Implikasi Pendekatan dan Metode
Pendidikan IPA
Anda sudah mempelajari pokok
bahasan tentang Cara-cara memotivasi dalam mengajarakan IPA. Apa yang anda
ketahui tentang masalah tersebut terlaksana, apabila ditunjang oleh tenaga guru
yang bermutu dan profesional, sarana laboratorium dan peralatannya.
Faktor penunjang terlaksananya
pendidikan IPA dengan baik : Faktor Murid + Bahan Pelajarannya, Faktor
Motivasi, Sarana Penunjang.
·
Faktor Guru
Guru
sebagai pelaksana pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Seperti
telah dikatakan diatas, pendidikan IPA di samping mengajarkan dan menjelaskan
fakta alamiah, juga mempunyai tujuan menanamkan sikap-sikap ilmiah, nilai-nilai
IPA dan mengembangkan kreatifitas anak didik. Bahkan nilai-nilai luhur lainnya
dapat ditanam melalui pendidikan IPA seperti tekun dan giat bekerja, jujur dan
bertanggung jawab.
GURU
IPA YANG BERMUTU & PROFESIONAL
Kriteria seorang guru IPA yang
bermutu dan profesional diharapakan sebagai berikut
1.
Seorang guru IPA menguasai bidang studi yang diajarkannya,
tidak hanya setingkat dengan bahan pengajaran yang tertuang di dalam GBPP
sekolah. Guru perlu mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi, lebih luas
daripada bahan pengajaran di dalam GBPP sekolah. Guru harus mempunyai pemahaman
yang benar tentang prinsip, konsep dan hukum-hukum IPA. Sebab itu seorang guru
IPA harus dapat menilai buku-buku ajar yang tepat sebagai buku siswa.
2.
Seorang guru IPA harus mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya bidang studi yang diajarkannya.
Ilmu pengetahuan selalu
berkembang. Suatu teori kemungkinan gugur kebenarannya karena ditemukan fakta
yang yang tidak lagi mendukung teori tersebut. Guru harus mempelajari bidang
studinya dari banyak sumber terutama buku-buku terbitan yang terakhir.
3.
Seorang guru IPA mempunyai keterampilan membuat
atau merakit alat-alat sederhana sebagai media pendidikan. Dan juga seorang
guru IPA terampil menggunakan alat seperti gergaji, gegep, tang, pisau, tabung
reaksi, alat-alat ukur seperti voltmeter, amperemeter, dan sebagainya.
4.
Membimbing siswa melakukan suatu kegiatan, berupa
pengamatan dan percobaan. Kegiatan IPA seperti ini diperlukan untuk menunjang
keterampilan proses. Tidak mungkin fakta penemuan IPA semuanya disampaikan dan dimasukkan ke dalam pikiran siswa, tetapi
yang terutama adalah bagaimana caranya, bagaimana prosesnya suatu fakta,
prinsip, konsep dan hukum IPA ditemukan.
5.
Guru IPA
harus menyadari bagaimana cara mengetahui bahwa siswa yang dihadapinya bukan
menjadi seorang spesialis Fisika, spesialis Kimia, atau spesialis Biologi.
6.
Guru IPA tidak selalu mengharapkan jawaban yang
benar dari siswa ketika interaksi belajar-mengajar berlangsung.
7.
Guru IPA harus terampil melontarkan pertanyaan
untuk merangsang siswa berpikir. Teknik-teknik bertanya, jenis-jenis pertanyaan
harus dikuasai
8.
Guru IPA tidak perlu merasa rendah diri, bila
siswa menemukan hal-hal baru yang tidak dipahami dan diketahui oleh guru.
9.
Guru IPA bertindak sebagai katalisator dan
fasilitator. Merangsang siswa untuk berfikir sampai menemukan sendiri prinsip,
konsep dan hukum-hukum IPA, dan memberikan fasilitas belajar, hanya memberikan
informasi secukupnya bilmana diperlukan atau menanggapi pertanyaan siswa.
10. Guru IPA harus
menyadari bahwa banyak teori IPA yang hanya dapat dijelaskan dengan logika
rasional dan tidak dapat dibuktikan
dengan percobaan.
11. Guru IPA harus
menyadari bahwa kemampuan, bakat dan minat setiap siswa berbeda-beda.
12. Guru IPA dan semua
guru harus menjadi contoh teladan dan figur panutan, terutama dalam soal nilai dan
sikap.
Inilah ciri
guru pendidikan IPA yang ideal, profesional dan bermutu. Guru yang seperti ini
menjadi tanggung jawab semua pihak, masyarakat , pemerintah dan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang dipercayakan mendidik guru yang
profesional dan bermutu. Mutu lulusan LPTK tidak ditentukan oleh jumlah jam
kredit semester tetapi ditentukan oleh bagaimana proses belajar-mengajar itu
berlangsung dan sarana penunjang lainnya seperti laboratorium, peralatan, dan
perpustakaan. Kurikulum yang terlalu padat, jumlah jam kredit semester yang
terlalu banyak ( 20 SKS ) setiap semester, tidak menjamin seorang lulusan menjadi guru yang profesional
dan bermutu.
