EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG KONSEP PECAHAN KELAS III SDN I CIPAKAT

  1.  Judul
“EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG KONSEP PECAHAN   KELAS III SDN I CIPAKAT”
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III SDN I CIPAKAT Kabupaten Tasikmalaya )
  1. Latar Belakang
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai sangat memegang peranan penting , karena matematika dapat  meningkatkan pengetahuan siswa dalam berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif, dan efektif dan efisien. Oleh karena itu, pengetahuan matematika harus dikuasai sedini mungkin oleh para siswa.
Kebanyakan proses pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah pembelajaran konvensional yakni ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Pendekatan pembelajaran ini mengakibatkan rendahnya pada kemampuan penalaran siswa. Pendekatan konvensional ini mengakibatkan kurang aktifnya siswa dalam proses belajar mengajar dan proses proses belajar mengajar lebih didominasi oleh guru (teacher center). Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran tersebut perlu segera dirubah.
Soedjadi dalam Sudarsiah (2005:2) mengemukakan bahwa , di negeri Belanda telah dikembangkan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Dalam pendekatan PMR, pembelajaran matematika lebih memusatkan kegiatan belajar pada siswa (student center) dan lingkungan serta bahan ajar yang  disusun sedemikian sehingga siswa lebih aktif mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuan yang diperolehnya.
Morgan mengemukakan, belajar adalah setiap yang relatif menetap dalam tingkahlaku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Matematika adalah merupakan ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk atau struktur yang abstrak dan hubungan antara hal-hal tersebut. Untuk dapat memahami struktur dan hubungan-hubungannya diperlukan penguasaan tentang konsep-konsep yang terdapat dalam matematika.
Misalnya dalam pembelajaran matematika tentang pecahan,  Membangun pemahaman pecahan bagi siswa SD tidak mudah dilakukan. Konsep ini menyangkut operasi pembagian yang tidak begitu mudah dipahami oleh siswa yang masih berada pada tahap berpikir kongkret.  Pecahan di SD mulai diberikan di kelas III. Pecahan dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik ini diharapkan siswa memahami pecahan dan menggunakannya dalam perhitungan sehari-hari. Pecahan yang diperkenalkan adalah pecahan sederhana, seperti setengah dan seperempat.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis mencoba melakukan penelitian yang berjudul “Efektifitas Pembelajaran Matematika Realistik  Pada Pembelajaran Matematika Tentang Konsep Pecahan Kelas III SDN I CIPAKAT”

  1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, ada beberapa masalah dapat di identifikasikan sebagai berikut:
Sejauh mana efektifitas pendekatan pembelajaran matematika realistik dalam pembelajaran matematika tentang konsep pecahan   kelas III SDN I CIPAKAT


  1. Rumusan Masalah
            Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka secara rinci permasalahan penelitian ini dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
a.       Bagaimana perencanaan dalam pembelajaran matematika tentang pecahan biasa dengan menggunakan PMR pada kelas III SDN I CIPAKAT?
b.      Bagaimana cara mengajarakan pecahan pada anak Sekolah Dasar kelas III dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik?
c.       Apakah efektif pembelajaran matematika realistik digunakan pembelajaran matematika tentang konsep pecahan  kelas III SDN I CIPAKAT?

  1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a.       Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
b.      Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif.
c.       Untuk mengetahui seberapa efektifnya pendekatan pembelajaran matematika realistik pada pembelajaran matematika tentang  konsep pecahan kelas IV SDN I CIPAKAT

  1. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang terkait dengan pendidikan terutama guru dan siswa.

a.    Manfaat Teoritis
Untuk menambah pengetahuan dan memberikan dalam mempelajari pembelajaran matematika sehingga belajar bermakna dapat tercapai.

