BAB1
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Di zaman
dahulu masyarakat Bani Israel memohon kepada Nabi Samuel untuk berdoa dan
meminta petunjuk kepada Tuhan agar diturunkan seorang pemimpin yang dapat
menyelesaikan masalah mereka. Waktu itu Nabi Samuel menyatakan pada umatnya
akankah umatnya menerima apa yang dia sampaikan. Umatnya menyatakan bahwa
mereka akan menerimanya. Lalu Nabi Samuelpun berdoa dan dengan wahyu dari
Allah, Nabi Samuel menyatakan bahwa Allah telah menunjuk Thalut untuk memimpin
umat diwaktu itu melawan musuhnya. Dan dengan izin Tuhan akhirnya dibawah
kepemimpinan Thalut mereka mendapat kemenangan atas musuhnya. Padahal Thalut
hanyalah seorang petani yang awalnya tidak dikenal oleh kebanyakan masyarakat
di zaman itu. la tidak mempunyai pengalaman ekonomi, politik, tentera ataupun
kenegaraan lainnya. Tapi begitulah bila Tuhan sudah berkehendak, maka Ia pilih
pemimpin Nya dan dia turunkan bantuanNya.
Saat ini
dunia sedang prihatin menghadapi berbagai masalah yang sangat parah. Bahkan
banyak orang yang sudah berputus asa dengan keadaan yang tidak menentu. Mereka
tidak mampu membayangkan masa depan bangsa dan juga dunia. Bukan manusia tidak
berusaha mencari penyelesaian, tetapi semakin dicari semakin dunia bertambah
rusak. Krisis Moneter,Kriminalitas, Demonstrasi, Bencana alam, sudah menjadi
makanan harian. Untuk memperbaiki keadaan ini manusia memerlukan pemimpin yang
dekat, faham dan dibantu Allah. Sungguh tidak rasional bila ada orang yang
berpendapat bahwa yang penting adalah sistemnya, bukan siapa yang menjadi
pemimpinnya sebab dengan sistem itu pemimpin dibentuk. Tentu saja bila pendapat
ini kita terima sama dengan kita menyetujui bahwa kereta api, lengkap dengan
relnya, dapat dikemudikan oleh siapa saja termasuk gajah sekalipun.Yang
terpenting adalah ada kereta api, bahan bakar dan sistem-sistem lainnya.
B. Rumusan
Masalah
1. Pengertian Pemimpin
2. Macam-macam pemimpin
3. Ciri-ciri pemimpin
menurut islam
4. Syarat-syarat menjadi
pemimpin
5. Mencari pemimpin yang
didambakan umat islam
C. Tujuan
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan seorang pemimpin
dalam mengemban tugasnya dilihat dari ajaran islam. Tanpa bermaksud untuk
menyinggung pihak-pihak tertentu. Dalam hal ini penulis hanya ingin
mengutarakan/menyampaikan Realita yang terjadi mengenai sosok seorang Pemimpin.
BAB II
PEMBAHASAN
A
Pengertian Pemimpin
Pemimpin
merupakan individu yang dapat mengayomi atau kegiatan yang dilakukan seorang
individu untuk memimpin. Tiap-tipa individu memiliki memiliki sifat sebagai
seorang pemimpin. Hal tersebut dikarenakan setiap manusia memiliki derajat yang
sama di mala Allah SWT. Sebagai contoh dalam segi umur boleh-boleh saja
seseorang yang umurnya lebih muda menjadi seorang pemimpin apabila orang
tersebut dapat atau mampu mengayomi, mengatur, dengan baik serta dapat
bertanggung jawab atas kepemimpinannya tersebut dan tentu saja menghormati
anggota lain yang jabatannya di bawah kepemimpinanna itu.
Apabila
dilihat dan ditelaah betul-betul istilah kepimpinan itu sendiri, membawa maksud
yang lebih dalam dan luas dari hanya menjaga, menyusun dan memerintahkan sistem
pemerintahan dan keperluan hidup saja. Memimpin itu ada hubunganya dengan
membimbing, mendidik, menjadi contoh dan membina pribadi dan akhlak rakyat.
Mengingat saat ini memang sedang mengarah kepada disintegrasi/perpecahan antar
masyarakat. Bila hal tersebut terus terjadi maka tidak dapat dipungkiri lagi
Negara ini akan benar-benar hancur, bila sosok seorang pemimpin pilihan Allah
tidak muncul. Dengan kehadiran pemimpin pilihan Allah
negara menjadi tenang dan damai karena turunnya Rahmat Allah SWT. Sepanjang
sejarah, Allah telah membuktikan bahwa Pemimpin seperti itulah yang telah
berhasil mempimpin seluruh umat.
