CONTOH MAKALAH PLSB


BAB I  PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Fenomena perubahan iklim yang semakin nyata dirasakan dampaknya di seluruh penjuru dunia dan dikuatkan oleh bukti-bukti ilmiah, ternyata tidak berjalan seiring dengan kecepatan galangan kerjasama untuk mencegah munculnya kondisi yang lebih buruk
Manusia di berbagai belahan dunia kini mengalami adanya perubahan iklim yang tidak bisa diduga dan diperkirakan sebelumnya sebagai akibat adanya penurunan kwalitas lingkungan yang menjadi barometer bagi kondisi alam di dunia ini. Manusia-manusia di dunia mulai dikhawatirkan bahkan telah merasakan pengaruh negatif dari adanya penyusutan/pencairan balok-balok es di wilayah  kutub yang merupakan "world refrigator" yang berfungsi menyumbangkan kestabilan suhu-suhu yang sejak dulu ramah dan menjadi teman bagi makhluk-makhuk hidup di sekitarnya.

1.2  RUMUSAN MASALAH
    Bagaimana keadaan kondisi lingkungan 45 tahun yang lalu?
*      Dampak apa saja yang terjadi dari pengaruh perubahan iklim?
*      Bagaimana upaya pemerintah dalam menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan perubahan iklim?
1.3  TUJUAN PENULISAN
*      Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan,Sosial,Budaya,dan Teknologi
*      Untuk Menjelaskan keadaan kondisi lingkungan 45 tahun yang lalu
*      Untuk menjelaskan dampak yang terjadi akibat pengaruh lingkungan
*      Untuk menjelaskan upaya pemerintah dalam menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan perubahan iklim yang sudah mendunia













BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Masalah Perubahan Iklim di Indonesia dan Dunia
Kondisi 45 tahun yang lalu lingkungan di sekitar Terate dan Jakarta tidaklah sepolusi saat ini, udara masih sangat dirasakan bersih dan jarang adanya kepulan asam karbon yang keluar dari knalpot kendaraan dan juga pabrik-pabrik.Kondisi alam masih segar,pemandangan masih terlihat indah.
Seseorang yang berumur kurang lebih 74 tahun yang pernah tinggal di wilayah Terate Propinsi Banten kira-kira berjarak 110 km dari Jakarta menceritakan tentang  kemudahannya bersepeda pulang balik Terate-Jakarta-Terate 45 tahun lalu. Walaupun agak jauh namun beliau tidak merasa lelah dan capai.
Mendengar penjelasan tersebut kita diajak berpikir untuk merasakan bagaimana saatnya apabila kita yang masih muda melakukan hal seperti itu saat ini.Namun kiranya saat ini kita tidak akan mampu,padahal umur tidak membuat seseorang serta merta menjadi lemah sebagaimana seorang kakek-kakek berusia 71 tahun yang berasal dari Jepang berhasil menaklukkan Puncak Himalaya. ketika 45 tahun yang lalu lingkungan di sekitar Terate dan Jakarta tidak lah sepolusi saat ini, udara masih sangat dirasakan bersih dan jarang adanya kepulan asam karbon yang keluar dari knalpot kendaraan dan juga pabrik-pabrik.
Sementara kendaraan yang ditunggangipun merupakan produk yang terbuat dari bahan-bahan besi yang berkwalitas yang menjadikan batang sepeda yang kuat tidak gampang rusak dan bengkok. Dalam perkembangannya kini kita pun tidak dapat lagi mengelak akan keadaan saat ini.Situasi dunia tengah diancam oleh sebuah bencana terhadap kwalitas lingkungan alam yang berefek negatif pada kehidupan makhluk hidup lainnya, khususnya manusia
Bagi Indonesia sendiri, permasalahan lingkungan hidup pun bukanlah menjadi masalah baru. Permasalahan inipun menjadi  fokus perbaikan ke depannya sehingga penanganannya sudah menjadi sangat penting untuk menjadi prioritas kerja ke depannya. Hal ini sudah barang tentu menjadi tanggung jawab secara kolektif (tidak bisa pemerintah ataupun satu pihak saja). Indonesia yang dalam kurun waktu 5 tahun ini mengalami bencana sudah banyak menanggung kerugian khususnya yang akan dirasakan bagi generasi mendatang.  Dalam kasus lingkungan hidup, malahan, pada kenyataannya Indonesia dianggap menjadi salah satu negara yang mempunyai andil yang sangat besar terhadap upaya kelestarian lingkungan dunia dikarenakan hutan-hutan di Indonesia menjadi salah satu paru-paru dunia. 
 Manusia di berbagai belahan dunia kini mengalami adanya perubahan iklim yang tidak bisa diduga dan diperkirakan sebelumnya sebagai akibat adanya penurunan kwalitas lingkungan yang menjadi barometer bagi kondisi alam di dunia ini. Manusia-manusia di dunia mulai dikhawatirkan bahkan telah merasakan pengaruh negatif dari adanya penyusutan/pencairan balok-balok es di wilayah  kutub yang merupakan "world refrigator" yang berfungsi menyumbangkan kestabilan suhu-suhu yang sejak dulu ramah dan menjadi teman bagi makhluk-makhuk hidup di sekitarnya.