Faktor murid dan bahan
pelajaran
Guru
berhadapan dengan manusia dengan segala kelebihan dan kelemahannya, dihantar
dan diarahkan kepada tujuan-tujuan yang mulia. Tujuan-tujuan itu ada yang
dirumuskan secara eksplisit dan ada yang terkandung tersirat secara implisit.
Tujuan yang dirumuskan secara eksplisit tertuang di dalam Tujuan Instruksional
Khusus ( TIK ) yang segera dapat dilihat hailnya setelah proses
belajar-mengajar selesai dengan cara memberikan tes evaluasi hasil belajar
Tujuan yang
terkandung tersirat secara implisit menyangkut masalah nilai, sikap,
kreativitas dan sikap ilmiah. Tujuan ini tidak dapat segera dinilai, tetapi berlangsung
dalam waktu yang lama, yang sukar diukur dan dinilai. Pendidikan IPA hanya
memberikan kontribusi sebagian kecil untuk mencapai tujuan tersebut, namun
cukup memberi pengaruh dalam menyiapkan sumber daya manusia di kemudia hari.
Dipandang
dari sudut murid dan bahan pelajaran, seorang guru IPA perlu memperhatikan
hal-hal berikut :
1. Guru harus
memperhatikan dan membantu semua murid, baik yang pandai maupun yang
kemampuannya kurang.
2. Percobaan IPA yang
akan dilakukan murid, harus jelas tujuannya, apa yang hendak dicapai.
3. Percobaan IPA yang
akan dilakukan lebih banyak bersifat pemecahan masalah sejangkau kemampuan
berpikir murid.
4. Percobaan IPA yang
dilakukan murid bukan suatu percobaan yang baru sama sekali, tetapi percobaan
yang sudah dilakukan orang lain.
Bahan pelajaran yang diberikan
harus dimulai dari hal-hal yang konkrit sampai
kepada hal-hal yang abstrak. Mulailah dengan fenomena alamiah yang dapat
disaksikan oleh murid, baru kemudian diikuti dengan uraian penjelasan analitis
teoritis.
Faktor motivasi
Hal- hal
yang mendorong seseorang untuk mempelajari suatu bahan pelajaran secara aktif
adalah faktor yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Setiap murid
mungkin mempunyai persamaan dan perbedaan
tentang hal-hal yang mendorong nereka mau belajar. Hal-hal yang mau
mendorong seseorang untuk belajar secara aktif itulah yang disebut motivasi
belajar. Secara umum yang disebut motivasi belajar adalah hal-hal yang
mendorong seseorang untuk belajar secara aktif atau hal-hal yang membangkitkan
minat untuk belajar. Dapat juga dikatakan motivasi belajar adalah hal-hal yang
mendasari seseorang mengapa ia harus belajar.
Motivasi
murid untuk belajar kemungkinan bermacam-macam, ada murid rajin belajar karena
takut dihukum, atau untuk mendapat hadiah atau untuk lulus ujian saja. Motivasi
seperti ini, bergantung pada faktor-faktor di luar murid, disebut motivasi
eksternal. Motivasi yang lebih baik adalah motivasi internal, yang berasal dari
dalam murid itu sendiri tidak bergantung pada hal-hal diluar dirinya, seperti
hukuman, hadiah dan sebagainya.
Guru harus
dapat menimbulkan kedua jenis motivasi ini, sudah tentu yang lebih baik adalah
motivasi internal.
Beberapa
prinsip yang dapat memberikan motivasi belajar adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Kebermaknaan
Seorang murid akan termotivasi
untuk belajar secara aktif kalau ia menyadari bahwa apa yang dipelajarinya
sungguh-sungguh bermanfaat baginya.
2. Prinsip Aktraktif
Bahan pelajaran yang
disampaikan secara menarik akan membangkitkan motivasi belajar. Gaya tarik itu
timbul dari penampilan guru atau disampaikan dengan bantuan alat peraga,
percobaan atau cara lain yang komunikatif.
3. Prinsip Modeling
Prinsip modeling adalah guru
sebagai pribadi teladan, figur panutan, ucapan dan tingkah lakunya meyakinkan. Seperti
dikatakan diatas medium is the message, guru sendirilah pembawa pesan yang
sesungguhnya. Murid akan ikut bersemangat kalau gurunya sendiri bersemangat,
menghayati, mencintai, menguasai bidang studi yang diajarkannya.