B. Macam-macam
Pemimpin
Berbicara
mengenai Pemimpin, harus diawali dengan bermacam-macam Pemimpin antara lain :
1. Pemimpin seluruh umat
manusia ialah Nabi-nabi Allah SWT atau Rasulullah Muhammad SAW. Sebagai contoh
teladan yang indah dan rahmat untuk alam semesta yang dinamakan Rahmatan
Lil’Aalamin.
2. Pemimpin salat berjamaah
namanya Imam.
3. Pemimipin Bangsa dan
Negara namanya Presiden.
4. Pemimpin Rumah tangga
yaitu Suami.
5. Pemimpin Perguruan
Tinggi/Fakultas yaitu Rektor/Dekan.
6. Pemimpin
Departemen-departemen yaitu Menteri.
C. Ciri-ciri
Pemimpin menurut Islam
Dalam ajaran
Islam, syarat-syarat dan ciri-ciri kepemimpinan sangat sulit/ketat. Tidak
sembarangan orang yang dapat dengan mudah mampu menjadi pemimpin.
Mewarisi
sifat Nabi Muhammad SAW yang telah teruji dan sukses dalam memimpin bangsa dan
kaumnya. Sifat tersebut adalah
§ Shidiq (benar dalam
bertindak, berdasarkan hukum dan peraturan)
§ Amanah (jujur dalam
mempergunakan kekayaan negara/fasilitas negara)
§ Tabligh (berani
menyampaikan kebenaran, tidak takut memberantas kemungkaran/KKN)
§ Fathanah (cerdik dan
bisa mencari jalan keluat dari berbagai masalah)
Apabila
sosok seorang pemimpin Negara kita tidak mampu melaksanakan hal di atas maka
dapat dikatakan belum sepenuhnya menjadi pemimpin yang didambakan umat, islam. Maka
akibatnya apabila pemimpin tidak memimpin, rakyat yang menjadi korban utama.
Karena tidak seimbangnya perekonomian, pembangunan dan kemajuan. Inilah akibatnya bila roh dan jiwa
manusia diabai dan tidak dididik dan dibimbing dengan benar. Tidak diisi dengan
ketuhanan dan cinta Akhirat. Tidak diisi dengan keimanan dan ketaqwaan. Rakyat
jadi rusak. Masyarakat jadi rusak. Negara jadi rusak. Akhirnya seluruh dunia
jadi rusak. Dalam ajaran islam, syarat-syarat dan ciri-ciri kepemimpinan sangat
ketat. Tidak sembarangan orang boleh dengan mudah mengaku mampu menjadi
pemimpin. Terlebih lagi Islam sangat menolak orang yang bersungguh-sungguh mau
menjadi pemimpin. Dalam soal kepemimpinan, bukan soal siapa yang mau akan
tetapi siapa yang mampu. Sedangkan yang mampu itu sudah menjadi sunnatullah
sangat sedikit jumlahnya. Karena pada dasarnya azas seorang pemimpin sejati
yang menjamin terhadap keselamatan adalah mereka yang dipimpin oleh Allah SWT.
Mereka adalah para Nabi dan Rasul serta pemimpin pilihan Allah yang berwatak Nabi dan Rasul. Diantara
kedua pemimpin ini yang berwatak Rasul saja yang layak jadi pemimpin seluruh
kehidupan manusia, walaupun tidak salah
untuk manusia mengikuti pemimpin yang berwatak Nabi. Ini karena para Nabi dan
pemimpin berwatak nabihanya memimpin di bidang di bidang ibadah dan akhlak
saja.
Tugas dan
peranan para pemimpin banyak memberikan petunjuk kepada manusia. Maka yang
lebih utama didahulukan adalah memberikan petunjuk bagi dirinya sendiri.
Pemimpin harus mampu mendidik diri, mampu mengendalikan hawa nafsu sendiri,
mampu berakhlak mulia, serta mampu menjadi contoh adlam segala hal khususnya
ilmu, ibadah, dan akhlak.
Pemimpin
pilihan dan bertaqwa ini senantiasa dinaungi oleh Allah SWT, Rizkinya Allah
yang menagnngung, Masalahnya Allah yang menyelesaikan. Strateginya tepat karena
ilham dari Allah. Beliau adalah sumber kekuatan, kekayaan, kebijaksanaan,
kepintaran dan kaemampuannya.Dengan kehadiran pemimpin pilihan Allah SWT, bumi
menjadi tenang dan damai karena turunnya rahmat Allah SWT.
