Belief (kepercayaan)
Suatu pengalaman unik
telah terjadi pada seorang dokter di Durban di mana pada suatu hari sewaktu
tempat prakteknya tidak begitu banyak pasien, ia mengambil keputusan untuk
mengadakan suatu “permainan” dengan pasiennya.
Kebetulan seorang pasien datang ke tempat prakteknya dengan keluhan
beraneka ragam, yang sama sekali tidak ada hubungan dengan penyakit yang
diketahui dalam dunia kedokteran. Pasien
ini mengaku bahwa ia merasa Tokoloshe (sebutan untuk iblis) yang telah
membuatnya sakit. Dokter langsung mulai
memeriksanya. Ia mengambil dua tabung-tabung
gelas yang kecil, yang satu diisi dengan hidrogen peroksida, sedangkan tabung
yang satu lagi diisi dengan air biasa.
Pasien sama sekali tidak mengetahui bahwa kedua cairan dalam tabung
tersebut adalah cairan yang berbeda sebab sama-sama kelihatan cairan yang
jernih. Kemudian ia mengambil beberapa cc
darah dari pasien ini dan meneteskan sebagian dari darah tersebut ke dalam
tabung yang berisikan hidrogen peroksida.
Jelaslah dalam sekejap waktu saja
tampak campuran tersebut menjadi berbuih-buih.
Dokter langsung mengatakan “Ah, ha.. kamu akan mendapat manfaat dari
reaksi ini.” Kemudian dokter ini
menyuntikkan garam fisiologis kepada
pasien tersebut dan menyuruhnya untuk menunggu di ruang tunggu. Setelah beberapa waktu, pasien tersebut
dipanggil masuk ke dalam ruang periksa dan sekali lagi diambil darahnya dan
diteteskan sebagian dari darah tersebut ke dalam tabung kedua yang berisikan
air biasa. Darah tersebut becampur
dengan air tanpa ada reaksi berbuih-buih.
Ia merasa telah mati Tokoloshe yang menyebabkan penyakitnya. Pasien keluar dari ruangan praktek dokter itu
dengan perasaan yang ia telah benar-benar
sembuh. Sungguh suatu contoh klasik dari dampak placebo!
Setelah pasien ini merasa dan meyakini yang ia telah
benar-benar sembuh, ia menceritakan pengalamannya kepada banyak
teman-temannya. Hari berikutnya, sewaktu
sang dokter menyetir mobil ke tempat prakteknya, ia melihat banyak pasien yang
berkunjung ke tempat prakteknya. Segera
dokter ini pulang ke rumahnya dan menelpon kepada pegawainya yang menerima
pasien-pasiennya dan menanyakan kepadanya: “Ada
apa di tempat praktek sampai begitu banyak orang di sana ?”
Pegawai yang menerima pasien-pasiennya itu menjawab: “Wah, mereka ini
semua telah mendengar bagaimana dokter dapat membunuh Tokoloshe dan
ingin mendapatkan pengobatan yang sama!”
Pengalaman ini menunjukkan kuasa hebat dari
kepercayaan seseorang yang dapat menyembuhkan keluhan-keluhan penyakitnya. Kepercayaan maupun keyakinan akan penyembuhan
seseorang inilah yang digunakan si penjual obat “koyok” sebagai sumber pendapat
yang besar bagi dirinya sendiri. Banyak
sekali penjual obat-obat “koyok” yang menimbulkan suatu kebutuhan yang palsu di
dalam pikiran dari para pendengar.
Bermacam-macam “obat-obatan” seperti minyak ular, segala macam campuran
ramuan tumbuh-tumbuhan, non essential mineral supplements, diet khusus,
pengobatan magnit dan sebagainya dipromosikan di masyarakat. Semua transaksi ini diadakan berdasarkan G-factor (the gullibility factor
ataupun faktor penipuan). Sehingga
dengan kerinduan para pendengar untuk menjadi lebih sehat terpaksa dikeluarkan
uang yang sebenarnya tidak diperlukan untuk membeli “obat-obatan” ini. Namun dalam keadaan di mana seseorang yang
menderita penyakit kanker misalnya, keterlambatan dalam membeli obat yang tepat
disebabkan karena pembelian “obat-obatan” yang tidak berguna ini merupakan
penghamburan keuangan yang mengakibatkan keadaan yang lebih fatal. Sungguh penting untuk meletakkan kepercayaan
kita kepada sesuatu yang dapat dipercayai.
