Bahasa Arab Alquran
MUKADIMAH
يَاأَيُّهَا
النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا
مُبِينًا
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari
Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya
yang terang benderang (Al Quran). Q.s. An-Nisa:174
Pada ayat ini ada dua hal yang perlu kita cermati
Pertama,
kedudukan Nabi Muhamad sama dengan para Nabi lainnya, yaitu sebagai utusan
Allah.
Kedua, Allah telah mendukung dakwah para rasul-Nya dengan mukjizat yang
mengagumkan, penuh keajaiban serta dalil-dalil nyata, hujjah dan bukti yang
tidak dapat dibantah lagi, guna menyakinkan mereka bahwa mereka adalah utusan
Allah, dan bahwa agama yang dibawanya bukan buatan mereka sendiri, melainkan
benar-benar datang dari Allah swt. Demikian pula halnya dengan Nabi Muhamad.
Apa yang
disebut mukjizat
Al-I’jaz menurut bahasa
artinya menisbahkan kelemahan pada orang lain, yaitu ketidakmampuan mengerjakan
sesuatu, lawan dari kemampuan. Allah berfirman
:
أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَ هَذاَ الغُرَابِ فَأُوَارِىَ سَوْءَةَ
أَخِي { المائدة }
Artinya: “Aduhai
celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga
aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini ?” (QS. Al-Maidah : 31).
Sedangkan menurut istilah kata al-i’jaz berarti
“pengejawantahan kebenaran seorang nabi
dalam menda’wahkan kerasulannya dengan memperlihatkan kelemahan orang-orang
yang menentangnya”.
Adapun kata al-mu’jizah, menurut Mana’ul Qaththan adalah :
أَمْرُ خَارِقٌ لِلْعَادَةِ مَقْرُوْنٌ بِالتَّحَدِّي سَالِمٌ عَنِ
المُعَارَضَةِ
Artinya: “Suatu hal diluar kebiasaan yang
timbul karena ada tantangan dan dapat mengatasi perlawanan.” (Mabahits fi
ulumil quran, 1973 : 259).
Berdasarkan pengertian I’jaz tersebut maka I’jaz Alquran mengandung
pengertian pengejawantahan ketidakmampuan manusia, khususnya orang Arab, baik
secara individu maupun kolektif, untuk menciptakan sesuatu yang lain yang
serupa dengan Alquran
Dilihat
dari jenis dan bentuk mukjizat, ternyata secara umum terbagi dua:
A.
Mukjizat hissi (konkret secara material/bahan)
Mukjizat ini diberikan kepada para nabi sebelum Muhammad saw. sangat
beragam sesuai dengan jenis-jenis tantangan yang populer pada masa nabi yang
bersangkutan, semuanya berupa mukjizat hissi (kongkret), seperti tongkat
yang diberikan kepada Nabi Musa a.s. yang dapat menelan semua ular yang
didatangkan tukang-tukang sihir Fir’aun, dan dapat membelah laut, sehingga Nabi
Musa dan kaumnya dapat menyelamatkan diri dari kejaran, dan akhirnya Fir’aun
bersama tentaranya karam dilautan.(Q.S. 26:45,
63, 64, 65, dan 66). Demikian pula mikjizat menghidupkan orang mati dan
sebagainya yang diberikan kepada Nabi Isa a.s. (QS. 3:49).
Mukjizat-mukjizat mereka hanya dapat disaksikan ketika nabi yang
bersangkutan masih hidup.
B.
Mukjizat maknawi
Berbeda dengan mukjizat hissi, maka Alquran merupakan mikjizat
ma’nawi, yaitu mukjizat yang dapat dirasakan oleh mata hati dan dimengerti oleh
fikiran, walaupun secara materi tidak dapat ditangkap oleh alat indera.
Kemukjizatannya tidak haya berlaku ketika Nabi Muhammad masih hidup, tetapi
setelah beliau wafat pun kemukjizatan itu masih dapat disaksikan oleh
orang-orang yang tidak sezaman dengan beliau. Hal ini agar diketahui oleh
orang-orang yang memiliki mata hati dan akal cerdas, sehingga mereka mendapat
cahaya dari sinarnya dan faidah dengan hidayahnya untuk sepanjang masa. Nabi
saw bersabda :
مَا مِنَ
الأَنْبِيَاءِ نَبِيٌّ إِلاَ أُعْطِيَ مَا مِثْلهُ آمَنَ عَلَيْهِ الْبَشَرُ وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِي أُوتِيتُ وَحْيًا أَوْحَاهُ
اللَّهُ إِلَيَّ فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ تَابِعًا يَوْمَ
الْقِيَامَةِ
Artinya:
“Setiap nabi diberi mukjizat yang sama, yang dapat membuat manusia beriman
kepadanya. Namun apa yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang disampaikan
Allah kepadaku. Karena itu aku berharap semoga kiranya aku menjadi nabi yang
paling banyak pengikut.” (H.R. Bukhari, Al-Itqan lV:311).