Apakah
negara kita sudah dipimpin oleh pemimpin pilihan Allah seperti ang tadi di
jelaskan? Menurut saya negara kita masih belum menemuka pemimpin yang didambakan umat, memang perlu
disadari bahwa pemimpin juga manusia yang tidak sempurna serta memiliki
kelemahan serta kesalahan. Tapi apakah dengan alasan tersebut seorang pemimpin
selalu gagal menjalankan tugas mengemban amanat rakyat. Menurut saya apabila
pemimpin berpegang teguh pada ajaran islam, serta memahami penderitaan yang
rakyat rasakan sekarang ini. Beliau akan pantas di sebut seorang pemimpin. Tapi
yang terjadi sekarang ini adalah yang miskin semakin miskin dan yang kaya
semakin kaya. Sungguh Realita yang sangat menyedihkan.
D. Syarat-syarat
menjadi pemimpin
1. Pemimpin membawa
rakyat berakhlaq mulia dan memperoleh kesejahteraan. Membawa rakya agar terarah,
teratur, terpelihara, Terpenuhi kebutuhannya. Baik itu dari segi materi maupun
rohani
2. Menguasai ilmu yang
berkenaan dengan pengambilan keputusan/hikmah yang luas, cepat mengambil
keputusan, dan tidak membuat bingung rakat atas sika seorang pemimpin
3. Pemimpin dapat
menerangkan kepada rakyatnya bahwa amal shaleh (pembangunan manusia seutuhnya)
adalah kemakmuran yang dinikmati bersama di dunia dan juga PMA (Penanaman Modal
Akherat) dan pasti masuk surga. Menanamkan kepada rakyat agar selalu berbuat
baik begitu juga dirinya sendiri.
4. Pemimpin dapat
memberikan pengarahan yang menarik, dapat dimengerti oleh rakyat, dan penuh
kebijaksanaan serta memiliki kharisma yang dapat membuat rakyatnya kagum.
E.
Mencari Pemimpin yang didambakan Umat
Seorang
pemimpin tentunya harus berwibawa, ramah, supel, dicintai rakyat, bisa mengaomi
rakyat, bermotivasi ibadah, ikhlas, merasa senag, dan bahagia mengemban tugas
dari rakyat dan tentu saja bahagia menjadi KHALIFAH ALLAH di muka bumi.
Berbicara mengenai pemimpin, tentu saja kita membayang sosok pemimpin negara
kita yaitu seorang presiden. Melihat fenomena sekarang ini sepertinya tidak ada
kemajuan yang signifikan, terutama dilihat dari segi perekonomian, hukum.
Beberapa waktu lalu pemimpin negara kita berseteru secara terbuka dengan lawan
politiknya, terus terang hal tersebut membuat sebagian masyarakat kecewa akan
langkahnya tersebut. Apakah persoalan tersebut tidak bisa dibicarakan secara
personal? Hal tersebut memberikan dampaak kurang baik bagi sosok seorang
pemimpin.
Di Akhirat
nanti, setiap pemimpin itu akan dipertanyakan tentang apa yang dia pimpin.
Terlebih lagi pemimpin negara. Tanggungjawabnya tidak hanya mengadakan rumah,
makan minum, menjaga kesehatan, keselamatan atau mengadakan segala keperluan
lahir rakyat. Itu semua perkara kecil. Perkara remeh. Yang besarnya ialah
tentang iman, amalan dan pribadi rakyat. Tentang aqidah, ibadah dan akhlak
rakyat. Sudahkah dia mendidik, membimbing dan menunjuk ajar rakyat. Sudahkah
dia membawa rakyat kepada Tuhan dan mendekatkan rakyat dengan agama
Sudahkah
dia mensejahterakan hati dan rohani rakyat. Kesejahteraan fisik dan lahiriah
tidak ada makna apa-apa tanpa kesejahteraan rohani. Kesejahteraan lahiriah
tetap akan membawa kepada huru-hara, kekacauan, kemaksiatan, dan krisis.
Kesejahteraan lahiriah semata-mata tetap akan mencetuskan perpecahan dan
kebencian. Tidak akan terwujud perpaduan dan kasih sayang hanya dengan
kesejahteraan lahiriah. Keamanan, ketenangan, kedamaian, keharmonian dan kasih
sayang akan hanya tercetus bila hati dan rohani rakyat berada dalam keadaan
sejahtera. Inilah sebenarnya tanggungjawab pemimpin. Mensejahterakan dan
menenangkan hati dan rohani rakyat dengan mengembalikan mereka kepada fitrah
mereka. Inilah juga tanda dan isyarat bahawa Allah SWT telah ridho dengan
pemimpin, rakyat dan negara.