4. Prinsip pre-rekuisit
Bahan pelajaran yang
dijelaskan harus sedemikian urutannya sehingga bahan pelajaran terdahulu
menunjang bahan pelajaran berikutnya. Pelajaran akan membosankan murid apabila
penjelasannya memakai perhitungan matematik yang prinsip hitungan matematikanya sendiri belum
pernah dikenal murid.
Prinsip mengajar yang tidak
membosankan bagi siswa di kelas sehingga si murid bisa akrif dengan pelajaran
5. Prinsip penyebaran
jadwal
Berdasarkan pengalaman dan
pendapat murid, sekolah harus menyusun jadwal sedemikian, sehingga bidang studi
yang dinilai berat dan sulit, ditempatkan pada pertemuan-pertemuan pertama pada
pagi hari. Dalam suatu hari setiap bidang studi dijadwalkan 2 sampai 3 jam
pertemuan. Jam pertemuan yang terlalu lama dalam satu bidang studi akan
menjemukan siswa.
6. Prinsip evaluasi
hasil belajar secara teratur
Evaluasi hasil belajar secara
teratur dan hasilnya secara terbuka dikembalikan kepada siswa akan mendidik
siswa belajar secara teratur pula. Prinsip ini akan sulit dilaksanakan apabila
guru mempunyai beban mengajar yang terlalu banyak.
Sarana Penunjang
Pendekatan
dan Metode Pendidikan IPA tidak akan mungkin dapat dilaksanakan tanpa sarana
penunjang.Beberapa sarana penunjang yang sangat penting demi terlaksananya
pendidikan IPA adalah sebagai berikut :
1. Ruang Kelas
Ruang kelas
IPA mempunyai ciri khusus. Kelas IPA harus mempunyai meja demonstrasi. Meja
demonstrasi ditempatkan di depan kelas,
cukup panjang dan cukup tinggi sehingga
seluruh siswa dapat melihat, apabila guru melakukan demonstrasi IPA. Kelas IPA
harus mempunyai stop kontak listrik dan wastafel. Wastafel dipasang pada salah
satu ujung demonstrasi yang membutuhkan air. Stop kontak listrik juga dipasang
pada meja demonstrasi.
2. Laboratorium
2. Laboratorium
Pendidikan
IPA yang sempurna hanya dapat dilaksanakan apabila sekolah mempunyai
laboratorium. Prinsip keterampilan proses seperti mengamati, mencatat,
mengukur, menghitung yang dilaksanakan oleh murid itu sendiri hanya dapat
terlaksana kalau sekolah mempunyai lanoratorium. Laboratorium Kimia dan Biologi
dapat disatukan karena laboratorium kedua bidang studi itu mempunyai banyak
persamaan. Bentuk, keadaan ruangan, susunan meja dan lain-lain.
3. Alat dan Bahan
Laboratorium
harus dilengkapi dengan alat-alat dan bahan untuk percobaan IPA.
Dalam
laboratorium itu alat-alat dan bahan harus disimpan secara teratur dan aman.
Satu jenis percobaan dilakukan oleh sekelompok murid supaya jumlah alat dan
bahan yang diperlukan tidak terlalu
banyak. Satu kelompok paling baik terdiri dari
3 orang murid, supaya setiap siswa dapat mengambil bagian secara
langsung.
Perlu anda
ketahui, pada waktu siswa melakukan percobaan, mereka harus didampingi.
Membimbing mereka bila diperlukan, supaya percobaan berjalan lancar, menghemat
waktu mereka bekerja dengan sungguh-sungguh, tidak bermain-main.
Untuk
ketertiban dan keamanan, kerja praktek di dalam laboratorium harus mempunyai
sejumlah peraturan yang diketahui dan harus ditaati oleh seluruh siswa.
Peraturan-peraturan
itu antara lain :
a. Murid-murid tidak
diperkenankan masuk ke dalam laboratorium kalau tidak ada guru
b. Bahan-bahan atau alat
tidak boleh dibawa keluar tanpa izin guru
c. Dilarang mencicipi
zat-zat kimia
d. Kerusakan alat alat
waktu percobaan harus segera dilaporkan kepada guru
e. Setelah percobaan
selesai, alat-alat harus dibersihkan dan disimpan pada tempat yang ditentukan.
f. Pada waktu
meninggalkan laboratorium, kran air, gas dan kontak listrik harus diperiksa.
4. Perpustakaan
Sekolah
yang baik harus mempunyai perpustakaan lengkap dengan buku-buku yang diperlukan
oleh siswa. Buku pegangan siswa untuk setiap bidang studi harus tersedia di
perpustakaan supaya pada waktu proses belajar-mengajar berlangsung di kelas,
murid hanya mencatat bagian-bagian yang penting
saja.
Makin
banyak buku dan jenis becaan, makin baik. Majalah yang berisi laporan penemuan
IPA Teknologi, bermanfaat untuk memperluas pengetahuan siswa.
