Contoh Penulisan Konsep Khutbah AKIKAH|

AKIKAH



Alhamdulillah mangrupakeun pujian nu paling pantes kaluar tina lisan sarta ngawujud dina amalan urang sadaya, lantaran ku qudrah sareng iradah mantena urang sadaya tiasa riung mungpulung, patepung lawung patepang wajah dina kaayaan sehat wal afiat  bari dibarung ku kayakinan anu kuat yen teu aya hiji kajadian anu tumiba, hiji peristiwa nu karandapan ku manusa dina kahirupan alam dunya anging parantos ditetepkeun taqdirna, di antara eta taqdir the nyaeta parantos tumiba ka Kulawarga Bapak Surya Budiawan ku lahir putrana anu kadua di Rumah Sakit al-Islam Bandung, dina kaayaan sehat wal afiat. Kumargi kitu urang sadaya miharep mugia eta murangkalih the jadi waladan shalihan, budak shaleh nu jadi berkah kanggo indung bapana.

Ka jurung ku Ramana murangkalih nu ngedesek ngadongsok hayang dipangkhutbahkeun dina acara tasyakkur tujuh dinten kalahiran putrana.

Tina hujan bisa ngiuhan, tina panas bisa papayungan, tapi ari tina katunaan jeung kasalahan mah, hese rek nyumputkeunana. Ku kituna, kanu haat mang menerkeun lebah salahna, mangnambahankeun lebah kurangna, timpa nuhun ti anggalna muga ginanjar lipeting nugraha ti Allah Nu Maha Kawasa

Tidak ada pujian yang paling pantas kita persembahkan ke hadirat Allah selain alhamdulillah. Karena dengan qudrah dan iradah-Nya kita dapat berkumpul ditempat ini dalam keadaan sehat wal afiyat, disertai dengan keyakinan yang kuat bahwa tidak ada satu pun peristiwa yang dialami oleh manusia dalam kehidupan ini kecuali atas taqdir Allah, di antara taqdir itu telah terjadi pada keluarga Bapak Surya Budiawan dengan lahirnya anak kedua, warga baru titipan Allah, yang lahir pada hari Senin 25 Juni 2006 di Rumah Sakit al-Islam Bandung, dalam keadaan sehat wal afiat. Karena itu, kita berharap mudah-mudahan anak ini menjadi anak yang shaleh dan berkah bagi kedua orang tua dan kakek-neneknya.

Para Hadirin rahimakumullah

Alquran menyatakan bahwa sebelum jasad manusia diciptakan, Allah telah mengadakan "transaksi"dengan ruh manusia, di mana dalam transaksi itu ruh manusia mengakui bahwa Allah adalah tuhan mereka.
Peristiwa ini memberikan gambaran bahwa setiap manusia diciptakan dalam keadaan bertauhid. Keadaan inilah yang disebut al-fitrah. Karena itu Nabi bersabda

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلىَ الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ - رواه البخاري -

Setiap manusia dilahirkan atas fitrahnya, maka kedua orang tuanya yang menjadikan dia Yahudi, Nashrani, atau Majusi. H.R. Al Bukhari.

Dari segi bahasa, kata fitrah terambil dari akar kata al-fathr yang berarti belahan, dan dari makna ini lahir makna-makna lain, seperti penciptaan dan kejadian.
Dalam Alquran kata ini dalam berbagai bentuknya terulang sebanyak 28 kali, 14 di antaranya dalam konteks uraian tentang bumi dan langit. Sisanya dalam konteks penciptaan mnusia baik dari sisi pengakuan bahwa penciptaannya adalah Allah, maupun dari segi uraian tentang fitrah manusia. Yang terakhir ini ditemukan sekali yaitu pada surat ArRum ayat 30:

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَ تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ

Maka hadapkanlah dirimu kepada agama, fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atas fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.

Merujuk kepada fitrah yang dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia sejak asal kejadiannya, membawa potensi beragama yang lurus, dan dipahami oleh para ulama sebagai tauhid.
Untuk menjaga manusia agar tetap berada pada fitrah ini, maka Allah mengutus Rasulullah untuk mengajarkan dan membina manusia sejak lahir hingga meninggal. Di antaranya ajaran Rasulullah yang berhubungan dengan kelahiran, yaitu
1. menyembelih kambing/domba yang berhubungan kelahiran anak, yang biasa disebut dengan aqiqah.