b.    Manfaat Praktis
1.  Bagi Siswa
Membantu siswa untuk meningkatkan aktivitas dalam belajar Matematika dan menemukan cara belajar yang lebih efektif dalam memahami pembelajaran Matematika.
2.  Bagi Guru
Untuk memberikan suatu pengetahuan dan masukan dalam mengatasi kurang aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran Matematika sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa.
  1. Landasan Teori
Hans Freudenthal berpendapat bahwa matematika merupakan aktivitas insani (mathematics as human activity). Menurutnya siswa tidak dapat dipandang sebagai penerima pasif matemtaika yang sudah jadi. Siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali matematika di bawah bimbingan orang dewasa (Gravemeijer, 1994). Proses penemuan kembali tersebut harus dikembangkan melalui penjelajahan berbagai persoalan dunia nyata (de Lange, 1995). De Lange mendefinisikan dunia nyata sebagai suatu dunia nyata yang kongkret, yang disampaikan kepada siswa memlalui aplikasi matematika.
Depdiknas (2002:6) menyatakan bahwa “materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaiut materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatihkan melalui belajar materi matematika.”
Dikutip dari Copi (1978: vii), mantan Presiden AS Thomas Jefferson mengemukkan “In a republican nation, whose citizens are to be led by reason and persuasion an not by force, the art of reasoning becomes of first impoetance”. Pernyataan ini menunjukkkan pentingnya penalran dan argumentasi dipelajari dan dikembangkan di suatu dan dikembangkan di suatu negara sehingga setiap warga negara akan dapat dipimpin dengan daya nalar (otak) dan bukannay dengan kekuatan otot saja. Kemampuan dan keterampilan bernalar ini sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika.
Menurut Popham (2003:7) efektifitas pengajaran seharusnya ditinjau dari hubungan guru tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, di dalam situasi tertentu dalam usahanya mencapai tujuan-tujuan instruksional tertentu.
Dunne (1996:12) berpendapat bahwa efektifitas pembelajaran memiliki dua karakteristik. Karakteristik pertama ialah “memudahkan mudid belajar” sesuatu yang bermanfaat, seperti fakta keterampilan, nilai, konsep dan bagaimana hidup serasi dengan sesama, atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan. Karakteristik kedua, bahwa keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai, seperti guru-guru, pelatih guru-guru, pengawas, tutor, dan pemandu mata pelajaran atau murid-murid sendiri.
Perkembangan siswa Sekolah Dasar sangat beraneka ragam keanekaragaman tersebut menjadi tantangan guru untuk lebih memahami perkembangan siswa didiknya. Siswa Sekolah Dasar membutuhkan  kasihsayang yang lebih dibandingkan dengan siswa SLTP atau SMA. Siswa Sekolah Dasar masih belajar dalam kondisi yang abstrak, sehingga guru Sekolah Dasar harus sering memberikan pengajaran dengan sering menggunakan sesuatu yang abstrak.
Menurut Basset dan Logan (1983). Menjelaskan bahwa karakteristik anak Sekolah Dasar adalah :
a.   Mereka semua alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan   dunia yang ada di sekitar mereka.
     b.   Mereka senang dengan bermain dan bergembira ria.
c. Mereka suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencoba usaha-usaha baru.
d.  Mereka biasanya bergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi, mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan.
                      Negoro (Kasmiati, 2003: 11) mengemukakan bahwa pecahan merupakan bilangan yang menggambarkan bagian dari suatu keseluruhan, bagian dari suatu daerah, bagian dari suatu benda atau bagian suatu himpunan.

  1. Kerangka Berpikir
               Matematika Realistik (MR) yang dimaksudkan dalam hal ini adalah matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Masalah-masalah realistik digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Pembelajaran MR di kelas berorientasi pada karakteristik-karakteristik RME, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan mengaplikasikan konsep-konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari atau masalah dalam bidang lain.

               Pembelajaran ini sangat berbeda dengan pembelajaran matematika selama ini yang cenderung berorientasi kepada memberi informasi dan memakai matematika yang siap pakai untuk memecahkan masalah-masalah.

              Karena matematika realistik menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran maka situasi masalah perlu diusahakan benar-benar kontektual atau sesuai dengan pengalaman siswa, sehingga siswa dapat memecahkan masalah dengan cara-cara informal melalui matematisasi horisontal. Cara-cara informal yang ditunjukkan oleh siswa digunakan sebagai inspirasi pembentukan konsep atau aspek matematiknya ditingkatkan melalui matematisasi vertikal. Melalui proses matematisasi horisontal-vertikal diharapkan siswa dapat memahami atau menemukan konsep-konsep matematika (pengetahuan matematika formal).

  1. Anggapan Dasar
      Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyidik (Surakhmad, 1980 : 107). Adapun anggapan dasar yang dijadikan titik tolak dalam penulisan proposal ini adalah :
 “anak belajar dari sesuatu yang konkret menuju ke sesuatu yang abstrak”

  1. Hipotesis
Hipotesis  yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini adalah “  pembelajaran matematika tentang konsep pecahan sangat efektif dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik  
  1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian tindakan kelas (PTK).
  1. Definisi Operasional
1.      Efektifitas Pembelajaran
Efektifitas adalah tingkat keberhasilan. suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana apa yang telah direncanakan dapat tercapai. Semakin banyak rencana yang dapat dicapai, semakin efektif pula kegiatan tersebut, sehingga kata efektivitas dapat pula diartikan sebagai tingkat keberhasilan. Dengan demikian pengertian efektivitas dalam penelitian ini adalah sejauh mana Pembelajaran Matematika Realistik efektif digunakan dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa. 
2.      Pembelajaran Matematika Realistik
Pendekatan matematika realistik adalah suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang banyak dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari serta menerapkan suatu konsep berdasarkan kenyataan (masuk akal, dapat dibayangkan) sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi yang dipelajari.
3.       Pecahan
Pecahan  meupakan Bilangan untuk menyatakan banyaknya bagian dari suatu benda utuh yang dibagi menjadi dua bagian-bagian yang sama besar. Pada siswa kelas III dalam mengajarkan pecahan masih dalam tahap pengenalan pecahan.

  1. Jadwal Kegiatan
No.
Kegiatan
Bulan ke......
1
2
3
4
5
6
1
Studi pendahuluan






2
Pelaksanaan tindakan






3
pengamatan






4
refleksi






5
Pembuatan laporan







  1. Daftar Pustaka
Hadi,Sutarto. (2005). Pendidikan Matematika Realistik. Banjarmasir: Tulip
              Undang, G. (2008). Teknik Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Penerbit    Sayagatama

Turmudi, (2008). Taktik dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT. Leuser Cita Pustaka 

Pengunjung