Bab 1
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Untuk
mengoperasikan sebuah organisasi yang kompleks (besar dan rumit) dengan efisien
dan efektif, manajemen membutuhkan informasi terinci tentang operasi
perusahaan. Seperti berapa jumlah bahan yang harus disediakan, darimana bahan
diperoleh, berapa jumlah peralatan yang terpakai, berapa karyawan yang layak
diperkerjakan dll.
Semua persoalan
tersebut akan bisa diatasi oleh manajemen apabila manajemen memperoleh
informasi yang tepat untuk digunakan sebagai dasar kebijakannya. Artinya
manajemen harus memperoleh informasi tentang masukan dan keluaran operasi atau
perusahaan untuk dasar operasinya. Tanpa informasi tentang masukan dan
keluaran, maka tidak mungkin manajemen dapat mengambil keputusan dengan tepat.
Untuk mengatasi hal
tersebut diperlukan system informasi yang memadai. Yaitu system informasi untuk
perencanaan, pengelolaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. System
informasi yang berhubungan dengan masalah akuntansi atau keuangan merupakan
tugas dan tanggung jawab dari akuntan manajemen, dan system informasi
yang berhubungan dengan akuntansi tersebut disebut Akuntansi Manajemen.
(Machfoedz, Mas’ud, Akuntansi Manajemen, 2002)
Bab II
Pembahasan
2.1 Konsep yang melatar belakangi lahirnya
Akuntansi Manajemen
a. Sejarah
akuntansi Manajemen
Pada tahun 1880an, perusahaan manufaktur di Amerika mulai
berkonsentrasi dalam pengembangan teknologi produksi yang berkapasitas
besar. Para manajer dan insinyur pada
perusahaan metal telah mengembangkan untuk menghitung relevant product cost yang
disebut scientific
management. Prosedur ini digunakan untuk menganalisis produktivitas
dan laba suatu produk. Akan tetapi seiring berkembangnya pemikiran akuntansi
maka setelah tahun 1914 prosedur tersebut mulai hilang dari praktik akuntansi
perusahaan.
Setelah
Perang Dunia I, terdapat peraturan akuntansi keuangan yang mempunyai dampak berkurangnya informasi akuntansi yang bermanfaat untuk
mengevaluasi kinerja bawahan dalam perusahaan besar (lost relevance). Sampai tahun 1920an, semua manajer percaya pada
informasi yang berhubungan dengan proses produksi utama, transaksi dan even
yang menghasilkan jumlah nominal pada laporan keuangan. Setelah tahun 1925,
informasi yang digunakan oleh manajer menjadi lebih sederhana dan banyak
perusahaan manufaktur di Amerika telah mengembangkan prosedur akuntansi
manajemen seperti yang dikenal sekarang.
Selama
kurun waktu lebih dari enam puluh tahun, akuntan akademisi berusaha untuk
mengembalikan relevansi antara informasi kos akunting dengan informasi
akuntansi keuangan. Usaha tersebut menggunakan model perusahaan manufaktur
sederhana, sejenis dengan perusahaan tekstil abad 19, dan dalam rangka mengatasi
masalah produksi, akademisi menyusun ulang informasi pelaporan kos persediaan.
Meskipun demikian, model tersebut terlalu sederhana untuk menjelaskan masalah
nyata yang dihadapi oleh manajer akan tetapi hal tersebut dimahfumkan dalam
rangka mempermudah bagaimana informasi kos yang berasal dari laporan keuangan
dapat dibuat relevan dengan pengambilan keputusan (kos manajemen).
Mulai
tahun 1980an sampai sekarang, akuntansi manajemen mengalami masa perkembangan
yang pesat dengan perannya sebagai pendamping akuntansi keuangan. Johnson
dan Kaplan menuliskannya dengan indah dalam “Relevance Lost: The Rise and
Fall of Management Accounting”. (www.google.com)
b. Pengertian Akuntansi Manajemen
Suatu tipe informasi kuantitatif yang
menggunakan uang sebagai satuan ukuran, yang digunakan untuk membantu manajemen
dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan atau informasi keuangan merupakan
keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen yang dimanfaatkan oleh
pemakai intern organisasi. (www.google.com)
2.2 Peranan Akuntansi Manajemen dalam
Organisasi dan Peranan Informasi bagi Manajer.