Makna Akikah


قال الإمام أبو منصور الأزهري قال أبو عبيد قال الأصمعي وغيره العقيقة أصلها الشعر الذي يكون على رأس الصبي حين يولد وإنما سميت الشاة التي تذبح عنه في تلك الحال عقيقة لأنه يحلق عنه ذلك الشعر عند الذبح – تهذيب الأسماء واللغات 3: 214 – 215 –
Akikah pada asalnya adalah rambut di kepala bayi ketika dilahirkan. Hanya kemudian istilah ini dipergunakan bagi kambing yang disembelih ketika kelahiran bayi, karena pada waktu penyembelihan itu rambut bayi tersebut dicukur. Dari sinilah para ulama menetapkan istilah akikah dengan pengertian “Domba yang disembelih sebagai kurban atas anak yang baru lahir”
عقيقة  وهو ما يذبح عند حلق شعره – فيض القدير 4: 452 –
سمي   عقيقة  تشبيها بشعر المولود قبل أن يحلق فاستعير له اسمه – فيض القدير 5: 76 –

Hukum Akikah

عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ الضَّبِّيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَ الْغُلَامِ عَقِيقَةٌ فَأَهْرِيقُوا عَنْهُ دَمًا وَأَمِيطُوا عَنْهُ الْأَذَى
Dari Salman bin Amir ad-Dhabbi, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Beserta seorang bayi ada aqiqah. Sembelilah (kambing) dan bersihkanlah penyakitnya (rambutnya)’.” H.r. Al-Jama’ah kecuali Muslim
Memperhatikan bentuk fi’il amr (perintah) pada hadis faahriqu ‘anhu daman di atas, maka tentu hukumnya wajib. Namun ada sabda Rasulullah yang memalingkan dari hukum wajib, yaitu

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَنْسُكَ عَنْ وَلَدِهِ فَلْيَنْسُكْ عَنْهُ عَنِ الْغُلَامِ شَاتَانِ مُكَافَأَتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ

Barangsiapa ingin melaksanakan nusuk (akikah) bagi anaknya, maka laksanakanlah. Untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan satu ekor kambing.  H.R. Abu Daud dan An-Nasai
Dengan demikian menyembelih aqiqah itu perintah yang hukumnya sunat. Namun menyukur rambut bayi tetap wajib walaupun tidak dengan akikah.
عَنْ سَمُرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ غُلَامٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى
Dari Samurah, r.a. sesungguhnya saw. bersabda, “Setiap anak itu tergadai dengan akikahnya, (yang akikah itu) disembelih pada hari ketujuh dan anak itu dihabiskan rambutnya dan diberi nama” H.r. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, dan hadis itu dinyatakan sahih oleh Imam At-Tirmidzi. (Lihat, Subulus Salam, IV:182)
Pada hadis pertama, Rasulullah menggunakan lafazh amithu, berbentuk ‘amr (perintah), sedangkan pada hadis kedua menggunakan lafazh yuhlaqu ra-suhu, (berbentuk khabariyyah (berita). Maka berdasarkan perintah dari Rasul membersihkan rambut bayi pada hari ketujuh itu hukumnya wajib.
Kapan waktu Akikah dan Mencukur Rambut Bayi
Di dalam hadis-hadis berikut Rasulullah saw. bersabda
عَنْ سَمُرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ غُلَامٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى
Dari Samurah, r.a. sesungguhnya saw. bersabda, “Setiap anak itu tergadai dengan akikahnya, (yang akikah itu) disembelih pada hari ketujuh dan anak itu dihabiskan rambutnya dan diberi nama” H.r. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, dan hadis itu dinyatakan sahih oleh Imam At-Tirmidzi. (Lihat, Subulus Salam, IV:182)

Berdasarkan hadis di atas, menyembelih aqiqah dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran, sehingga apabila dilakukan pada hari lain baik sebelum atau sesudahnya maka aqiqahnya tidak sah. Adapun hadis yang menyatakan bahwa akikah itu boleh dilaksanakan pada hari ke-14 dan 21 riwayat al-Baihaqi, hadisnya tidak sahih karena diriwayatkan oleh orang yang sering keliru (loba salah dina ngariwayatkeun hadis) bernama Ismail bin Muslim al-Makki.
Berapa jumlah Kambing yang disembelih

