BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Trend Perkembangan Bimbingan dan Konseling
Sebagai disiplin ilmu, bimbingan dan Konseling
berkembang sejak permulaan abad 20 yang lalu. Tegasnya pada tahun 1908 dan 1909
yang lalu merupakan periode dimana dasar-dasar ilmiah bimbingan dan Konseling
diletakkan oleh beberapa ahli ilmu jiwa dan pendidikan
Pada masa itu terdapat 3 gerakan yang
masing-masing mempunyai arah perkembangannya sendiri yaitu :
1.
Gerakan yang berusaha
memanfaatkan psychologis tentang kemampuan mental anak untuk diperhunakan
sebagai dasar pengertian dalam pelaksanaan bimbingan da Konseling. Dalam grakan
ini terkenal nama-nama para ahli seperti James Mc. Keen Cattel dan Alfred Binet
dan The Odore Simon (dalam tahun 1909) yang meyelidiki anak-anak lemah mental
dan sebagainya, dari mana hasil-hasil penyelidikannya kemudian disusun suatu
sistem pengukuran yang disebut “tes kecerdasan”. Tes tersebut
kemudian disempurnakan oleh Stanford (USA) pada tahun 1916 yang terkenal dengan
Stanford-Binet Intellegence Test.
2. Mental Hygiene (kesehatan jiwa) adalah juga yang
termasuk dalam salah satu gerakan yang mempengaruhi perkembangan Bimbingan dan Konseling,
oleh karena itu sasaran bimbingan memang banyak menyangkut problema yang
bersumber pada kesehatan jiwa. Pada tahun 1908 Clifford Beers menerbitkan buku
“A mind that founds itself” (jiwa yang menemukan dirinya sendiri) dari hasil
pengalamannya sendiri tentang gangguan kejiwaan yang dideritanya sebagai suatu
siksaan seperti yang dirasakan dalam apa yang disebut “insane asylum”. Buku
inilah yang kemudian mendorong kepada usaha pembentukan lembaga kesehatan
mental di USA yang disebut National Committee for Mental Hygiene. Gerakan di
bidang ini besar sekali pengaruhnya bagi pelaksanaan bimbingan dan Konseling di
kemudian hari, sehingga timbulah kegiatan-kegiatan counseling yang dititik
beratkan pada usaha penyembuhan penyakit mental (jiwa) dan sebagainya.
3. Vocational Guidance yaitu suatu bimbingan yang menitik
beratkan kepada terbimbing dalam jabatan/pekerjaan sekarang dan yang akan datang
menurut kemampuan masing-masing. Pada tahun 1909 Frank Parsons menerbitkan buku
yang berjudul “Choosing a Vocation” (memilih pekerjaan), maka sejak itu mulai
timbul gerakan vocational guidance baik di lingkungan sekolah maupun diluar
sekolah. Pembawa ide vocational guidance kedalam lingkungan sekolah selanjutnya
terkenal tokoh-tokoh seperti Meyer Bloomfield, M. Brewer, sehingga ide tersebut
menjadi salah satu program pendidikan yang dikembangkan.
2.2. Macam-macam bentuk Bimbingan dan Konseling
Bilamana dilihat dari segi
bidangnya maka bimbingan dan Konseling dapat dibedakan menjadi pelbagai macam
sebagai berikut :
1. Bimbingan dan Konseling bidang Vokasionil (Vocational
guidance and counsling) yaitu bimbingan dan konseling yang berhubungan dengan
masalah jabatan atau pekerjaan/kekaryaan yang perlu dipilih oleh
murid/terbimbing sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing untuk masa
sekarang maupun masa mendatang.
2. Bimbingan dan konseling dalam bidang kependidikan
(educational guidance and counseling/landasan pendidikan) yaitu pemberian bimbingan yang menyangkut
tentang pengambilan keputusan mengenai lapangan studi yang akan dipilih.
3. Bimbingan dan konseling dalam bidang kesehatan jiwa
(Mental-health counseling) yaitu suatu bimbingan yang bertujuan untuk
menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan jiwa klien.
4. Bimbingan dan konseling keagamaan (religious
counseling) bertujuan untuk membantu pemecahan problema seseorang dengan
melalui keimanan menurut agamanya.
2.3. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
Jenis-jenis layanan pada dasarnya
merupakan operasionalisasi dari konsep bimbingan dan konseling dalam rangka
memenuhi berbagai asas, prinsip, fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional saat ini terdapat tujuh jenis
layanan. Namun sangat mungkin ke depannya akan semakin berkembang, baik dalam
jenis layanan maupun kegiatan pendukung. Para ahli bimbingan di Indonesia saat
ini sudah mulai meluncurkan dua jenis layanan baru yaitu layanan konsultasi dan
layanan mediasi. Namun, kedua jenis layanan ini belum dijadikan sebagai
kebijakan formal dalam sistem pendidikan di sekolah.Untuk lebih jelasnya, di
bawah ini akan diuraikan ketujuh jenis layanan bimbingan dan konseling yang
saat ini diterapkan dalam pendidikan nasional.
a.
Layanan Orientasi
Layanan
orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan
baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru
itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap
awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan
memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
b. Layanan Informasi
Layanan
informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami
berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan
lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat
mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial,
belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai.
Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
c. Layanan Pembelajaran
Layanan
pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar atau
penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta
didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan
pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
d. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan
penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler,
dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan
segenap potensi lainnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk
pengembangan.
e. Layanan Konseling Perorangan
Layanan
konseling perorangan merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan
permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan
konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang
dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan
advokasi.
f. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan
bimbingan kelompok merupakan layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik
secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas
pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan
kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu
melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh
bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan
pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan
tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk
pemahaman dan pengembangan
g. Layanan Konseling Kelompok
Layanan
Konseling kelompok merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
(masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan
pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok,. Layanan Konseling
Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
Prayitno, menjelaskan bahwa layanan
BK mencakup sembilan jenis layanan, yaitu:
1) Layanan Orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan
konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya
untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru
tersebut.
2) Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan
konseling yang memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai informasi yang
dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk
kepentingan klien.
3) Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran
yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memperoleh penempatan dan
penyaluran yang sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
4) Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten yakni
layanan konseling yang memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan
belajar lainnya.
5) Layanan Konseling Individual
Konseling individual adalah proses
belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang
konselor dan seorang konseli/klien. Konseli/klien mengalami kesukaran pribadi
yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor
sebagai petugas yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan
ketrampilan psikologi. Konseling ditujukan pada individu yang normal, yang
menghadapi kesukaran dalam mengalami masalah pendidikan, pekerjaan dan sosial
dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Dapat disimpulkan bahwa
konseling hanya ditujukan pada individu-individu yang sudah menyadari kehidupan
pribadinya.
6) Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk
mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli/klien. Isi
kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan
dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak
disajikan dalam bentuk pelajaran.
7) Layanan Konseling Kelompok
Strategi berikutnya dalam
melaksanakan program BK adalah konseling kelompok. Konseling kelompok merupakan
upaya bantuan kepada peserta didik dalam rangka memberikan kemudahan dalam
perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok
dapat pula bersifat penyembuhan.
8) Layanan Mediasi
Layanan mediasi yakni layanan
konseling yang memungkinkan permasalahan atau perselisihan yang dialami klien
dengan pihak lain dapat terentaskan dengan konselor sebagai mediator.
9) Layanan Konsultasi
Pengertian konsultasi dalam program
BK adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang
tua, administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki
masalah yang membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah. konseling atau
psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan
kepada klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang
diberikan orang lain.