Kepercayaan keagamaan telah ditunjukkan secara
statistik memberikan keuntungan yang berarti jauh lebih besar daripada dampak
suatu placebo. Satu studi yang mempesonakan
terjadi pada penelitian orang Amerika yang berada pada usia di atas 100
tahun. Para ahli riset tersebut
mendapatkan bahwa ketaatan beragama meningkatkan kesehatan mereka. Hasil penemuan-penemuan ini secara konsisten
didapatkan juga pada penelitian berbagai kelompok-kelompok bangsa yang lain di
mana semua menunjukkan bahwa kerohanian yang mendalam memperbaiki kwalitas
hidup. Ahli riset di Duke University
menemukan bahwa keuntungan-keuntungan yang berarti dalam kwalitas hidup
diperoleh bilamana seorang itu mempunyai kepercayaan yang teguh yang dinyatakan
dengan kehadiran secara rutin dalam acara kebaktian maupun dalam melakukan
ketaatan pribadi yang teratur serta memiliki sistem keagamaan yang kuat dan
penuh kepastian. Lebih lanjut dilaporkan
bahwa seseorang dengan iman keagamaan yang kuat dapat menyebabkan kepuasan
hidup yang lebih tinggi, kebahagiaan perorangan yang lebih besar, dan
berkurangnya sikap negatif bilamana menghadapi kejadian-kejadian hidup yang
traumatis.
Percaya akan Allah sungguh merupakan suatu hal yang positip dan
menyebabkan keadaan pikiran kita sedemikian rupa, sehingga mempromosikan
kesehatan yang baik bagi tubuh kita. Keadaan ini bukan saja menyehatkan kita,
tetapi juga memberikan kebahagiaan dan arti dalam kehidupan ini. Percaya kepada Allah diasosiasikan dengan
menurunnya stres, depresi dan perasaan kesepian. Tidak ada yang lebih hebat yang dapat
menjamin kehidupan seseorang daripada adanya perasaan damai dan kepuasan yang
diperoleh akibat meletakkan hidupnya dalam tangan Allah yang mahakasih dan
penyayang. Ilmu kedokteran menemukan
bahwa bilamana seseorang merasa stres menghadapi masalah kehidupan, akibat
emosi yang negatip ini akan merangsang keluarnya hormon-hormon tertentu, yang
mengstimulasi susunan saraf sedemikian rupa, sehingga berbagai organ-organ
dalam tubuh mendapat tekanan berat.
Bilamana organ-organ dalam tubuh tertekan dalam waktu yang lama, maka
lambat laun organ ini akan menjadi lemah dan lebih cenderung untuk menderita
penyakit, apakah karena serangan yang
datang dari luar maupun dari dalam tubuh.
Yang menentukan organ-organ mana yang akan dipengaruhi tekanan ini
adalah faktor keturunannya seseorang, konstitusinya, lingkungannya, dan gaya
hidupnya. Sebagai contoh:
(1) Stres atau ketegangan
dapat mengeluarkan adrenalin, sehingga jantung berdenyut dengan lebih
kuat dan cepat. Akibatnya stres ini
dapat menyebabkan seseorang untuk menderita jantung yang berdebar-debar.
(2) Bilamana hormon stres
yang menyebabkan pembuluh darah untuk menciut, maka kemungkinan untuk mendapat
tekanan darah tinggi itu besar diikuti dengan penyakit-penyakit cardiovascular
dan cerebrovascular. Akibat
penciutan pembuluh darah ini, peredaraan darah di perifer tubuh akan berkurang
dan penderita mengeluh tangan dan kakinya selalu dingin.
(3)
Stres dapat menyebabkan seseorang untuk bernafas secara
dangkal dan cepat dengan dibatasi saluran pernafasannya yang menimbulkan hyperventilation dan tetany.
(4) Stres dapat menyebabkan menurunnya suplai darah ke
saluran pencernaan, sehingga proses
pencernaan akan terganggu.
(5) Stres dapat menyebabkan darah menggumpal dengan lebih
cepat yang umumnya bersifat melindungi tubuh kita bilamana misalnya terjadi
pendarahan karena sesuatu cedera, tetapi bilamana keadaan ini terjadi
berlarut-larut, maka akan menimbulkan dampak yang negatip.
