MASA DEPAN BANGSA YANG KUIMPIKAN
Menyimak, menyaksikan dan mengamati
berita di televisi, juga membaca berita di surat kabar tentang situasi dan
kondisi bangsaku sangat memprihatinkan. Sudah musibah dan bencana terjadi di mana-mana,
ditambah lagi perilaku para penguasa dan para figur publik yang tidak empati
dan jauh dari simpati.
Hatiku
menjerit, merintih, bahkan kadang merontah. Mengapa semua ini masih saja
terjadi ? Padahal di mana-mana telah bermunculan orang-orang pintar, ulama’,
dai-dai muda, bahkan dai-dai kecil. Pengajian-pengajian juga digelar
dimana-mana. Tapi mengapa tak sedikit pun dapat menyentuh hati para sang
penguasa dan para figur publik ? Apakah kedudukan, jabatan dan harta telah
memperdaya mereka ? Apakah hidayah Allah Swt. tak sepercik pun turun kepada
mereka ? Mengapa keteladanan Umar bin Khottob saat menjadi khalifah tidak
dicontoh barang sedikit pun ? Mngapa ? Mengapa ? Masih segudang pertanyaan yang
terus mengalir dalam benakku.
Melihat situasi dan kondisi bangsaku
yang sepertinya semakin terpuruk, hatiku menjadi ciut untuk menatap ke masa
depan bangsa ini. Bagaimana tidak ? Tupai saja melompat tidak akan jatuh untuk
kedua kalinya. Tapi bangsa kita melakukan kesalahan yang sama untuk ke sekian
kalinya dan hal itu tidak membuat bangsa kita menjadi kapok serta belajar dari
kesalahan yang telah dilakukan. Atau memang Allah Swt. sengaja menunjukkan
kapada kita bahwa betapa besarnya keagungan dan kekuasaan-Nya. Sehingga kita
dapat menyadari bahwa betapa kecilnya kita, betapa tidak berdayanya kita
menghadapi ujian dari Allah Swt. yang belum ada apa-apanya dibanding saat-saat
menjelang hari kiamat yang akan datang.
Sejak kecil aku memimpikan masa depan
bangsaku yang subur dan makmur ini dapat memberiku harapan yang besar dan
mewujudkan semua cita-citaku. Para pemimpinnya benar-benar orang yang arif dan
bijaksana, yang dapat dijadikan contoh dan teladan bagi putra-putri bangsa,
selalu memihak dan memikirkan nasib rakyatnya, serta dapat menjaga dan
melestarikan kekayaan bangsa yang dapat diwariskan kepada anak cucu kita kelak.
Tapi apa kenyataannya ? Demi tujuan meraup keuntungan
sebanyak-banyaknya
bagi sebagian orang, bencana melanda di mana-mana dan merugikan banyak orang.
Namun meskipun demikian, hal itu tidak membuatku putus asa dalam menatap
masa depan bangsaku. Paling tidak aku masih bisa berbuat sesuatu untuk masa
depan bansaku. Walaupun itu hanya bisa aku berikan kepada sebagian kecil dari
anak didikku. Siapa tahu kelak di antara mereka ada yang akan menggantikan
menjadi salah satu pemimpin bangsa ini.
Aku selalu berupaya menanamkan
perangai / watak yang baik, perilaku yang benar dan santun, bagaimana cara
menghargai dan menghormati orang lain dalam berbicara dan mencoba meluruskan
setiap tindakan dan perbuatan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan norma.
Paling tidak mereka harus tahu dan mengerti bagaimana yang seharusnya mereka
perbuat.
Dalam berdiskusi di kelas, aku
tanamkan bagaimana cara berbicara yang baik dan benar, bagaimana cara
memberikan bantuan pemikiran kepada orang lain, bagaimana cara menyampaikan
pendapat yang tak sepaham dengan orang lain agar tidak terjadi kesalahpahaman
yang akan menjurus ke hal-hal yang negatif ( seperti : pertengkaran, percekcokan,
perseteruan dan balas dendam ).
Semua itu dengan tujuan agar kelak
saat terjun di masyarakat, lebih-lebih jika menjadi tokoh masyarakat atau
pemimpin bangsa, mereka akan ingat bagaimana seharusnya bertindak, berbicara
dan berperilaku. Karena setiap hal yang kutanamkan dan kuberikan, aku jelaskan
tujuan dan manfaatnya bagi mereka kelak. Juga aku tunjukkan perilaku-perilaku
yang tidak baik yang dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat dan para pemimpin
bangsa saat berlangsungnya sidang-sidang kenegaraan. Aku benar-benar menaruh
harapan yang besar kepada para anak didikku.
Apalagi kalau menyaksikan
perkembangan sosial yang tengah merebak di masyarakat begitu sangat
memprihatinkan. Kemajuan teknologi yang semakin canggih, banyak menimbulkan
dampak bagi para generasi muda. Baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
Dampak positif yang telah kita
rasakan akibat kemajuan teknologi banyak sekali. Mulai dari terciptanya
robot-robot serba guna, laptop, internet yang dapat mengakses
informasi dari
seluruh penjuru dunia. Sampai penggunaan telepon genggam ( ponsel ) yang dapat
membantu dan mamudahkan kita berkomunikasi di mana saja, kapan saja dengan
cepat dan mengakses segala informasi yang kita butuhkan, tanpa harus ke warnet.
