Gangguan Pada Sistem Gerak Manusia

Gangguan Pada Sistem Gerak Manusia 

Fraktur / Patah Tulang
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya atau setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.

Fraktur adalah masalah yang akhir-akhir ini sangat banyak menyita perhatian masyarakat, pada arus mudik dan arus balik hari raya idulfitri tahun ini banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang sangat banyak yang sebagian korbannya mengalami fraktur. Banyak pula kejadian alam yang tidak terduga yang banyak menyebabkan fraktur. Sering kali untuk penanganan fraktur ini tidak tepat mungkin dikarenakan kurangnya informasi yang tersedia contohnya ada seorang yang mengalami fraktur, tetapi karena kurangnya informasi untuk menanganinya Ia pergi ke dukun pijat, mungkin karena gejalanya mirip dengan orang yang terkilir.

Fraktur lebih sering terjadi pada orang laki-laki daripada perempuan dengan umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau kecelakaan. Sedangkan pada Usila prevalensi cenderung lebih banyak terjadi pada wanita berhubungan dengan adanya osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormon.
Jenis Fraktur

1. Complete fraktur (fraktur komplet), patah pada seluruh garis tengah tulang,luas dan melintang. Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.
2. Closed frakture (simple fracture), tidak menyebabkan robeknya kulit, integritas kulit masih utuh.
3. Open fracture (compound frakture / komplikata/ kompleks), merupakan fraktur dengan luka pada kulit (integritas kulit rusak dan ujung tulang menonjol sampai menembus kulit) atau membran mukosa sampai ke patahan tulang. Fraktur terbuka digradasi menjadi:
4. Grade I: luka bersih dengan panjang kurang dari 1 cm.
5. Grade II: luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif.
6. Grade III: sangat terkontaminasi, dan mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensif.
7. Greenstick, fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya membengkok.
8. Transversal, fraktur sepanjang garis tengah tulang.
9. Oblik, fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang.
10. Spiral, fraktur memuntir seputar batang tulang.
11. Komunitif, fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.
12. Depresi, fraktur dengan frakmen patahan terdorong ke dalam (sering terjadi pada tulang tengkorak dan wajah).
13. Kompresi, fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang).
14. Patologik, fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang, paget, metastasis tulang, tumor).
15. Avulsi, tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada prlekatannya.
16. Epifisial, fraktur melalui epifisis.
17. Impaksi, fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.
Penanganan
Penanggulangan fraktur terbuka:
1. Obati sebagai suatu kegawatan
2. Evaluasi awal dan diagnosis kelainan yang mungkin akan menjadi penyebab kematian
3. Berikan antibiotik dalam ruang gawat darurat, di kamar operasi dan setelah operasi
4. Segera lakukan debridement dan irigasi yang baik
5. Ulangi debridemen 24-72 jam berikutnya
6. Stabilisasi fraktur
7. Biarkan luka terbuka antara 5-7 hari
8. Lakukan bone graft autogenous secepatnya
9. Rehabilitasi anggota gerak yang terkena
Tahap pengobatan patah tulang terbuka:
1. Pembersihan luka
2. Eksisi jaringan yang mati dan disangka mati
3. Pengobatan patah tulang dan penentuan jenis traksi
4. Penutupan kulit
5. Pemberian antibiotik
6. Pencegahan tetanus
Perawatan lanjut dan rehabilitasi patah tulang terbuka
1. Hilangkan nyeri
2. Mendapatkan dan mempertahankan posisi yang memadai dan flagmen patah tulang
3. Mengusahakan terjadinya union
4. Mengembalikan fungsi secara optimal dengan mempertahankan fungsi otot dan sendi dan pencegahan komplikasi.
Mengembalikan fungsi secara maksimal dengan fisioterapi

Pengunjung