikenalkan dengan anak-anak seusianya dan
dilibatkan pada lingkungan sosial yang bisa memfasilitasi kemampuan sosial dan
berkomunikasinya. Salah satu tujuan para orang tua memasukkan anaknya dalam
nursery school adalah karena alasan tersebut, agar anaknya bisa mengembangkan
kemampuan komunikasi sekaligus sosialisasi. Meskipun demikian, bahasa dan
kata-kata yang diucapkan masih bersifat egosentris, namun lama kelamaan akan
lebih bersifat sosial seiring dengan perkembangan usia dan keluasan jaringan
sosialnya.
2.
Sering-seringlah menceritakan cerita menarik
pada anak Anda, karena sebenarnya cerita juga merupakan media atau sarana untuk
mengekspresikan emosi, menamakan emosi yang disimpannya dalam hati, dan belajar
berempati. Dari kegiatan ini pula lah anak Anda tidak hanya belajar berani
mengekspresikan diri secara verbal tapi juga belajar perilaku sosial.
3.
Ceritakan padanya cerita yang lebih kompleks dan
kenalkan beberapa kata-kata baru sambil menerangkan artinya. Lakukan ini secara
terus menerus agar ia dapat mengingatnya dan mengenalinya dengan mudah ketika
Anda mengulang cerita itu kembali di lain waktu.
c.
3 - 4 Tahun
Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Bahasa. Anak mulai mampu menggunakan kata-kata
yang bersifat perintah; hal ini juga menunjukkan adanya rasa percaya diri yang
kuat dalam menggunakan kata-kata dan menguasai keadaan. Mereka senang sekali
mengenali kata-kata baru dan terus berlatih untuk menguasainya. Mereka
menyadari, bahwa dengan kata-kata mereka bisa mengendalikan situasi seperti
yang diinginkannya, bisa mempengaruhi orang lain, bisa mengajak teman-temannya
atau ibunya. Mereka juga mulai mengenali konsep-konsep tentang kemungkinan,
kesempatan, dengan "andaikan", "mungkin",
"misalnya", "kalau". Perbendaharaan katanya makin banyak
dan bervariasi seiring dengan peningkatan penggunaan kalimat yang utuh.
Anak-anak itu juga makin sering bertanya sebagai ungkapan rasa keingintahuan
mereka, seperti "kenapa dia Ma?", "sedang apa dia Ma?",
"mau ke mana?"
Tindakan
yang Dapat Dilakukan Orangtua
1.
Hindari sikap mengkoreksi kesalahan pengucapan
kata anak secara langsung, karena itu akan membuatnya malu dan malah bisa
mematahkan semangatnya untuk belajar dan berusaha. Anda bisa mengulangi
kata-kata tersebut secara jelas seolah Anda mengkonfirmasi apa yang
dimaksudkannya. Dengan demikian, ia akan memahami kesalahannya tanpa merasa
harus malu.
2.
Pada usia ini, seorang anak sudah mulai bisa
mengerti penjelasan sederhana. Oleh sebab itu, Anda bisa mulai mencoba untuk
mengajaknya mendiskusikan soal-soal yang sangat sederhana; dan tanyakan apa
pendapatnya tentang persoalan itu. Dengan cara itu, Anda melatih cara dan
proses penyelesaian masalah pada anak Anda setahap demi setahap. Hasil dari
tukar pendapat itu sebenarnya juga mempertinggi self-esteem anak karena ia
merasa pendapatnya didengarkan oleh orang dewasa.
3.
Mulailah mengeluarkan kalimat yang panjang dan
kompleks, agar ia mulai belajar meningkatkan kemampuannya dalam memahami
kalimat. Untuk mengetahui apakah ia memahami atau tidak, Anda bisa melihat
respon dan reaksinya; jika ia melakukan apa yang Anda inginkan, dapat diartikan
ia cukup mengerti kalimat Anda.
4.
Anak-anak sangat menyukai kegiatan berbisik
karena hal itu permainan mengasikkan buat mereka sebagai salah satu cara
mengekspresikan perasaan, dan keingintahuan.
5.
Pakailah cerita-cerita dongeng dan fabel yang
sebenarnya mencerminkan dunia anak kita dan memakainya sebagai suatu cara untuk
mengajarkan banyak hal tanpa menyinggung perasaannya. Dengan mendongeng, Anda
mengenalkan padanya konsep-konsep tentang moralitas, nilai-nilai, sikap yang
baik dan jahat, keadilan, kebajikan dan pesan-pesan moral lainnya. Jadikanlah
saat-saat bersama anak Anda sebagai masa yang menyenangkan, ceria, santai dan
segar. Buatlah ini menjadi kebiasaan di waktu-waktu tertentu, seperti sebelum
tidur atau di waktu sore hari.
B.
Saran Untuk Ayah Dan Ibu
Setiap orang
tua pasti mengharapkan anaknya tumbuh sehat dan berkembang secara optimal
sesuai tahap perkembangan yang wajar (bahkan banyak pula yang inginnya lebih).
Untuk itu, beberapa saran untuk menyiapkan kondisi yang positif dan konstruktif
bagi anak :
1.
Asupan gizi dan nutrisi yang baik diperlukan anak mulai
dari masa prenatal hingga post natal, supaya organ bicara dan otak sebagai
pusat pengolahan data dan informasi bisa berfungsi secara optimal
2.
Screening virus. Calon ibu biasanya disarankan untuk
melakukan uji TORCH (Toksoplasma, Rubella, Citomegalo dan Herpes), guna
menghindari adanya virus-virus tersebut yang berbahaya bagi perkembangan janin
(termasuk proses pembentukan jaringan organ panca indera). Berkonsultasilah
dengan dokter ahli supaya mendapatkan gambaran dantreatment yang sesuai.
3.
Tidak ada anak yang sama persis di dunia ini, sehingga
hindarkan sikap membanding-bandingkan anak.
4.
Berkomunikasi secara intensif, kontak mata, bercerita,
berdialog, bekerja sama dengan anak, meski anak belum bisa merespon secara
kompleks. Emosi yang di transfer sudah menjadi bahasa tersendiri yang ditangkap
oleh otak anak sehingga anak mengerti apa yang dikehendaki orangtua.
5.
Gunakan media yang bervariasi untuk mengembangkan
kemampuan bahasa dan bicara anak, sesuai dengan karakter anak. Anak yang masih
resah dan sulit memfokuskan perhatian jangan di paksa untuk membaca buku
seperti anak yang tidak punya problem konsentrasi. Gunakan media lain, seperti
alam dan permainan untuk mengembangkan kemampuan bahasanya.
6.
Waspada terhadap ambisi diri yang bisa menyebabkan
problem emosional pada anak. Saking inginnya anak pintar berbicara dan
berbahasa, orang tua memaksakan dengan cara yang keras dan tidak tepat apalagi
dengan ancaman, hingga anak malah tertekan, takut, bingung, marah dan kesal.
(Dr. Yusa Herwanto.Sp.THT:KL/RAF)
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Semakin dini orang tua menstimulasi
anaknya dengan cara mengajaknya bercakap-cakap dan menunjukkan sikap yang
mendorong munculnya respon dari si anak, maka sang anak akan semakin dini pula
tertarik untuk belajar bicara. Tidak hanya itu, kualitas percakapan dan
bicaranya juga akan lebih baik.
B.
Saran
15
|