Organisasi dan Sasarannya
Organisasi dapat
didefenisikan sebagai sekelompok orang yang menyatu
bersama karena beberapa tujuan bersama. Tujuan bersama
yang mengarahkan kerja organisasi disebut sasaran organisasi. Tidak semua
organisasi mempunyai sasaran yang sama namun sebagian besar organisasi
mempunyai sasaran untuk memperoleh keuntungan. (Ray, H, Garrinson, D.B.A,
Akuntansi Manajemen 1987)
Selain
sasaran untuk memperoleh keuntungan dari dana yang telah ditanamkan pada
perusahaan, organisasi/perusahaan juga mempunyai sasaran lain yaitu ingin
memperoleh dan mempertahankan reputasi integritas, wajar, dan dapat dipercaya.
Perusahaan ingin juga menjadi suatu kekuatan yang positif dalam lingkungan
social dan ekologi tempat perusahaan menjalankan aktifitas.
Akuntansi Manajemen sebagai suatu Tipe Informasi
Akuntansi Manajemen dipandang sebagai suatu tipe
akuntansi yang merupakan suatu proses untuk mengolah informasi keuangan untuk
memenuhi keperluan para manajer dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas
organisasi. Informasi adalah suatu data, fakta, pengamatan, persepsi
atau sesuatu yang lain yang menambah ilmu pengetahuan. (www.google.com)
Definisi lain menyebutkan informasi adalah data yang
sudah diolah, atau dengan kata lain hasil olahan data yang digunakan untuk
pengambilan keputusan. Informasi ini berbeda dengan berita atau issue.
Pemerolehan informasi dapat dari berbagai sumber baik eksternal maupun
internal.
Karakteristik
informasi yang berkualitas :
1. Tepat
waktu: Informasi harus tepat waktu
karena apabila informasi datang terlambat maka informasi tersebut tidak
berguna lagi.
Ketepatan waktu
sangat diperlukan manajemen dalam persaingan global.
2.
Relevan : Relevan adalah kesesuaian informasi
tersebut dengan kebutuhan manajemen. Informasi yang
relevan akan sangat mendukung manajemen dalam
pengambilan keputusan.
3.
Akurat : Informasi yang akurat akan menjamin
ketepatan dalam pengambilan keputusan manajemen.
4.
Broadscope : adalah
keluasan informasi. Dengan informasi yang luas, manajemen dapat meminimalisir resiko yang mungkin timbul dari
keputusan yang dibuat.
Pengertian Informasi Akuntansi Manajemen :
Informasi akuntansi manajemen mengacu pada proses
perbaikan nilai secara terus menerus untuk menambah nilai produk atau jasa yang
berkaitan dengan rencana, desain, ukuran dan operasi system informasi financial
dan nonfinancial yang membimbing dan mengarahkan tindakan manajemen, memotivasi
perilaku, dan mendukung serta menciptakan nilai budaya yang diperlukan untuk
mencapai sasaran organisasi.
Manfaat
Informasi :
1. Dapat mengurangi ketidakpastian.
2.
Membantu manajemen untuk bertindak lebih baik.
3.
Membantu manajemen untuk mengenali lingkungan internal
maupun eksternal.
4.
Membantu manajemen dalam penilaian kinerja.
5. Membantu perencanaan manajemen.
6. Memotivasi Manajemen.
Peranan Akuntansi Manajemen bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam Organisasi
Secara hirarki manajemen dapat dikelompokan menjadi tiga
bagian yaitu manajemen atas(senior executive), manajemen menengah(middle
management), dan manajemen bawah(operational level. Masing-masing tingkatan ini
membutuhkan informasi yang berbeda-beda.( Samsryn, L.M,
Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar 2002)
Contoh :
Pada organisasi
bengkel supervisor merupakan manajemen tingkat bawah (operational level).
Tugas supervisor adalah memeriksa sepeda motor dll. Informasi yang dibutuhkan
adalah jumlah kerusakan, keseringan kerusakan, jumlah komponen yang dibutuhkan
dan sebagainya.
Sementara manajer bengkel merupakan tingkatan manajemen
menengah, informasi yang dibutuhkan berbeda dari level operasional. Level
menengah membutuhkan informasi seperti yang berkaitan dengan cara meningkatkan
pendapatan (laba) perusahaan. Manajemen tingkat menengah ini lebih terfokus
pada cara atau strategi yang dapat meningkatkan laba perusahaan.
