Contoh Makalah Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

BAB I
MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH
SDN TAMANSARI


Pendidikan yang bermutu merupakan harapan dan dambaan setiap orang. Hal ini berkaitan dengan bagaimana pengalaman menunjukkan bahwa modal kehidupan dalam setiap perubahan zaman adalah pendidikan. Dalam dunia pendidikan, mutu memiliki kekhasan, hal ini dikarenakan pendidikan bukanlah industri dengan produk barang atau bentuk benda-benda lainnya, akan tetapi produk pendidikan lebih merupakan jasa atau “service” yang berupa layanan bagi stakeholder atau pemakai pendidikan.
Salah satu upaya untuk mencapai hal itu yakni sekolah mempunyai kewajiban secara legal dan moral untuk selalu memberikan penerangan dan layanan kepada masyarkaat. Hal-hal yang diterangkan meliputi tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan-kebutuhan sekolah. Di sisi lain, sekolahpun harus mengetahui dengan jelas terhadap kebutuhan, harapan  dan tuntutan masyarakat.
Sejalan dengan berbagai penjelasan di atas, maka SDN Tamansari memiliki berbagai macam unsur yang harus ada yaitu:
1.      Visi SDN Tamansari
Visi SDN Tamansari adalah “Menjadi sekolah terunggul di Kecamatan Kawalu Tahun 2008-2012”.

2.      Misi SDN Tamansari
Adapun misi SDN Tamansari adalah sebagai berikut:
a.       Membentuk siswa berakhlak dan berbudi pekerti luhur
b.      Meningkatkan kualitas pendidikan baik akademik maupun non-akademik
c.       Meningkatkan kecintaan terhadap Bahasa Sunda.



3.      Strategi SDN Tamansari
Strategi yang diterapkan SDN Tamansari adalah sebagai berikut:
a.       Peningkatan disiplin waktu
b.      Peningkatan pengerjaan administrasi
c.       Peningkatan profesionalisme guru
d.      Membina dan memacu belajar anak
e.       Mengembangkan sekolah sehat.

4.      Analisis SWOT SDN Tamansari
a.       Strength (Kekuatan)
Ada beberapa kekuatan atau kelebihan dari SDN Tamansari, yaitu sebagai berikut:
1)      Kondisi material fisik (bangunan sekolah) sudah selesai dengan standar layak pakai;
2)      Sudah memiliki fasilitas-fasilitas pendukung pendidikan seperti: perpustakaan, komputer, dan lain-lain;
3)      Hampir semua guru sudah mendapatkan kualifikasi gelar sarjana.

b.      Weakness (Kelemahan)
1)      Letak sekolah yang berada di gunung;
2)      Sulit mendapatkan air;
3)      Lapangan tempat upacara dan bermain para siswa belum diperbaiki;
4)      Respon sebagian guru terhadap pembelajaran yang menarik dan bermakna sangat kurang.

c.       Opportunity (Peluang)
1)      Prestasi dalam bidang akademik dan olah raga cukup bagus sehingga semakin mendekati pencapaian visi SDN Tamansari;
2)      Dekat dengan kantor kelurahan sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar pada mata pelajaran tertentu;
3)      Dekat dengan sawah, kebun, sehingga bisa dijadikan sumber belajar;
4)      Hubungan dengan komite sekolah berjalan baik sehingga memudahkan sekolah untuk bersama-sama bekerja demi mencapai tujuan sekolah khususnya pendidikan pada umumnya;
5)      Dekat dengan masjid.

d.      Treats (Ancaman)
Ancaman yang timbul bisa berasal dari masyarakat (stakeholder) dari sekolah itu sendiri. Ancaman yang muncul dari masyarakat berupa kepercayaan para stakeholder terhadap lulusan-lulusan sekolah. Hal ini dikarenakan kebutuhan-kebutuhan dan harapan-harapan masyarakat terhadap para lulusan tidak sesuai dengan kondisi masyarakat.
Ancaman dari sekolah berupa kualitas dari beberapa guru yang  kurang kreatif dan  kurang memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap pembelajaran yang menarik dan bermakna. Selain daripada itu, ancaman lain yang muncul berupa letak geografis yang jauh dan berada di gunung sehingga menimbulkan rasa khawatir terhadap para pencuri pendidikan.