Sungguh
menyedihkan bila dalam realitinya, kebanyakan manusia tidak tergerak untuk
mencari pemimpin yang dapat membawa dirinya dan manusia kepada penyelesaian
yang menjadikan manusia kembali pada kemuliaannya. Padahal seperti disebut
dalam sejarah bahwa apabila telah rusak manusia-manusia di satu zaman, maka
Allah akan mengutuskan orang- Nya untuk membetulkan keadaan. Di zaman masih ada
Nabi dan Rasul, Tuhan utus nabi dan Rasul dan di zaman tidak ada nabi Allah. Utus
”ulama” yang berwatak Rasul.
Rasulullah
bersabda: " Allah akan mengutus
kepada umat ini di setiap awal kurun orang yang memperbaharui urusan
agama."
Yang
dimaksudkan hadis ini ialah selepas wafatnya Rasulullah SAW, di setiap awal
seratus tahun hijrah, Allah akan mengutuskan seorang hamba-Nya ke dunia, yang
tugasnya ialah untuk menghidupkan kembali ajaran Islam untuk kurun itu. Sesuai
dengan tugasnya maka orang -orang itu disebut REFORMER (MUJADDID). Dia tidak
membawa ajaran baru tapi menunjukkan manusia untuk mengamalkan Islam dengan benar.
Marilah
kita ambil perhatian ingatan Tuhan melalui hadist Rasulullah tersebut di atas.
Atas nama kasih sayang Tuhan, Tuhan mengirim di setiap awal kurun seorang
mujaddid yang akan menunjukan kepada manusia bagaimana manusia dapat hidup
secara Islam yang indah, selamat dan menyelamatkan. Kalau begitu sudah tentu
wajib bagi setiap individu untuk mencari siapa mujadid tersebut, agar ia
mendapat panduan hidup seperti yang Allah kehendaki. Dengan kata lain ia akan
mendapat panduan bagaimana mengamalkan Islam di zaman ini. Carilah pemimpin
yang Tuhan pilih. Itulah jalan penyelesaian dari permasalahan semua ini.
BAB III
PENUTUP
A
Kesimpulan
Pemimpin
yang didambakan umat islam saat ini adalah pemimpin yang memiliki keberanian
yang didasari pada Iman dan Taqwa, memiliki kemampuan dan ketekunan yang
didasari IPTEK yang baik. Tidak kalah pentingnya adalah pemimpin yang mengerti
penderitaan rakyat kecil, dan bukanlah pemimpin yang selalu menaikkan
harga-harga kebutuhan pokok dengan alasan untuk menaikkan kesejahteraan rakyat
tapi hanya menambah Penderitaan rakyat saja, untuk saat ini rakyat tidak butuh
dengan janji yang muluk-muluk saja tapi rakyat menginginkan realita yang
sesungguhnya.
B.
Saran
Dalam
memilih seorang pemimpin hendaknya melihat kepemimpinan Nabi kita Muhammad SWT
yang telah teruji dan sukses dalam memimpin bangsa dan kaumnya.
Dalam setiap
kiprahnya selalu didasari dengan
1. Memahami dan
mengamalkan “Basmalah”
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang
2. Memahami dan
mengamalkan “salam”
Keselamatan/kesejahteraaan untuk kamu semua, dan juga rahmat Allah serta
keberkahan-Nya
3. Berkeinginan jadi
pemimpin (Iman) orang yang “Taqwa”
Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang berkaqwa
Kelak bulan April 2009 nanti
pemilihan kepala negara akan digelar dan semoga saja negara kita dipimpin oleh
seseorang yang memang tepat menjadi seorang pemimpin yang oleh semua umat
dambakan khususnya umat Islam dan tentu saja seorang pemimpin yang dapat
menjalankan sistem pemerintahan dengan baik sehingga dapat memberikan dampak
positif bagi masyarakat, semoga saja harapan itu dapat terwujud tentu saja
dengan Ridho Allah SWT, amiin
DAFTAR PUSTAKA
Mawardi
Labay El-sulthani. 2003. Dengan
syukur menuju Indonesia baru. Jakarta:
PT Al-Mawardi Prima.
Afzalur
Rahmat, Anas Sidik. 2000. Nabi Mihammad
sebagai seorang pemimpin militer. Jakarta
Umar
sulaiman Al Asyqar. Umat islam
menyongsong peradaban baru