Namun tidak kalah dahsyatnya dampak
negatif yang telah ditebarkan ke mana-mana. Kecanggihan telepon gengam juga
banyak merusak moral generasi muda maupun generasi tua. Gambar-gambar porno,
bahasa-bahasa SMS yang tak senonoh bermunculan dan menyebar ke banyak ponsel.
Yang sangat memprihatinkan lagi, akibat bahasa SMS yang merebak di masyarakat
dan di kalangan kawula muda, tanpa kita sadari akan merusak penggunaan Bahasa
Indinesia yang sesuai dengan EYD ( Ejaan Yang Disempurnakan ). Karena volume
penggunaan bahasa SMS lebih banyak dan lebih sering daripada penggunaan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Untuk itu, tugas guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia memang harus ekstra teliti dan telaten dalam
membimbing dan membina peserta didik terutama dalam penggunaan ragam bahasa
tulis. Karena hal itu juga akan berpengaruh kepada penggunaan ragam bahasa
lisannya. Baik itu saat berdiskusi di kelas, berkomunikasi dengan guru, orang
tua atau orang yang lebih tua. Jika mereka tidak diarahkan dengan benar, maka
akan tumbuh menjadi anak yang tidak bisa membedakan antara berkomunikasi dengan
teman sebaya, orang yang lebih tua, orang tua bahkan dengan para gurunya. Baik
itu dalam situasi / forum resmi maupun tidak resmi.
Sebagai guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia, kita harus benar-benar mampu mengarahkan anak didik kita agar
menjadi generasi muda yang terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar serta penggunaan santun berbahasa. Karena kalau tidak, mereka akan
cenderung mengikuti pemakaian bahasa gaul dan bahasa sinetron yang lebih banyak
dan lebih sering dikonsumsi oleh mereka daripada pemakaian bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Sementara bahasa yang digunakan
dalam sinetron banyak yang ngawur ( salah kaprah ). Tidak sesuai dengan EYD dan
porsinya lebih banyak menggunakan bahasa gaul dan bahasa asing. Seharusnya para
penulis skenario dan para sutradara juga mempelajari dan mendalami penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, tidak hanya mempelajari dan mendalami
bahasa Inggris atau bahasa asing saja. Karena tayangan sinetron yang lebih
banyak porsinya dalam mempengaruhi perkembangan pribadi dan perilaku anak
bangsa, di samping hal-hal yang lain.
Belum lagi pengaruh penggunaan
bahasa Indonesia warga asing yang tinggal di Indonesia. Hal ini juga sangat
berpengaruh bagi masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi sehari-hari. Mereka
lebih cenderung ikut-ikutan menggunakan bahasa Indonesia yang salah daripada
yang benar. Karena bahasa Indonesia yang salah dapat didengar di mana-mana dan kapan saja.
Sedangkan bahasa Indonesia yang baik dan benar hanya dapat diperoleh di bangku
sekolah dan saat mata pelajaran bahasa Indonesia saja.
Maka tak aneh
lagi jika pada saat berlangsungnya ujian akhir sekolah, para siswa justru
banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal bahasa Indonesia
daripada soal-soal matematika maupun soal-soal bahasa Inggris. Karena para
peserta didik dan para orang tua lebih mementingkan / mengutamakan mata
pelajaran matematika, IPA dan bahasa Inggris serta meremehkan mata pelajaran
bahasa Indonesia. Padahal keempat mata pelajaran UN untuk jenjang SMP itu
sama-sama pentingnya.
Oleh sebab itu, dalam hal ini yang
harus ekstra telaten memang guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan
harapan, jika semua lapisan masyarakat dapat berbahasa Indonesia dengan baik
dan benar serta santun, maka akan berpengaruh pula dalam hal-hal yang lain.
Terutama dalam berperilaku. Karena tidak mungkin orang yang tutur bahasanya santun,
berperilaku yang tidak baik dan menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain.
Apalagi kalau didukung oleh semua guru mata pelajaran yang lain, tokoh
masyarakat, para penulis, dan lain sebagainya. Niscaya, perkembangan bahasa
Indonesia di negeri sendiri akan semakin baik. Syukur kalau bisa berkembang
menjadi bahasa Internasional. Karena hal itu tidak mungkin terwujud, tanpa
partisipasi semua lapisan masyarakat dan semua warga negara Indonesia.
Dengan demikian, apa yang menjadi
impian masa depan bangsaku akan dapat terwujud. Alangkah bahagianya hati ini
jika suatu saat nanti apa yang kuimpikan tentang bangsa ini akan menjadi
kenyataan. Semoga !!!
------------------oo0oo-----------------
oNE the wans