Hadits di atas menunjukkan bahwa
mukjizat para nabi sebelum Nabi Muhammad saw. akan musnah sejalan dengan
perubahan waktu. Tidak ada yang dapat menyaksikannya kecuali orang-orang yang
sezaman dengan nabi yang bersangkutan. sedangkan kemukjizatan Al quran akan
abadi sampai akhir kiamat, yaitu dapat disaksikan oleh semua umat manusia
sepanjang masa, karena memang Nabi saw. diutus oleh Allah untuk keselamatan
manusia dimanapun dan kapanpun mereka berada, Sekalipun nabi Muhammad saw.
telah meninggal, dimana setiap berita yang disampaikan Alquran itu pasti
terjadi, dan pengakuan beliau sebagai rasul Allah adalah benar.
Ibnu Hajar berkata; “Sesungguhnya kitab Allah itu mukjizat yang tidak
akan dapat ditentang oleh siapa pun setelah Alquran menentang mereka dengan
itu. Allah berfirman ; Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu
meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah dia, supaya sempat mendengar
firman Allah...’ (QS. At-Taubah : 6). Maka kalaulah mendengar Alquran itu bukan
alasan atas hal itu (diberi perlindungan), maka urusan tersebut tidak
bergantung pada pendengaran Alquran. Dan mendengar Alquran tersebut menjadi
alasan karena Alquran adalah mukjizat.”(Al-Itqan lV : 312).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Alquran merupakan ummul
mu’jizat (induk semua mukjizat) bila dibandingkan dengan mukjizat para Nabi
sebelumnya. Dari aspek apa Alquran dikatakan ummul mukjizat
C.
Dimensi-dimensi kemukjizatan Alquran
Di dalam menantang orang-orang Arab pada khususnya dan seluruh manusia
pada umumnya Alquran menggunakan berbagai segi, lafzhiyyah, maknawiyah, dan
ruhiyyah. Setiap segi yang ada di dalamnya tidak dapat dicapai oleh kekuatan
pikiran manusia dan berada di luar jangkauan kemampuannya, karena setiap kali
Alquran ditadabburi maka semakin dalam luas makna ayat-ayatnya. Setiap kali
rahasia satu sisi Alquran diungkap, maka akan didapati di balik sisi itu
sisi-sisi lain dari kemukjizatannya. Hal ini menunjukkan bahwa Alquran berasal
dari Allah dan merupakan mukjizat Rasulullah saw. yang berlaku sepanjang masa.
Kemukjizatan Alquran dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi bahasa dan
segi kandungan isi.
A. Segi
bahasa
Kemukjizatan Alquran dari segi bahasa ini terletak pada fashahahnya,
keserasian susunannya, dan keindahan uslubnya. Salah satu bukti ketinggian
uslub Alquran ialah bahwa seluruh maksud Alquran itu bercampur baur dan
terpencar dalam banyak surat, baik yang panjang maupun yang pendek, dengan
munasabah (korelasi, hubungan, kaitan) yang berbeda-beda sehingga menjadi
‘ibarah (ungkapan) yang sempurna dan menyenangkan hati. Mustahil manusia dapat
membuat yang serupa dengan Alquran serta dapat menandinginya. Mukjizat Alquran
dari segi bahasa ini hanya dapat dihayati oleh mereka yang mengetahui dan
mendalami bahasa Arab. Sedangkan bagi yang tidak mengerti bahasa Arab, amatlah
sulit untuk melacak di mana letak i’jaz Alquran, karena ketinggian mutu suatu
susunan bahasa yang tidak dapat diketahui dan dipahami kecuali jika kita dapat
merasakan keindahan bahasa itu sendiri.
Oleh
karena itu, cukuplah kalau diketahui bagaimana pengaruh Alqruan terhadap
sastrawan-sastrawan, baik pada masa Nabi maupun masa sesudahnya. Sejarah
membuktikan bahwa tidak ada seorang pun di antara mereka yang mampu membuat
satu gubahan yang seinda gubahan Alquran. Pengakuan musuh-musuh Islam adalah
bukti yang nyata atas kebenaran i’jaz kitab ini.
B.
Kandungan isi
DI samping dari segi bahasa, maka ditinjau dari segi isinya pun Alquran
mengandung mukjizat pula:
a. Di
dalam Alquran terdapat berita-berita dan janji-janji tentang masa yang akan
datang. Peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada masa depan berada diluar
kekuasaan manusia untuk mengetahuinya. Semua berita dan janji yang terdapat di
dalam Alquran adalah benar dan telah menjadi kenyataan.
b.
Alquran telah memberi bukti yang kuat dalam pertumbuhan hukum, bahkan Alquran
tetap merupakan sumber hukum yang ideal hingga masa kini.
c. Di
dalam Alquran terdapat pula fakta-fakta ilmiah yang tidak mungkin diketahui
manusia di tanah Arab pada masa itu, tetapi sekarang fakta-fakta itu tersebut
dapat dijelaskan dengan tepat dan diakui kebenarannya.
Demikianlah
dengan ringkas disimpulkan bahwa Alquran itu adalah mukjizat secara dzatnya, yaitu
dipandang dari segi bahasa dan kandungan iainya. Mukjizat ini akan kekal
sepanjang masa karena Alquran telah dijamin keterpeliharaannya oleh Allah swt.
Alquran adalah mukjizat yang terbesar, baik dari segi hidayah yang
dikandungnya, pendidikan dan pengajarannya serta keunggulan
perundang-undangannya
Ridwan Syam
Ridwan Syam