Sedangkan pemilik (owner) atau jajaran direksi merupakan
contoh dari manajemen atas (senior executive). Pada level ini membutuhkan
informasi tentang bagaimana cara untuk menyusun strategi mempertahankan market
share bengkel, memperbesar omset perusahaan, diversifikasi perusahaan,
loyalitas dan kepuasan pelanggan dan sebagainya.
Tampak jelas pada contoh diatas bahwa masing-masing
tingkatan manajemen perusahaan membutuhkan informasi berbeda satu dengan
lainnya.
Peranan informasi bagi manajer
Seperti yang telah kita ketahui informasi sangat berperan
dalam pembuatan keputusan bagi manajer, karena manajer merupakan pimpinan dan
peserta aktif dalam proses perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan. Oleh karena itu manajer sangat berperan penting dalam pengambilan
keputusan dan mengarahkan organisasi agar dapat mencapai sasaran.
Sedangkan informasi itu sendiri merupakan “mesin” yang
membuat manajemen berjalan. Dalam ketiadaan aliran informasi yang kontinyu
manajemen akan menjadi tidak berdaya dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu,
organisasi diharuskan memiliki jaringan yang luas, agar memungkinkan berbagai
tingkat manajemen dapat berhubungan melalui saluran komunikasi tersebut.
Dengan adanya informasi yang actual dan terpercaya maka manajer
dapat mengambil keputusan dengn lebih terarah dan efektif.
2.3 Perbedaan
Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
Keterangan
|
Akuntansi
Keuangan
|
Akuntansi
Manajemen
|
Audience
|
Eksternal
|
Internal
|
Tujuan
|
Melaporkan kinerja masa lalu pada pihak eksternal
|
Memberitahukan perbuatan keputusan internal oleh tenaga
dan manajer umpan balik dan pengendalian kinerja operasi
|
Waktu
|
Terlambat,
historis
|
Saat ini, orientasi masa yang akan datang.
|
Tipe
Informasi
|
Hanya
mengukur keuangan.
|
Keuangan dan operasional dan pengukuran fisik proses,
teknologi, supplier, pelanggan dan kompetitor
|
Batasan
|
Regulasi, dikendalikan oleh aturan-aturan standar
keuangan
|
Tidak ada regulasi, system dan informasi ditentukan
oleh manajemen untuk mempertemukan kebutuhan stratejik dan operasional
|
Sifat
informasi
|
Objektif,
dapat di audit,reliable, konsisten, dan tepat
|
Lebih subjektif dengan pertimbangan valid, relevan dan
akurat
|
Cakupan
|
Laporan
organisasi keseluruhan
|
Memberitahukan
keputusan dan tindakan
|
Selain memiliki perbedaan antara akuntansi keuangan dan
manajemen juga memiliki persamaan yaitu
:
1.
Prinsip akuntansi yang lazim diterima baik dalam
akuntansi keuangan kemungkinan besar juga merupakan prinsip pengukuran yang
relevan dalam akuntansi manajemen.
2.
Sama-sama menggunakan informasi operasi yang sama.(Hariadi,
Bambang, Akuntansi Manajemen 2002)
2.4 Peran
Akuntan Manajemen
Perilaku Etis Akuntan Manajemen
Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tindakan yang
benar dan sesuai serta tepat. Tingkah laku kita mungkin benar atau salah,
sesuai atau menyimpang, dan keputusan yang kita buat dapat adil atau berat
sebelah. Orang sering berbeda pandangan terhadap arti istilah etis, tetapi
nampaknya terdapat suatu prinsip umum yang mendasari semua system etika.
Ada 10 nilai inti
yang diidentifikasi menghasilkan prinsip-prinsip yang melukiskan benar dan
salah dalam kerangka umum, yaitu :
·
Kejujuran
(honesty)
·
Integritas
(integrity)
·
Memegang
janji (promise keeping)
·
Kesetiaan
(fidelity)
·
Keadilan
(fairness)
·
Kepedulian
terhadap sesama (caring for others)
·
Penghargaan
kepada orang lain (respect for others)
·
Kewarganegaraan
dan bertanggung jawab (responsible citizenship)
·
Pencapaian
kesempurnaan (pursuir of excellence)
·
Akuntabilitas
(accountibillity)
(www.google.com)
IMA (Instititute of Management Accountants) mengeluarkan
pernyataan tentang standar perilaku etis
akuntan manajemen. Standar tersebut adalah sebagai berikut.