Wilayah Eropa yang dulu jarang mengalami musim panas di atas normal kini mereka mengalami suhu panas di atas normal yang membuat mereka harus menyesuaikan diri lagi. Sementara negara-negara di wilayah-wilayah lain seperti negara yang berada di lingkaran khatulistiwa mengalami situasi yang sama, yakni suhu-suhu yang tidak menentu yang mengakibatkan banjir berkepanjangan akibat curah hujan dan juga kekeringan akibat jarang turunnya hujan.

Situasi di atas memang tidak serta merta terjadi tanpa adanya sebab. Berbagai penelitian lingkungan yang dilakukan menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan pengeksplorasian yang cenderung ke arah "pengeksploitasian" baik terhadap sumber daya alam maupun pengembangan konsep pembangunan yang  tidak memperhatikan keseimbangan ekologi/lingkungan hidup adalah penyebab utama dari perubahan iklim/suhu saat ini. Kegiatan-kegiatan penebangan hutan yang hanya mementingkan aspek komersial dan melupakan aspek berkelanjutan terhadap makhluk-makhluk tersebut telah membawa penurunan kwalitas lingkungan alam
2.2 Dampak Perubahan Iklim terhadap lingkungan
Fenomena perubahan iklim yang semakin nyata dirasakan dampaknya di seluruh penjuru dunia dan dikuatkan oleh bukti-bukti ilmiah, ternyata tidak berjalan seiring dengan kecepatan galangan kerjasama untuk mencegah munculnya kondisi yang lebih buruk

Wilayah hutan di negara-negara dunia banyak yang ditemukan gundul sementara hutan adalah paru-parunya dunia yang dapat menetralisir gas-gas beracun. Disamping pula kegiatan pembangunan yang tidak memperhatikan konsep pembangunan yang ramah lingkungan dan berkesinambungan telah membuat lapisan ozone di atas kita semakin menipis dan berlubang yang membuat sinar ultraviolet matahari tidak terfilterkan semestinya akibat penggunaan alat-alat yang dekat dengan kita seperti lemari pendingin/refigrator, pendingin ruangan, bahan-bahan semprot dan busa-busa yang mengandung Chloroffluorocarbon. Kondisi ini semakin memperparah kwalitas lingkungan alam dan juga kwalitas hidup makhluk hidup khususnya manusia.

Salah satu penyakit yang sangat dimungkinkan akibat sengatan ultraviolet ini adalah kanker kulit. Ironisnya, alat-alat itupun menjadi bahagian yang dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari.
 Kejadian-kejadian ini pun semakin diperparah oleh adanya kondisi peperangan di berbagai belahan dunia.

2.3 Upaya Pemerintah dalam menanggulangi dampak perubahan iklim

Saat ini memang banyak diadakan oleh pemimpin negara-negara di dunia dan juga para pihak pemikir dan ahli masalah lingkungan hidup dari lingkungan pemerintahan dan non pemerintahan untuk sama-sama berupaya melindungi lingkungan alam dari efek kegiatan pengeksploitasian dan pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan hidup. Namun pada kenyataannya, upaya-upaya ini masih menghadapi tantangan kalau tidaklah kita mau katakan mengalami hambatan, dengan adanya kebutuhan pembangunan bagi perekonomian negara-negara didunia.

Hal ini terbesit dalam beberapa pertemuan internasional baik yang diselenggarakan di Montreal Kanada tahun 1987 yang membicarakan salah satunya masalah efek dari industrialisasi dan sepuluh tahun kemudian juga Konperensi yang diselenggarakan di Kyoto tahun  1997 tentang Perubahan Iklim yang  kesemua pemecahannya memerlukan tidak saja membutuhkan komitmen tetapi juga tanggung jawab global negara-negara di dunia, khususnya negara-negara besar. Ironis diantara negara-negara ini masih tidak ingin terikat terhadap kesepakatan yang pada intinya adalah untuk menyelamatkan manusia dan lingkungannya.

