BAGAIMANA STATUS HADIS SAUM SYAWAL PENILAIAN ULAMA |

KEDUDUKAN HADIS SAUM SYAWAL

عَنْ أَبِيْ أَيُّوْبَ الأَنْصَارِيِّ رضه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ  ص قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Dari Abu Ayyub Al-Anshari, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang saum Ramadhan lalu diikuti dengan saum enam hari di bulan Syawal, ia seperti saum selama satu tahun”
Hadis ini diriwayatkan oleh Muslim, Shahih Muslim II:822; At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi III:132; Al-Baihaqi, As-Sunanul Kubra IV:292; An-Nasai, As-Sunanul Kubra II:163; Abdur Razaq, Al-Mushannaf IV:315; At-Thabrani, Al-Mu’jamul Kabir IV:134; Ahmad, Musnad Ahmad V:417, semuanya melalui rawi bernama Saad bin Sa’id Al-Anshari.

Hadis ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah I:548; At-Thabrani, Al-Mu’jamul Ausath V:171 dan Al-Kabir IV:124; Abu Daud Ath-Thayalisi, Musnad Ath-Thayalisi I:81,  dengan redaksi
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ  بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ  فَكَأَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ
Penilaian Para Ulama
            Sebagian ulama menyatakan bahwa hadis di atas dhaif, karena pada sanadnya terdapat rawi bernama Saad bin Said bin Qais Al-Anshari
قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ عَنْ أَبِيْهِ ضَعِيْفٌ وَقَالَ النَّسَائِيُّ لَيْسَ بِالْقَوِيِّ وَقَالَ عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنُ أَبِيْ حَاتِمٍ سَمِعْتُ أَبِيْ يَقُوْلُ سَعْدُ بْنُ سَعِيْدٍ الأَنْصَارِيُّ مُؤَدِّيٌ يَعْنِي أَنَّهُ كَانَ لاَ يَحْفَظُ وَيُؤَدِّيْ مَا سَمِعَ وَذَكَرَهُ بْنُ حِبَّانَ فِي كِتَابِ الثِّقَاتِ وَقَالَ كَانَ يُخْطِىءُ  - تهذيب الكمال 10 : 264 –
Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata dari ayahnya (Imam Ahmad), “Dia dhaif” An-Nasai berkata, “Tidak kuat” Abdurrahman bin Abu Hatim berkata, “Aku mendengar Bapakku berkata, ‘Saad bin Said Al-Anshari muaddi, yakni ia tidak hafal dan menyampaikan apa yang didengarnya’.” Ibnu Hiban menyebutkannya di dalam kitab At-Tsiqat, dan ia berkata, “Dia keliru”. Tahdzibul Kamal X:264.
قَالَ الْحَافِظُ فِي التَّقْرِيْبِ سَعْدُ بْنُ سَعِيْدِ بْنِ قَيْسِ بْنِ عَمْرٍو الأَنْصَارِيُّ أَخُوْ يَحْيَى صَدُوْقٌ سَيِّءُ الْحِفْظِ
Al-Hafizh (Ibnu Hajar) berkata dalam kitab At-Taqrib, “Saad bin Said bin Qais bin Amr Al-Anshari saudara Yahya, dia jujur, buruk hapalan” Tuhfatul Ahwadzi III:468
Ulama yang lain menilai bahwa hadis di atas shahih dengan alasan sebagai berikut
1.      Saad bin Said walaupun buruk hapalan namun pada riwayat Abu Daud, Sunan Abu Daud II:324; An-Nasai, As-Sunanul kubra II:163; Ibnu Hiban, Shahih Ibnu Hiban VIII:396-397; At-Thabrani, Al-Mu’jamul Kabir IV:135, rawi ini maqrunan (didampingi) oleh rawi lain yang tsiqah (kuat) yaitu Shafwan bin Sulaim. Selain itu, Saad bin Said diperkuat pula oleh rawi lain, seperti Abdur Rabbih bin Said riwayat An-Nasai (As-Sunanul Kubra II:163). Dengan demikian, Imam Muslim memasukan hadis saum enam hari di bulan Syawwal di dalam kitab Shahih-nya walaupun ada rawi rawi Saad bin Said, karena hadis semacam ini termasuk salah satu syarat sahih Muslim (lihat, Muqaddamah Shahih Muslim, hal. 5)

2.      Hadis di atas disampaikan pula oleh sahabat-sahabat lain, yaitu
a.    Jabir riwayat At-Thabrani, Ahmad, Al-Bazzar, dan Al-Baihaqi
b.    Abu Huraerah riwayat Al-Bazzar dan At-Thabrani
c.     Tsauban riwayat Ibnu Majah, An-Nasai, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hiban
d.    Ibnu Abbas riwayat At-Thabrani, Ahmad, Al-Bazzar, dan Al-Baihaqi
e.     Aisyah riwayat At-Thabrani
f.  Al-Barra bin Azib riwayat Ad-Daraquthni
Semuanya tidak melalui rawi Saad bin Said bin Qais Al-Anshari.


Oleh : Ibnu Muchtar

Pengunjung