إِصْبَاغُ الوُصُوءِ وَ إِطَالَةُ التَّحْجِيلِ وَالغُرَّةِ




إِصْبَاغُ الوُصُوءِ وَ إِطَالَةُ التَّحْجِيلِ وَالغُرَّةِ


Ishbagul Wudhu Dan Memanjangkan Tahjil Dan Gurrah

Yang dimaksud dengan isbagul wudlu ialah mengerjakan pekerjaan-pekerjaan wudhu yang wajib serta sunat dengan rata sempurna dan sebaik-baiknya. Oleh karena itu ishbagul wudlu sangat dianjurkan. Sedangkan memanjangkan gurrah dan tahjil (gurran muhajjalin) ialah melebihkan dalam pencucian anggota wudhu yang wajib dari batas yang di sebut

Perintah ishbagul wudhu
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ, أَنَّ النَّبِيَّ r  قَالَ : إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ فَأَ سْبِغِ الوُضُوء ... “
Dari Abu Hurairah ra. sesunghguhnya Nabi saw. bersabda,”jika kamu berdiri mau melakukan shalat maka isbag-kan dulu wudlu... -H.R. as-Sab’ah dan lafadz tersebut menurut lafadz Bukhari.

Tahjil dan Ithalatul Gurrah
Ghuraah asal artinya warna putih pada kepala kuda yang berbulu hitam sedangkan muhajjal pada kakinya. Maka yang dimaksud ialah bercahaya umat Muhammad pada hari kiamat anggota-anggota wudhunya sehinggga menjadi ciri yang mandiri dan tidak dimiliki umat Nabi yang tidak berwudhu ataupun oleh umat-umat Nabi lainnya

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ تَوَضَّأَ فَغَسَلَ وَجْهَهُ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى حَتَّى أَشْرَعَ فِي الْعَضُدِ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى حَتَّى أَشْرَعَ فِي الْعَضُدِ ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى حَتَّى أَشْرَعَ فِي السَّاقِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى حَتَّى أَشْرَعَ فِي السَّاقِ ثُمَّ قَالَ: هكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ r يَتَوَضَّأُ وَقَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ r أَنْتُمْ اَلْغُرُّ الْمُحَجَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ إِسْبَاغِ الْوُضُوءِ فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ فَلْيُطِلْ غُرَّتَهُ وَتَحْجِيلَهُ. -رواه مسلم-
Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya dia berwudhu mencuci wajahnya ia isbag-kan wudhu itu, kemudian  mencuci tangan kanannya sampai pada lengan atasnya, kemudian mencuci tangan kirinya sampai pada lengan atasnya, kemudian mengusap kepalanya lalu mencuci kaki kanannya sampai pada betis kemudian mencuci kaki kirinya sampai pada betis kemudian ia berkata,”Beginilah aku melihat Rasulullah saw. berwudhu. dan ia berkata,’Rasulullah saw. bersabda,’Kalian cemerlang dari bekas wudhu pada hari kiamat karena mengisbag-kan wudhu maka siapa yang mau melebarkan kecemerlangannya, maka lebarkanlah kecemerlangan dan tahjilnya.” -H.R. Muslim-

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ, سَمِعْتُ رَسُولَ  اللهِ e  يَقُولُ : إِنَّ أُمَّتِى يَأْتُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ غُرَّا مُحَجَّـلِيْنَ مِن أَثَرِ الوُضُوءِ فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيْلَ غَرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ. - متفق عليه و اللفظ لمسلم-
Dari Abu Hurairah, ia berkata,”Aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda,’Sesungguhnya umatku akan datang pada hari kiamat dalam keadaan cemerlang dari bekas wudlu, siapa yang mau melebarkan kecemerlangannya, maka lakukanlah. (Muttafaqun Alaih dan lafadz hadits tersebut menurut lafadz Muslim).




TAYAMUM

Tayamum adalah menyapu muka dan dua tangan sampai pergelangan tangan satu kali dengan tanah yang bersih untuk menghilangkan hadats. Tayamum dilakukan oleh orang yang sakit (yang tidak boleh kena air), yang sedang dalam perjalanan, dan orang yang tidak mendapatkan air buat wudlu/mandi setelah berhadats. Dalilnya :
وَإِنْ كُنتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنْ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمْ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
Dan jika kamu sakit atau kamu bepergian (nyaba) atau setelah kamu buang air (besar atau kecil) atau setelah kamu bersetubuh lalu kamu tidak mendapatkan air maka hendaklah kamu bertayamum denagn tanah yang bersih maka hendaklah kamu sapu muka-mukamu dan tangan-tanganmu, sesungguhnya Allah itu pemaaf dan pengampun. Q.s. An Nisa:43
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِي بُعِثْتُ إِلَى الْأَحْمَرِ وَالْأَسْوَدِ وَكَانَ النَّبِيُّ إِنَّمَا يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً وَأُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمُ وَلَمْ تُحَلَّ لِأَحَدٍ قَبْلِي وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مِنْ مَسِيرَةِ شَهْرٍ وَجُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ طَهُورًا وَمَسْجِدًا فَأَيُّمَا رَجُلٍ أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ حَيْثُ أَدْرَكَتْهُ
Dari Jabir bin Abdillah ra. ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, “Aku diberi lima (perkara) yang tidak diberikan kepada salah seorangpun sebelum aku, yaitu :
1. Aku diutus kepada orang-orang yang berkulit merah dan hitam dan adalah seorang Nabi  diutus hanya khusus kepada kaumnya sedangkan aku diutus kepada semua umat manusia.
2. Dihalalkan kepadaku ghanimah dan tidak dihalalkan kepada seorangpun sebelumku.
3. Aku diberi (pertolongan) dengan rasa takut (terasa dimusuhku) sejauh perjalanan sebulan.
4. Dijadikan tanah buatku bahan untuk bersuci
5. dan tempat shalat (semua tanah boleh dijadikan tempat shalat). Di mana saja seseorang tersusul oleh waktu shalat, maka hendaklah ia shalat di tempat tersusulnya oleh waktu shalat itu”. H.r. Ahmad

عَنْ عَمَّارٍ قَالَ إِنِّي أَجْنَبْتُ فَلَمْ أُصِبِ الْمَاءَ فَتَمَعَّكْتُ في الصَّعِيْدِ فَصَلَّيْتُ فَذَكَرْتُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ هَكَذَا فَضَرَبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَفَّيْهِ الْأَرْضَ وَنَفَخَ فِيهِمَا ثُمَّ مَسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ
Dari Ammar ra. ia berkata, “Aku junub dan aku tidak mendapatkan air, Maka aku berguling-guling pada tanah, lalu shalat. Kemudian aku beritahukan hal itu kepada Nabi SAW. Maka beliau bersabda, ‘Sesungguhnya engkau hanya cukup buatmu  begini’, yaitu Nabi menepuk tanah dengan dua telapak tangannya dan beliau meniup pada kedua tangannya lalu mengusap muka dan kedua tapak tangannya dengan kedua tangannya”.  Hr. al-Bukhari dan Muslim.
عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ التَّيَمُّمِ فَأَمَرَنِي ضَرْبَةً وَاحِدَةً لِلْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ
Dari Ammar bin Yasir ia berkata, “Aku bertanya kepada Nabi SAW. tentang tayamum, lalu beliau menyuruhku menepuk (tanah) satu kali untuk muka dan dua telapak tangan. H.r. Abu Dawud.

Pengunjung