5. Sumber Belajar
lainnya
Pengetahuan
tentang IPA tidak hanya diperoleh di dalam ruangan kelas atau laboratorium,
juga dari alam di sekitar murid. Kunjungan ke alam terbuka, pabrik, atau
objek-objek lainnya memperluas wawasan murid tentang IPA. Pada waktu tertentu
murid bersama sama mengadakan study tour dengan catatan jangan menekankan pada
tournya saja. Sebelum mengadakan study tour, perlu membuat perencanaan jauh
sebelumnya. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika akan melakukan Study tour :
a. Apakah kunjungan itu
sesuai dengan pelajaran sekolah ?
b. Apakah kunjungan itu
akan membangkitkan minat murid ?
c. Apakah kunjungan itu
akan memberikan pengalaman pengamatan yang penting ?
d. Apakah kunjungan itu
sesuai dengan tingkat kelas atau tingkat berfikir murid ?
Supaya
study tour itu terarah dan bermakna maka setiap murid dilengkapi dengan
lembaran yang mencantumkan dengan jelas tentang apa-apa yang harus diamati.
Sudah tentu seorang guru harus sudah pernah mengunjungi tempat tersebut.Murid juga
harus mencatat apa yang dilihat yang dianggap penting. Benda-benda penting,
hewan, tumbuhan pada waktu kunjungan ke alam terbuka dibawa sebagai koleksi
sekolah. Pada akhirnya setelah study tour semua murid harus membuat laporan
secara tertulis dalam bentuk berkelompok.
Kesimpulan
Inilah
beberapa implikasi dari Pendekatan dan Metode Pendidikan IPA yang seharusnya,
bila kita menginginkan tujuan pendidikan IPA tercapai. Keberhasilan seorang
siswa tidak hanya dinilai dari hasil ujian tertulis, atau hasil ujian yang
menekankan bidang kognitif intelektual, tetapi juga dari sudut lain kegiatan
siswa seperti hasil percobaannya,
laporan tugas dan sebagainya.
Hal ini
akan memberi akkibat beban kerja murid bertambah. Gejala yang muncul sekarang murid
hampir-hampir tidak mempunyai waktu lagi untuk bidang lain karena padatnya
tugas sekolah. Murid sebagai manusia usia muda membutuhkan bidang lain, tidak
hanya dari sekolah. Apalagi usia sekolah dasar, mereka perlu bermain dalam
kebebasannya, progresio in harmonia.
Rangkuman
Untuk menunjang terlaksanannya
pendidikan IPA dengan baik, harus diperhatikan beberapa hal antara lain faktor
guru, faktor murid dan bahan bahan pelajaran, faktor motivasi dan sarana
penunjang.
Faktor Guru :
1. Menguasai bidang
studi yang diajarkan
2. Mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan
3. Mempunyai
keterampilan merakit alat
4. Membimbing siswa
5. Menyadari bahwa siswa
tidak akan dididik menjadi seorang spesialis Fisika dan sebagainya
6. Tidak selalu
mengharapkan jawaban yang benar dari siswa
7. Terampil dalam
bertanya
8. Tidak perlu rendah
diri
9. Bertindak sebagai
katalisator dan fasilitator
10. Menyadari bahwa tidak
semua ilmu dalam IPA dapat dibuktikan
11. Menyadari bahwa
kemampuan bakat dan minat siswa berbeda-beda
12. Menjadi contoh teladan
dan figur panutan
Faktor Murid dan bahan pelajaran
Seorang guru IPA perlu memperhatikan hal-hal
sebagai beikut :
- Memperhatikan dan membantu murid
- Menjelaskan tujuan setiap percobaan
- Percobaan IPA harus merangsang siswa untuk berfikir
- Percobaan yang akan dilakukan bukan merupakan percobaan yang baru
- Urutan pelajaran yang harus dimulai dari yang sederhana ke yang sulit
- Urutan pelajaran harus dimulai dari yang konkrit ke abstrak
- Urutan pelajaran harus dimulai dari hal-hal khusus ke umum
- Urutan pelajaran harus dimulai dari hal-hal yang dikenal murid ke tidak dikenal.
- Urutan pelajaran harus dimulai dari hal-hal yang diketahui murid ke yang belum diketahui
Faktor Motivasi
Beberapa prinsip yang dapat memberikan motivasi
belajar
- Prinsip kebermaknaan
- Prinsip atraktif
- Prinsip modeling
- Prinsip pre-rekuisit
- Prinsip penyebaran jadwal
- Prinsip evaluasi hasil belajar secara teratur
Sarana Penunjang
1. Ruang Kelas
2. Laboratorium
3. Peralatan dan bahan
4. Perpustakaan
5. Sumber belajar lainnya.