(6) Stres dapat menyebabkan pengeluaran keringat yang
berlebihan, sehingga tubuh menjadi lembab, suatu suasana yang tidak
menyenangkan.
(7) Stres menyebabkan kadar gula darah meninggi, suatu
sumber energi di mana tenaga dapat diperoleh dengan cepat, namun pada individu
yang sudah ada predisposisi untuk penyakit kencing manis, justru keadaan stres
yang berlarut ini akan mempercepat timbulnya atau kambuhnya penyakit kencing
manis tersebut.
(8) Stres dapat mengubah fungsi saluran pencernaan makanan
dan air seni, sehingga timbul keinginan untuk senantiasa buang air kecil maupun
buang air besar yang dikenal dengan irritable bowel syndrome.
(9) Seorang penderita stres dapat mengunjungi
dokter dengan berbagai ragam keluhan seperti kecemasan, depresi, perasaan takut yang berlebihan, dan gangguan
pikiran termasuk gangguan ingatan dan gangguan tidur.
John Marks dalam artikelnya “Time Out” di U.S. News & World Report mengatakan
“Somewhere between 75-90% of all doctor visits stem from stress.” Sungguh telah dikukuhkan tulisan Ny. White
dalam Testimonies, Jilid V hal. 444 demikian, “Penyakit pikiran terdapat
di mana-mana. Sembilan per sepuluh dari
penyakit-penyakit yang diderita manusia berasal dari pikiran.”
Pertanyaan yang perlu dipertimbangkan adalah:
“Bagaimanakah caranya mengatasi persoalan ini?”
Jawabannya hanya melalui Yesus Kristus!
Matius 11:28
mengatakan, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu.”
Menurut penyelidikan di Ohio mengenai dampak doa
terhadap kesehatan seseorang yang dilaporkan dalam Journal of Psychology and Theology, ternyata
dengan memakai faktor analisa, mereka dapat mengidentifikasikan empat
jenis doa: 1) Petitional prayer (berdoa
kepada Tuhan untuk mendapatkan materi yang dibutuhkan), 2) Ritual
prayer (berdoa kepada Tuhan dengan membaca buku
doa), 3) Meditative prayer (berdoa kepada Tuhan dengan
“merasakan” seolah-olah berada dalam kehadiran-Nya, 4) Colloquial prayer (berdoa kepada Tuhan seolah-olah berbicara kepada seorang
teman dan meminta pimpinan-Nya dalam mengambil keputusan). Dari keempat macam doa ini, penyelidikan
menemukan bahwa colloquial prayer atau doa percakapan yang memberikan
kebahagiaan dan kepuasan keagamaan terbesar, sedangkan ritual prayer, diasosiasikan
dengan dampak yang negatip di mana timbul perasaan sedih, kesepian dan
kecemasan disertai kehidupan yang penuh dengan ketakutan. Berbicara kepada Tuhan sebagaimana kita
berbicara kepada seorang teman, dengan memberitahukan kesenangan maupun
kesusahan yang kita alami, dapat memberikan kebahagiaan, penyembuhan bagi hati
yang berduka dan suatu kepuasan keagamaan.
Begitu penting doa dalam penyembuhan, sehingga Dr. Larry Dossey
mengatakan, “I decided that not to employ prayer with my patients was the
equivalent of withholding a potent drug or surgical procedure.” Oleh sebab itu marilah kita berdoa kepada
Allah, mencurahkan segala problema kita kepada-Nya. Ambillah waktu untuk membaca firman-Nya
setiap hari. Rasul Paulus mengatakan
dalam Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah.” Percayalah bahwa segala
sesuatu yang terjadi pada kita telah diizinkan Tuhan demi kebaikan kita,
sehingga kita tidak perlu stres dalam menghadapi tantangan hidup.
Saya
senang dengan puisi dari Power yang mengatakan:
“Trust in yourself, and you are doomed to
disappointment.
Trust in your friends, and they will die and leave
you.
Trust in money, and you may have it taken from you.
Trust in reputation, and some slanderous tongue may
blast it.
But – Trust in God, and you are never to be confounded
in time or eternity.
Marilah kita menghidupkan seluruh prinsip-prinsip
CELEBRATIONS sebagai satu paket resep kesehatan, termasuk percaya kepada Allah,
sehingga dengan demikian kita dapat mengatakan, “Ia akan memenuhi kehidupan
kita dengan pesta perayaan, CELEBRATIONS!” (Bersambung)