Berbagai alasan diketemukan mengenai keberatan para pihak untuk tidak serta merta meratifikasi  kedua konvensi di atas, antara lain efek dari hilangnya keuntungan dari sektor industrialisasi mereka dan juga mengenai kesempatan kerja di dunia maju khususnya, sehingga memerlukan waktu bagi negara-negara yang erat dengan industrialisasi di atas untuk mengadakan penyesuaian. 
Berkenaan dengan hal ini, walaupun perkembangan belum menggembirakan namun dalam pertemuan yang beberapa waktu lalu diselenggarakan di Berlin antara para pimpinan-pimpinan negara maju (G-8) plus negara ekonomi baru diharapkan lebih mewujudkan komitmennya ke depan untuk tetap menghidupkan kerjasama bagi pengamanan lingkungan hidup yang bersumber pada penggunaan energi yang ramah lingkungan.

Bagi Indonesia sendiri, permasalahan lingkungan hidup pun bukanlah menjadi masalah baru. Permasalahan inipun menjadi  fokus perbaikan ke depannya sehingga penanganannya sudah menjadi sangat penting untuk menjadi prioritas kerja ke depannya. Hal ini sudah barang tentu menjadi tanggung jawab secara kolektif (tidak bisa pemerintah ataupun satu pihak saja). Indonesia yang dalam kurun waktu 5 tahun ini mengalami bencana sudah banyak menanggung kerugian khususnya yang akan dirasakan bagi generasi mendatang.  Dalam kasus lingkungan hidup, malahan, pada kenyataannya Indonesia dianggap menjadi salah satu negara yang mempunyai andil yang sangat besar terhadap upaya kelestarian lingkungan dunia dikarenakan hutan-hutan di Indonesia menjadi salah satu paru-paru dunia. 

Ironisnya menurut catatan para pemerhati lingkungan hutan Indonesia sebagian besar hutan Indonesia khususnya di Pulau Jawa telah mengalami kerusakan.  Penelantaran terhadap perlindungan hutan inilah yang saat ini menjadi penyebab terjadinya bencana yang memakan banyak kerugian dengan adanya bencana kekeringan dan banjir dan tanah longsor.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah inj kiranya adalah perkembangan dan upaya-upaya yang saat ini sedang dilakukan oleh para pemimpin bangsa di dunia, termasuk di Indonesia tidaklah jauh berbeda dari rasa kekhawatiran sebagian orang yang secara implisit mengkhawatirkan kehidupan yang saat ini sedang terjadi. Bedanya, sebagian orang kini tidak dapat memberikan sumbangan yang "lebih" dari pada para pemimpin-pemimpin saat ini termasuk kita untuk tetap menjaga kwalitas lingkungan alam dan kehidupan sekitar.sementara pemimpin-pemimpin kita dan kita sendiri saat ini masih diberikan kesempatan untuk berbuat banyak secara sendiri-sendiri maupun kolektif di dalam menjaga kwalitas lingkungan hidup
3.2 Saran

Semua kejadiannya ini selayaknya menjadi cermin bagi kita generasi yang mewarisi situasi masa lalu (kalau tidak ingin dikatakan sebagai generasi penerus yang juga merusak) agar menghindari melakukan langkah-langkah yang dapat merusak lingkungan sejak dini, dari hal yang sekecil mungkin, antara lain menjaga kwalitas lingkungan sekitar dengan menjaga kebersihan dan mulai memperhatikan gaya hidup yang ramah lingkungan dan konsumtif terutama dalam hal penggunaan sarana-sarana angkutan yang membutuhkan pembakaran. Karena untuk saat ini dan mungkin dalam jangka panjang, Indonesia akan mengalami keterbatasan akan adanya udara yang bersih atau bahkan air bersih yang secara sporadis kita pun sudah mendengar dan di alami oleh saudara-saudara kita di belahan tanah air.

Kiranya perkembangan dan upaya-upaya yang saat ini sedang dilakukan oleh para pemimpin bangsa di dunia, termasuk di Indonesia tidaklah jauh berbeda dari rasa kekhawatiran sebagian orang yang secara implisit mengkhawatirkan kehidupan yang saat ini sedang terjadi. Bedanya, sebagian orang kini tidak dapat memberikan sumbangan yang "lebih" dari pada para pemimpin-pemimpin saat ini termasuk kita untuk tetap menjaga kwalitas lingkungan alam dan kehidupan sekitar.sementara pemimpin-pemimpin kita dan kita sendiri saat ini masih diberikan kesempatan untuk berbuat banyak secara sendiri-sendiri maupun kolektif di dalam menjaga kwalitas lingkungan hidup.




















DAFTAR PUSTAKA

Astim Ryanto,2000, Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya & Teknologi, Bandung  = Yapenda
Ahmadi, Abu, 1997, Ilmu Sosial Dasar, Ed Baru,
 Jakarta = Rineka Cipta
Effendi, Malikah, 2007, Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya & Teknologi, Bandung + Yasindo Multi Aspek.
http = //www.wikipedia. com  

Pengunjung