Contoh Makalah Memilih media elektronik (peng sosial, emosional dan agama) | Pendahuluan | Pembahasan | Penutup

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Sekarang ini, struktur bidang pendidikan dan metodologi bidang pendidikan sedang mengalami suatu perubahan penting. Misalnya sekarang ini dunia web, instruksi computer assisted, instruksi yang diprogramkan, teknologi bidang pendidikan, kemampuan multimedia, sedang mengubah kurikulum bidang pendidikan diseluruh dunia. Media elektronik pada suatu tingkatan global sedang mengembangkan strategi dan metodologi bersifat pendidikan sendiri. Kemajuan teknologi ini sedang mendorong kea rah pendekatan yang sedang bercampur dengan suatu lingkungan pergaulan kurikulum yang menyediakan sesuai dengan kebutuhan pelajar mengenai perbaikan diseluruh dunia. Teknologi yang berkembang saat ini bertindak sebagai katalisator untuk perubahan, dengan adanya media baru seperti internet dan multimedia, maka telah menyempurnakan inovasi tidak hanya teknologi, tetapi juga menyediakan jalan baru dalam mendekati instruksi dan pelajaran. Dengan kemajuan teknologi telah mengijinhkan para praktisi untuk mengatur pengembangan interview merancang pada suatu skala yang luas disbanding dengan membatasi usaha ekslusif pada penilaian, analisa, desain, pengembangan, implementasi, evaluasi atau kemajuan berkelanjutan. Penggunaan teknologi juga mempromosikan investigative keterampilan, membuat belajar lebih menyenangkan, menyediakan peluang untuk pengetahuan, dan kesiapan dalam menghadapi suatu perubahan teknologi. Sehingga teknologi sedang mengubah bagaimana kita berfikir tentang kurikulum, dan bagaimana kita berfikir tentang pendidikan, penekanannya adalah untuk menggunakan teknologi di dalam kurikulum, tdak hanya penggunaan teori dalam kurikulum.
Produk-produk dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran. Teknologi komunikasi ini dapat berupa media cetak maupun elektronika. Media cetak meliputi surat kabar, majalah, buku, brosur, poster dan sebagainya, sedangkan media elektronika meliputi komputer, TV, radio, internet, VCD, parabola, dan sebagainya. Melalui internet dapat diperoleh berbagai informasi aktual yang ditampilkan dalam bahasa asing, sehingga dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam menyimak, berbicara, dan  membaca. TV dan radio dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan menyimak dan melalui komputer dapat dikembangkan keempat keterampilan berbahasa sekaligus.

B.     Rumusan Masalah
Kita sebagai pembimbing dan pendidik anak-anak, harus mengatahui media elektronik apa saja yang cocok bagi anak sehingga anak tidak akan terjerumus ke arah negataif tetapi anak akan menuju ke arah yang positif dalam kehidupan kemajuan zaman yang semakin moedrn. Oleh karena itu, penulis akan memaparkan dampak negatif dan positif  pada anak dengan adanya media elektronik. Media elektronik yang akan dibahas oleh penulis dalam makalah ini yaitu media televisi karena televisi merupakan media elektronik yang sudah memasyarakat.

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh media elektronik khususnya televisi dalam perkembangan anak. Selain itu, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Perkembangan Sosial, Emosional dan Agama”.

D.    Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I  PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang
    2. Rumusan Masalah
    3. Tujuan Penulisan
    4. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Televisi Dalam Kehidupan Anak
B.     Resiko Pengkonsumsian Televisi Yang Berlebihan
C.     Berapa Lama Toleransi Menonton Televisi Pada Anak?
D.    Orang Tua Sebagai Teladan
E.     Beberapa Tips Menyikapi Media Elektronik
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Televisi Dalam Kehidupan Anak
Berapa lama idealnya seorang anak dapat berada di depan televisi? Benarkah televisi membuat anak kita bodoh dan cenderung bertindak kekerasan?  Program televisi yang manakah sesuai dengan usia anak anda dan memiliki nilai pendidikan?
Hidup tanpa televisi mungkin sudah tidak bisa dibayangkan oleh generasi anak kita yang mau tidak mau telah besar bersamaan dengan semakin maraknya dunia media elektronik. Dengan makin menjamur berdirinya stasiun-stasiun televisi swasta dengan penawaran aneka ragam program acaranya di indonesia, maka semakin dituntut pula orang tua menyikapi secara bijaksana interaksi anak kita dengan media televisi yang ada.
Penelitian khusus berkaitan dengan pengaruh televisi ataupun seberapa besar proporsi waktu yang dipergunakan oleh anak indonesia di depan tabung kaca ini memang belum banyak dilakukan. Namun trend yang terjadi sedikit banyak akan tidak jauh berbeda dengan apa yang ditemui di negara negara maju: semakin banyak waktu yang konsumsi oleh anak untuk berada di depan televisi.
Penelitian tentang pengkonsumsian media televisi di jerman mungkin dapat dijadikan perbandingan dan masukan bagi orang tua di indonesia untuk makin bijaksana menyikapi kehadiran media ini di ruang keluarga kita. Dari hasil penelitian tersebut di ketahui bahwa seorang anak jerman menghabiskan rata rata waktu sebanyak 108 menit berada di depan televisi, bahkan angka tersebut mendekati 1 jam pada anak usia di bawah dua tahun. 50% anak bahkan telah memiliki tv di ruang kamarnya sendiri.
Hasil yang paling mengkhawatirkan para ahli pendidikan di negara tersebut adalah terdapatnya satu hubungan berarti antara waktu yang dihabiskan anak di depan media elektronik tersebut dengan prestasi belajar yang di capai anak di sekolah; Anak yang banyak menghabiskan waktu di depan televisi biasanya memiliki prestasi akademik yang tidak begitu memuaskan.