5.      Program Kegiatan Sekolah
Program kegiatan sekolah sangatlah urgen untuk dimiliki oleh suatu sekolah. Adanya kegiatan-kegiatan di sekolah mempunyai indikasi bahwa kinerja kepala sekolah beserta staf guru sangat diperhitungkan demi kemajuan sekolah. Kemampuan membuat, mengolah, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan sekolah harus dimiliki oleh pribadi-pribadi kepala sekolah beserta stafnya.
Adapun dari hasil observasi, bahwa SDN Tamansari sudah memiliki kegiatan-kegiatan sekolah yang terprogram. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan dengan pengaturan program perminggu, perbulan dan pertahun.
Untuk contoh kegiatan yang ada di SDN Tamansari akan dilampirkan pada lembar lampiran.



6.      Pengelolaan Ketenagaan
Untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka sudah tentu harus dibentuk sebuah organisasi yang mantap. Organisasi yang mantap adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai komitmen-komitmen, saling terbuka dan memiliki tekad untuk bersama-sama berjuang demi mencapai tujuan. Griffith (1959) memandang organisasi sebagai kumpulan orang-orang yang melaksanakan fungsi yang berbeda tetapi saling berhubungan dan dikoordinasikan agar tugas-tugas dapat diselesaikan.
Sejalan dengan kutipan di atas, berdasarkan hasil observasi di SDN Tamansari diperoleh fakta bahwa pengelolaan ketenagaan sudah dilakukan dengan baik, disesuaikan dengan jabatan guru dan fungsi dari struktur organisasi sekolah.
Indikasinya yakni adanya daftar para staf SDN Tamansari yang lengkap. Untuk contoh daftarnya akan dilampirkan pada lembar lampiran.

7.      Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan merupakan suatu proses melakukan kegiaan mengatur keuangan dengan menyelenggarakan tenaga orang lain. Kegiatan tersebut dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, sampai dengan pengawasan. Di sekolah kegiatan tersebut mulai dari perencanaan sampai dengan pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan.
Secara sederhana pengelolaan dana pendidkan mencakup dua aspek, yakni: (1)  Dimensi penerimaan atau sumber dana, dan (2) Dimensi pengeluaran atau alokasi dana. Dimensi penerimaan bersumber dari penerimaan umum pemerintah, iuran sekolah, penerimaan khusus pemerintah untuk pendidikan dan sumbangan masyarakat. Sedangkan dimensi pengeluaran terdiri dari pengeluaran berulang atau rutin dan pengeluaran modal atau anggaran pembangunan.
Adapun untuk sumber dana SDN Tamansari berasal dari sumbangan BOS dan DAK. Untuk contoh administrasi keuangan akan dilampirkan pada lembar lampiran.
8.      Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.
Tujuan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah secara umum untuk memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan prasarana dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien.
Pada pengelolaan sarana dan prasarana, dari pihak SDN Tamansari berusaha secara maksimal dengan mengangkat sukwan untuk membantu mengelola semua fasilitas SDN Tamansari. Fasilitas-fasilitas yang tersedia di SDN Tamansari yakni ruang perpustakaan, ruang UKS, komputer, ruang penyimpanan barang-barang, alat peraga, dan lain-lain.

9.      Pengelolaan Layanan Khusus Pendidikan
Layanan khusus pendidikan memiliki tujuan untuk menunjang terhadap tujuan pendidikan, layanan ini berupa layanan bimbingan dan konseling, UKS, perpustakaan, dan lain-lain.
Dari hasil observasi didapatkan bahwa di SDN Tamansari sudah memiliki ruangan UKS dan perpustkaan. Pengelolaan UKS di kelola oleh guru olahraga dan untuk perpustakaan di kelola oleh guru kelas dua beserta guru-guru sukwan. Adapun untuk layanan bimbingan dan konseling di SDN Tamansari sekolah dilakukan dengan baik.