1) Kompetensi
Akuntan manajemen bertanggungjawab
untuk
a)
Menjaga tingkat kompetensi professional yang dimiliki
dengan terus menerus mengembangkan pengetahuan dan keahliannya.
b)
Melakukan tugas-tugas profesionalnya sesuai dengan hokum,
peraturan, dan standar teknis yang berlaku.
c)
Menyusun laporan dan rekomendasi yang lengkap serta jelas
setelah melakukan analisis yang benar terhadap informasi yang relevan dan dapat
dipercaya.
2) Kerahasiaan
Akuntan manajemen bertanggungjawab
untuk :
a)
Tidak membocorkan informasi rahasia tanpa ijin, kecuali
diharuskan secara hokum.
b)
Memberi tahu bawahan seperlunya dan memonitor aktivitas
mereka untuk menjaga kerahasian tersebut.
3) Integritas
Akuntan manajemen bertanggungjawab untuk :
a) Menghindari konflik kepentingan
actual.
b)
Menahan diri dari aktivitas yang akan menimbulkan
kecurigaan terhadap kemampuan mereka untuk melakukam tugasnya secara etis.
c)
Menolak pemberian, penghargaan, dan keramah-tamahan yang dapat mempengaruhi
mereka dalam bertugas.
d)
Menahan diri untuk tidak melakukan penggerogotan terhadap
legitimasi organisasi dan tujuan-tujuan etis, baik secara aktif maupun pasif.
e) Mengkomunikasikan berbagai batasan
profesional
f)
Mengkomunikasikan informasi yang baik atau buruk dan penilaian atau opini professional.
4) Objektivitas
Akuntan manajemen bertanggungjawab
untuk :
a)
Mengkomunikasikan informasi dengan adil dan objektif
b)
Mengungkapkan semua informasi yang relevan dan dapat
diharapkan mempengaruhi pemahaman pengguna terhadap laporan, komentar, dan
rekomendasi yang dikeluarkan.
5) Resolusi konflik etika
Dalam pelaksanaan
standar perilaku etis, akuntan manajemen mungkin menghadapi masalah dalam
mengidentifikasi perilaku yang tidak etis atau dalam menyelesaikan konflik
etika. Ketika menghadapi isu-isu etika
yang penting, akuntan manajemen harus mengikuti kebijakan yang ditetapkan
organisasi dalam mengatasi konflik. Jika kebijakan ini tidak menyelesaikan
konflik etika, akuntan manajemen harus mempertimbangkan tindakan berikut ini :
a)
Mendiskusikan masalah tersebut dengan supervisor kecuali
jika masalah tersebut melibatkan atasannya.
b)
Menjelaskan konsep-konsep
yang relevan melalui diskusi rahasia dengan seorang penasihat yang
objective untuk mencapai pemahaman terhadap tindakan yang mungkin dilakukan.
c)
Jika konflik etika masih ada setelah dilakukan tindakan
terhadap semua jenjang, akuntan manajemen mungkin tidak mempunyai jalan lain
kecuali mengundurkan diri dari organisasi dan memberikan memo yang informative
kepada perwakilan organisasi yang ditunjuk.
d)
Kecuali diperintah secara hukum, mengkomunikasikan
masalah tersebut kepada berbagai otoritas atau individu yang tidak ada hubungan
dengan organisasi bukanlah pertimbangan yang tepat.
Bab III
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
Akuntansi
manajemen merupakan salah satu bagian dari ilmu akuntansi yang menitikberatkan
permasalahannya pada organisasi serta informasi yang dibutuhkan organisasi
tersebut. Laporan dari bagian akuntansi dalam perusahaan dapat membantu manajer
mengambil keputusan dengan lebih bijak dan terarah, setelah keputusan diambil
biasanya bagian akuntansi akan menilai apakah keputusan itu efektif dan
efisien.
Atau
dengan kata lain Akuntansi Manajemen dan Laporan Akuntansi menyajikan
informasi yang terutama ditujukan untuk member gambaran kondisi financial dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Dilain pihak para manajer harus menentukan tujuan
perusahan, menjabarkan tujuan tersebut, mengevaluasi dan mengambil tindakan
untuk pencapaian, sesudah itu mengendalikan apa yang telah ditetapkan.
Informasi akuntansi sangat membantu menjalankan fungsi manajer tersebut.