B.     Resiko Pengkonsumsian Televisi Yang Berlebihan
Timbulnya efek negatif dari pengkonsumsian televisi yang berlebihan telah banyak di catat dari penelitian penelitian yang umumnya di lakukan di negara negara maju.
Beberapa efek negatif yang dapat timbul akibat pengkonsumsian televisi yang berlebih pada anak adalah:
a.       Anak akan mengidentifikasi dirinya melalui tokoh yang ia tonton. Hal ini akan membahayakan terlebih bila tokoh yang ia idolakan adalah tokoh fiktif yang tidak ada di dunia nyata. Anak akan berpikiran bahwa ia dapat melakukan apapun dan the best seperti tokoh figur yang ia idolakan. Akibatnya ia akan kehilangan kemampuan untuk menganalisa dirinya sendiri, sejauh mana ia mampu berbuat dan hal mana yang tidak mungkin untuk dilakukan.
b.      Anak kurang memiliki kemampuan untuk berpikir kritis karena ia umumnya di hadapkan di dunia non fiktif yang umumnya serba sempurna. Dan hal ini menyebabkan daya kemampuan berimajinasi pun tidak dapat berkembang secara proporsional.
c.       Kemampuan bicara anak akan terhambat mengingat televisi tidak akan mampu menjawab pertanyaan pertanyaan yang ada di benaknya. Selain itu anak tidak memiliki banyak kesempatan melatih ketrampilan bicara karena ia hanya berlaku sebagai pendengar pasif dari acara acara televisi yang ditontonnya. Hal ini nantinya berakibat pada menurunnya kemampuan si anak dalam melakukan kontak sosial dengan teman temannya. Padahal di usia 0-4 tahun adalah masa otak menangkap secara optimal informasi yang ada.
d.      Anak akan lebih bersifat apatis, mudah bosan dan tidak mampu berkonsentrasi pada suatu aktivitas yang memerlukan ketrampilan motorik. Akibatnya ia tidak banyak memiliki inisiatif untuk melakukan aktifitas yang membutuhkan ketrampilan jasmani dan mudah mengisolasi diri bila menemui kesulitas melakukan kontak sosial.
e.       Akibat miskinnya „bergerak“ dalam aktivitas menonton televisi, maka akan terhambat pula perkembangan kemampuan motorik anak yang seharusnya berkembang pesat di masa pertumbuhan anak.

C.  Berapa Lama Toleransi Menonton Televisi Pada Anak?
Para ahli menganjurkan beberapa batasan toleransi bagi anak untuk berada di depan media elektronik (tv, komputer, video ataupun game) sebagai berikut: anak 3-5 th: 30 menit, anak 6-9 th: 60 menit, anak 10-13 th: 90 menit. Batasan toleransi ini didapatkan dengan mempertimbangkan banyak faktor seperti pengaruh layar monitor pada kesehatan mata anak ataupun kemampuan optimal anak dalam berkonsentrasi menekuni satu hal tertentu.

D.  Orang Tua Sebagai Teladan
Sikap orang tua dalam mensikapi media televisi amat memegang peranan penting. Orang tua berfungsi sebagai teladan yang kerap dijadikan acuan bagi anak dalam membangun interaksi lanjut dengan media tersebut. Bila orang tua memperlakukan televisi sebagai „sahabat“ yang selalu di nanti kehadirannya serta mengisi aktivitas kesehariannya, maka janganlah heran bila satu saat mendapati anak yang mampu berlama lama di depan tabung kaca untuk menonton program kesenangannya ataupun tahan berjam jam menikmati nintendo game-nya. Demikian pula sebaliknya. Bila orang tua dapat memberikan contoh bijaksana dalam bersikap dengan media televisi, maka akan lebih mudah anak diarahkan untuk memupuk kesadarannya dalam bersikap kritis terhadap media tersebut.
Satu hal yang patut diperhatikan adalah pemberian alternatif dari program televisi yang ada, semisal melakukan permainan di halaman rumah, membaca buku, ataupun melakukan aktivitas tertentu secara bersama-sama serta hal yang tak kalah pentingnya: jangan pernah memperlakukan TV sebagai Baby-Sitter agar anak dapat duduk dengan tenang!