BAB II
PEGELOLAAN KELAS YANG EFEKTIF DI SDN TAMANSARI

1.      Kelas Dua
Menurut hasil wawancara, pengelolaan kelas yang efektif yaitu kelas dua.
Fungsi pengelolaan kelas sangat mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikatornya proses belajar mengajar berlangsung secara efektif
2.      Pengorganisasian KBM
Pada pengorganisasian KBM guru kelas 2 sudah melakukannya dengan baik.
Pada saat mengajar, guru selalu membawa perangkat pembelajaran dengan maksud agar proses belajar mengajar berjalan dengan terarah, dan tujuan yang dirumuskan dalam program bisa tercapai
Menurut beliau, pengorganisasian KBM disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Kegiatan Belajar dan Mengajar dilakukan dengan mengacu pada RPP yang telah dibuat, sehingga materi pelajaran tersampaikan dengan tepat.  
3.      Pengorganisasian Siswa di Kelas
 Guru yang profesional merupakan guru yang mampu bekerja secara rutin dan itu dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan profesionalismenya. Mengingat  input yang masuk SD Negeri Tamansari tiap tahunnya rata-ratanya tinggi, maka untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi akademis siswa, guru berupaya untuk melibatkan siswa secara optimal dalam pembelajaran yang dikelolanya.
Pada pengorganisasian siswa, guru kelas 2 sudah mengkondisikannya dengan baik. Dengan membuat administrasi kelas seperti daftar kelas, daftar piket, dsb.
4.      Penataan Ruangan atau Kelas
Lingkungan kelas yang efektif perlu ditata dengan baik sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa.
Pada penataan ruangan, guru kelas dua menata tempat duduk siswa dengan model klasik.
5.      Penataan Perabot Kelas
Di kelas dua SDN Tamansari untuk perabot-perabot kelas sudah ditata dengan baik. Dengan adanya lemari khusus tempat buku-buku dan lain-lain. Penampilan kata-kata, contoh portofolio, mainan-mainan anak juga ikut menghiasi ruangan kelas dua, sehingga dengan ditata seperti ini membuat kenyamanan kepada siswa. Selain daripada itu, hasil karya siswa dipajang di tempat khusus supaya memotivasi siswa untuk belajar dengan giat. 
6.      Pendekatan Pengelolaan Kelas
Pendekatan pengelolaan kelas yang digunakan yaitu dengan pendekatan otoriter, penggunaan pendekatan ini dikarenakan keadaan siswa pada waktu awal masuk kelas dua, kurang sesuai dengan perilaku yang diharapkan.
7.      Pembinaan Disiplin Kelas
Ada beberapa strategi penanaman dan penanganan disiplin kelas diantaranya :
a.       Pandangan yang berfokus pada guru, beranggapan bahwa siswa harus mengerjakan apa yang diinginkan oleh gurunya.
b.      Pandangan yang berfokus pada kepentingan siswa beranggapan bahwa guru harus tahu kebutuhan siswa dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut.
Sejalan dengan pandangan ini adalah anggapan yang mengatakan:
a.       pendekatan yang berhasil dalam membangun disiplin adalah yang menghormati hak individu dan meningkatkan harkat dan konsep diri; serta
b.      komunikasi yang terbuka dan jujur antara guru dan siswa sangat perlu dalam penanaman disiplin.
c.       Pandangan behaviorisme mengatakan bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol.
Perilaku agresif dapat diatasi antara lain dengan cara:
1.      menukar teman duduk,
2.      menghindari konfrontasi,
3.      mendinginkan emosi/suasana,
4.      menghindari kata-kata kasar, dan
5.      konsultasi dengan pihak lain.
Dari hasil observasi diperoleh bahwa di kelas 2 SDN Tamansari melakukan pembinaan disiplin kelas dengan memberitahukan aturan-aturan kepada siswa pada saat awal masuk kelas dua. Selain itu, pembinaan disiplin kelas dilakukan setiap hari dengan strategi mengaitkan materi ajar dengan kehidupan sehari-hari yang berkenaan dengan disiplin. Pelaksanaan pada akhlak juga sangat diperhatikan dalam setiap aktivitas siswa di kelas.
8.      Masalah Kelas dan Penanggulangannya
Masalah yang muncul yaitu dari siswa yang belum menulis dengan baik dan benar.
Penanggulangannya dengan menggunakan pendekatan sosio emosional dan bekerjasama dengan orang tua siswa supaya sama-sama memotivasi dan mengajar siswa untuk menulis.   

1.      Kelas 4
2.      Pengorganisasian KBM
Pengorganisasian KBM di kelas 4 dilakukan dengan menyesuaikan pada tujuan yang ingin dicapai oleh siswa, pada saat pembelajaran berlangsung guru menggunakan metode-metode pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan tujuan.  
3.      Pengorganisasian Siswa di Kelas
Dengan membuat administrasi kelas .
4.      Penataan Ruangan atau Kelas
Posisi tempat duduk menggunakan model klasik. Penampilan gambar-gambar dan tulisan-tulisan berisi motivasi yang berkenaan dengan pembelajaran. 
5.      Penataan Perabot Kelas
Penataan lemari khusus untuk kebutuhan kelas, dan penataan papan tulis dan lain-lain, sudah ditata dengan baik.
6.      Pendekatan Pengelolaan Kelas
Pendekatan yang digunakan yakni pendekatan permisif. Alasannya karena guru menginginkan kemandirian pada siswa.
7.      Pembinaan Disiplin Kelas
Pembinaan disiplin dilakukan tiap hari pada saat pembelajaran.
8.      Masalah Kelas dan Penanggulangannya
Masalah yang muncul yakni pada siswa yang jarang sekolah. Penanggulangannya dengan cara melakukan pendekatan dan menjalin komunikasi yang efektif dengan orang tua supaya dapat memotivasi siswa untuk bersekolah.