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَنْسُكَ عَنْ وَلَدِهِ فَلْيَنْسُكْ عَنْهُ عَنِ الْغُلَامِ شَاتَانِ مُكَافَأَتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ

Barangsiapa ingin melaksanakan nusuk (akikah) bagi anaknya, maka laksanakanlah. Untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan satu ekor kambing.  H.R. Abu Daud dan An-Nasai

2. Menyukur Rambut
Rambut yang ada di kepala bayi yang dibawa dari perut ibu itu adalah sesuatu yang kotor, karena itu Islam mengajarkan agar rambut bayi itu dicukur habis pada hari ke-7
Di dalam hadis-hadis berikut Rasulullah saw. bersabda
عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ الضَّبِّيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَ الْغُلَامِ عَقِيقَةٌ فَأَهْرِيقُوا عَنْهُ دَمًا وَأَمِيطُوا عَنْهُ الْأَذَى
Dari Salman bin Amir ad-Dhabbi, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Beserta seorang bayi ada aqiqah. Sembelilah (kambing) dan bersihkanlah penyakitnya (rambutnya)’.” H.r. Al-Jama’ah kecuali Muslim

عَنْ سَمُرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ r كُلُّ غُلاَمٍ رَهِيْنَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُسَمَّى فِيهِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ. –رواه الخمسة وصححه الترمذي-
Dari Samurah ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, disembelih baginya pada hari ketujuhnya dan dimanai pada hari itu dan dicukur rambutnya’”. –H.r. Al-Khamsah dan At-Tirmidzi mensahihkannya.
Berdasarkan hadis ini, pelaksanaan menghilangkan atau menggunduli rambut dari kepala bayi itu hanya pada hari ke tujuh dari hari kelahirannya. Adapun sebelum atau sesudah hari itu tidak diperintahkan. Adapun bagi yang baru mengetahui setelah waktunya lewat, mudah-mudahan Allah memaafkan dan tidak perlu merasa berdosa.
3. Bersedekah seukuran berat rambut bayi
4. Mere ngaran nu pantes nuduhkeun yen eta budak the jalma muslim. Lantaran ngaran lain sakadar sebutan tapi dua, harepan kolot
5. Ngadidik nu jadi budak
Pernikahan menjadi sarana untuk melahirkan keturunan sebagai amanat, titipan Allah yang harus dijaga, dipelihara, didik agar menjadi penerus dan pelanjut perjuangan agama Islam di masa mendatang. Oleh karena itu, dalam urusan rumah tangga dan keluarga perlu ketaqwaan. Dengan ketakwaaan ini, keluarga akan bersatu dalam melaksanakan ajaran Islam, serta menjadi kenikmatan yang amat besar. Ketakwaan ini akan menjadi pembeda dan pembatas di antara keluarga, jangankan nanti di akhirat di duniapun akan terlihat mana suami-istri yang dekat tapi jauh. Artinya bisa jadi dekat secara pisik tapi jauh secara akidah dan ajaran. Mana suami-istri yang jauh tapi dekat. Bisa jadi jauh secara pisik, tapi dekat secara keyakinan dan ajaran. Demikian pula dengan anak-anak kalian. Karena itu kaum mukmin oleh Allah disebut ikhwatun, padahal belum tentu satu nasa, satu turunan. Walaupun tidak satu nasab, tidak satu turunan, tidak seibu sebapak tapi orang mukmin dengan mukmin lainnya dinyatakan sebagai saudara, karena al-jami’u ikhwatun fid din, mereka saudara seiman, sequran dan sesunnah.




Pertanyaan:
Apakah boleh sebagian daging akikah di masak untuk acara syukuran?
Jawab: Akikah adalah Nusuk (ibadah dalam bentuk sembelihan) takubahnya sepertu kurban. Kami tidak menemukan keterangan bahwa daging akikah boleh dimasak dulu, karena itu hendaklah daging akikah itu dibagikan mentahnya saja sebagaimana membagikan daging kurban, karena keduanya termasuk nusuk.
Jawaban.
Membagikan Aqiqah itu seperti membagikan daging qurban, tidak teriwayatkan baik dari Nabi ataupun para sahabat membagikan dimasak terlebih dahulu, apalagi sebagian daging itu dipakai untuk syukuran.

Pengunjung