E.  Beberapa Tips Menyikapi Media Elektronik
Beberapa tips di bawah ini dapat digunakan sebagai panduan untuk mengatur kehadiran televisi di dalam kehidupan anak kita.
  1. Membicarakan bersama program televisi yang akan di tonton.
Pembicaraan ini paling baik dilakukan secara mingguan. Anak dapat mengusulkan acara televisi yang ingin ia nikmati, dan orang tua memberikan pandangan (dan akhirnya keputusan) acara televisi yang akan di tonton di satu minggu ke depan. Orang tua juga sebaiknya membatasi tema acara televisi yang akan ditonton oleh anak. Carilah sebisa mungkin program program acara yang secara pedagogis baik untuk di konsumsi, seperti acara sesame street atau acara sejenis yang menumbuhkan keinginan anak untuk mengeksplorasi lingkungannya.
  1. Menyepakati waktu menonton televisi.
Waktu yang digunakan untuk menonton televisi juga perlu di bicarakan sehingga si anak dapat belajar mendisiplinkan waktunya, dan tak ada waktu yang tiba tiba harus terkorbankan demi menonton satu acara di televisi di luar jadwal yang telah disepakati. Dengan adanya perjanjian mengenai “waktu nonton”, maka bila terjadi pelanggaran orang tua dapat memberikan sanksi misal dengan menghapuskan waktu nonton televisi di hari berikutnya atau jenis sanksi bermanfaat lainnya.
  1. Memberikan penjelasan pada anak.
Orang tua hendaknya mendampingi anak ketika mereka berada di depan tabung kaca untuk mencoba menjalin komunikasi dengan anak serta memberikan penjelasan dan tanggapan atas acara yang sedang berlangsung. Beberapa acara yang sedianya diperuntukkan buat anak ternyata banyak memerlukan penjelasan lebih lanjut, sehingga anak dapat membedakan antara alam nyata dan alam fantasi yang banyak ditemui, khususnya di film-film kartun. Perlu dicermati pula bahwa televisi akan dapat mendatangkan manfaat bila anak sudah memiliki kemampuan berbicara, sehingga dapat dijalin percakapan lebih lanjut tentang hal hal yang melintas di pikirannya.


BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Televisi adalah salah satu media komunikasi modern yang pada hari ini
perkembangannya sangat pesat sekali. Perkembangan ini tentu memiliki
efek-efek yang positif dan negatif sesuai dengan acara-acara yang
disiarkan oleh media ini. Maka televisi sebagai salah satu produk
kemajuan peradaban adalah ibarat sebuah pisau yang bisa digunakan
untuk hal yang bermanfaat dan bisa digunakan untuk hal yang membuat
madhorot bagi manusia.
Timbulnya efek negatif dari pengkonsumsian televisi yang berlebihan telah banyak di catat dari penelitian penelitian yang umumnya di lakukan di negara negara maju. Beberapa efek negatif yang dapat timbul akibat pengkonsumsian televisi yang berlebih pada anak adalah:
1.      Anak akan mengidentifikasi dirinya melalui tokoh yang ia tonton
2.      Anak kurang memiliki kemampuan untuk berpikir kritis karena ia umumnya di hadapkan di dunia non fiktif yang umumnya serba sempurna.
3.      Kemampuan bicara anak akan terhambat mengingat televisi tidak akan mampu menjawab pertanyaan pertanyaan yang ada di benaknya.
4.      Anak akan lebih bersifat apatis, mudah bosan dan tidak mampu berkonsentrasi pada suatu aktivitas yang memerlukan ketrampilan motorik.
5.      Terhambat perkembangan kemampuan motorik anak yang seharusnya berkembang pesat di masa pertumbuhan anak.
Namun tidak selamanya televisi akan berdampak negatif pada perkembangan anak. Televisi juga mempunyai peranan yang porsitif pada perkembengan anak.


B.     Saran
Bila orang tua mampu bersikap bijaksana atas kehadiran media televisi di kehidupan anak, maka tak ayal media ini akan dapat membawa banyak manfaat bagi perkembangan intellegensi anak anda. Demikian pula sebaliknya, televisi dapat menjadi bumerang yang berakibat buruk bagi kehidupan anak bila anda tak mampu mensikapinya dengan baik. Pilihan ada pada anda para ayah bunda.
Jadi pengaruh positif dan negatif dari menonton televisi semuanya tergantung pada kedua orang tua bagaimana mereka menyikapinya. Jadi bimbingalah anak dalam menghadapi kemajuan teknologi yang semakin pesat agar anak mampu mengikuti perkembangan zaman agar terjerumus ke dalam arus negatif perkembangan zaman.


DAFTAR PUSTAKA


Da. Inayati. 2005. Televisi dalam kehidupan anak. Beranda
Sunu Ristanto. 2005. Review Kurikulum. www. Uny.ac.id.
Nonton TV: Tak Cukup Hanya Berbekal Mata. 2007. http://literasimedia. wordpress.com/
Tayangan TV Masih Hanya Memikirkan Keuntungan Bisnis. 2008.Antara.co.id

Pengunjung