BAB III
PENGALAMANKU DI KELAS


1.      Pengalaman Menggunakan Penataan Tempat Duduk Tapal Kuda dan Lingkaran
a.       Mata Pelajaran: Tema Keramahan
b.      Kelas/Jam        : 1 (satu) jam ke 1 (satu)
c.       Metode atau Strategi yang digunakan yaitu: Metode bercerita dan tanya jawab.
d.      Media yang digunakan yaitu: Gambar-gambar, interaksi manusia, kartu kata.
e.       Respon Siswa:
Ketika menggunakan  penataan tempat duduk tapal kuda dan lingkaran mendapat respon yang hangat dari siswa. Mereka sangat senang dengan keluar pola tempat duduk seperti ini, karena menurut pengamatan saya mereka merasa dekat dengan guru pada saat siswa tidak gaduh dan tidak nyaman.
f.       Respon Guru Kelas
Guru kelas merespon dengan baik penataan kedua pola tempat duduk seperti ini. Namun sedikit mengkritisi kekurangan, yaitu pada tempat duduk jenis lingkaran. Siswa yang membelakangi papan tulis tidak nyaman untuk menulis.
g.      Respon Saya
Saya merespon baik terhadap kedua pola tempat duduk seperti ini. Namun hampir sama dengan kritikan guru kelas satu dalam hal menanggapi kekurangannya ketika mendapati anak yang berada membelakangi papan tulis. Mereka susah untuk melihat tulisan dan menuliskan tulisan yang berada di papan tulis. Hal ini sedikit menghambat terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

2.      Pengalaman Menggunakan Pendekatan PK
a.       Kelas : 1 (satu)
b.      Pendekatan yang dipakai yaitu pendekatan otoriter
c.       Jenis kegiatan kelas: Ketika siswa menjawab saat matematika, anak-anak ribut.
d.      Kelebihan: Dengan menggunakan pendekatan maka semua siswa merasa berharga dihadapan guru dan teman-teman siswa yang lain.
Pendekatan otoriter tidak memaksaksakan kepatuhan, tidak merendahkan siswa, dan tidak bertindak kasar. Dalam hal ini guru dengan otoritasnya bertindak untuk kepentingan siswa, agar mampu melaksanakan disiplin yang tegas. Alasan penggunaan pendekatan ini karena perilaku siswa kelas satu kurang sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Maka dari itu untuk menanggulangi dan mengobatinya saya menggunakan pendekatan otoriter.
e.       Kelemahan
Kelemahan dari pendekatan otoriter yaitu lebih menitikberatkan pada pendisiplinan pada diri siswa. Dalam prosesnya kita dituntut untuk ramah dan bersabar menghadapi perilaku-perilaku yang menyimpang pada siswa. Sedangkan pada waktu itu banyak siswa yang berlaku kurang sopan terhadap guru.
f.       Respon Guru Kelas
Respon guru kelas begitu baik, tetapi masih ada kekurangannya yaitu jangan terlalu baik dalam menangani anak bermasalah tetapi harus ada pendekatan-pendekatan terhadap mereka.

3.      Penanganan Menangani Masalah Kelas
a.       Kelas
b.      Jenis masalah anak: Mengganggu kelas; berbicara keras, dan jalan-jalan di kelas tanpa permisi.
c.       Faktor penyebab masalah: Karena kurangnya persiapan dari guru, kurangnya perhatian dari guru, dan kebiasaan-kebiasaan anak tersebut yang tidak diberi penekanan-penekanan.
d.      Upaya mengatasi masalah: Untuk mengatasi masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan otoriter. Anak yang bermasalah didekati dan diberi penjelasan tentang perilakunya. Kemudian anak tersebut diberi tugas-tugas mata pelajaran supaya bisa diam dan mau mengerjakan tugas dari guru.
e.       Hasil akhir: Setelah dilakukan pendekatan kelas, ternyata menuai hasil. Meskipun hasilnya belum maksimal tetapi dengan menggunakan  pendekatan-pendekatan kelas perilaku-perilaku anak yang menyimpang sedikit berkurang.   


Pengunjung