PENGERTIAN TAHAJUD, WITIR, DAN TARAWEH

TAHAJUD, WITIR, DAN TARAWEH



يَاأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ # قُمْ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا
Hai orang yang berselimut (Muhammad). bangunlah (untuk salat) di malam hari kecuali sedikit (daripadanya). Q.s. Al-Muzammil:1-2

Keterangan:
Salat malam ini mula-mula hukumnya wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surat ini. Setelah turunnya ayat ke 20 ini hukumnya menjadi sunat bagi kaum muslimin, namun tetap wajib hukumnya bagi Rasul.

Pengertian Istilah
 Qiyamu lail itu adalah salat sunat pada waktu malam setelah salat isya sampai menjelang waktu salat shubuh.  Qiyamu Lail itu ada dua macam;
i.     Dikerjakan pada bulan Ramadhan dinamai Qiyamu Ramadhan
ii.   Dikerjakan di luar bulan Ramadhan dinamai Tahajud
Adapun diberi istilah shalatul lail, witir, dan tarawih karena melihat dimensi lain dari salat malam itu, yaitu
1.   dimensi waktu pelaksanaan memunculkan istilah shalatul lail dan qiyamur ramadhan;
2.   dimensi rakaat memunculkan istilah witir, yakni jumlah rakaatnya ganjil
3.   dimensi kondisi pelaksananya memunculkan istilah tarawih, yakni istirahat setiap selesai dua rakaat.
4.      Disebut tahajud, karena dilaksanakan setelah bangun dari tidur pada waktu malam.

Ketentuan Pelaksanaan
 A. Salat tahajud/witir
 1)   Dikerjakan sendirian, tidak berjamaah
2)   Salat Tahajud dapat dilakukan pada awal, pertengahan, dan akhir malam, namun lebih utama dikerjakan setelah tengah malam.
3)   Salat Tahajud boleh dikerjakan dengan kaifiyat (tata cara) 3 rakat sebelum tidur dan 4 rakaat - 4 rakaat setelah tidur (seperti dilakukan oleh Abu Bakar dan Amar bin Yasir). Atau 4 rakaat - 4 rakaat sebelum tidur dan 3 rakaat setelah tidur (seperti dilakukan Umar bin Khathab)
4)   Jumlah rakaat salat Tahajud tidak lebih dari 11 rakaat, tetapi ada  beberapa cara, antara lain:
i)     4 + 4 + 3 = 11 cara ini disebut witir dengan 3 rakaat
ii)   2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 1 = 11 cara ini disebut witir dengan 1 rakaat
iii)  2 + 2 + 2 + 5 = 11 cara ini disebut witir dengan 5 rakaat

B. Salat Taraweh
1.  Boleh dikerjakan dengan berjama’ah atau munfarid. Hanya berjamaah lebih utama.
2.  Boleh dikerjakan pada  awal, tengah, atau akhir malam.
3.  Jumlah rakaat salat Tarawih tidak lebih dari 11 rakaat, dengan cara 4+4+3 rakaat tanpa tasyahhud awal. Sedangkan hadis-hadis yang menerangkan lebih dari 11 rakaat (21, 23, 27, 39, 41, 47 rakaat)  semuanya daif, tidak bersumber dari Rasul.
4.  Tidak ditemukan dalil salat Tarawih 3 rakaat dahulu, lalu tengah malam 4+4, juga 4+4 dahulu lalu tengah malam 3 rakaat.
5. Tidak ada Tahajud/witir lagi setelah Tarawih


 Oleh :

Amin muchtar



Pengunjung