BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan bimbingan dan konseling sangat
dipengruhi oleh faktor filosofis, psikologis, sosial budaya, ilmu pengetahuan
dan tekhnologi, demokratisasi dalam pendidikan serta perluasan program
pendidikan.
Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan
dunianya, telah mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global membuat
kehidupan semakin kompetitip dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai
status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dengan adanya kondisi global akan
mengakibatkan dampak positif dan negatif. Untuk mengatasi masalah tersebut
perlu dipersiapkan insan dan sumber daya manusia Indonesia yang bermutu. Untuk
menghasilkan manusia yang bermutu maka diperlukanlah bimbingan agar mencapai
keseimbangan. Oleh karena itu, penulis membuat makalah ini dengan mengambil
judul “Hakekat Bimbingan dan KOnseling di SD”.
I.2 Tujuan
Tujuan penulis membuat makalah ini yaitu:
- Untuk mengetahui konsep dasar dan kebutuhan bimbingan di Sekolah Dasar.
- Untuk mengetahui fungsi bimbingan, jenis dan layanan.
- Untuk mengetahui pendekatan, perkembangan dalam bimbingan.
- Untuk mengetahui tekhnik-tekhnik bimbingan.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Konsep Daar dan Kebutuhan Bimbingan
dan Konseling di SD
A. Konsep Bimbingan
1.
Pengertian Bimbingan
Pada dasarnya bimbingan merupakan upaya pembimbing
untuk membantu mengoptimalkan individu.
Model bimbingan yang berkembang saat ini adalah
bimbingan perkembangan. Visi bimbingan perkembangan bersifat edukatif,
pengembangan dan outreach. Edukatif karena titik berat layanan bimbingan
perkembangan ditekankan pada pencegahan dan pengembangan, bukan korektif atau
terapentik, walaupun layanan tersebut tidak diabaikan. Pengembangan karena
titik sentral sasaran bimbingan perkembangan adalah perkembangan optimal
seluruh aspek kepribadian individu dengan strategi / upaya pokoknya memberikan
kemudahan perkembangan melalui perekayasaan lingkungan perkembangan. Outreach
karena target populasi layanan bimbingan perkembangan tidak terbatas pada
individu yang bermasalah, tetapi semua individu berkenaan kepada semua aspek
kepribadiannya dalam semua konteks kehidupan (masalah, target intervensi,
setting, metode dan lama waktu layanan).
2.
Tujuan Bimbingan
Tujuan pemeberian layanan bimbingan ialah agar
individu dapat:
1)
Merencanakan kegiatan penyelesaian
studi, perkembangan karier, serta kehidupannya pada masa yang akan datang.
2)
Mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimilinya seoptimal mungkin.
3)
Menyesuaikan diri dengan
lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakatny, serta lingkngan belajarnya.
4)
Mengatasi hambatan serta kesulitan
yang dihadapi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka harus
mendapatkan kesempatan untuk:
1)
Mengenal dan memahami potensi,
kekuatan, serta tugas-tugasnya.
2)
Mengenal dan memahami
potensi-potensi yang ada di lingkungannya.
3)
Mengenal dan menentukan tujuan,
rencana hidupnya serta rencana mencapai tujuan tersebut.
4)
Memahami dan mengatasi
kesulitan-kesulitan sendiri
5)
Menggunakan kemampuannya untuk
kepentingan dirinya, lembaga tempat belajar dan lingkungannya.
6)
Menyesuaikan diri dengan keadaan
dan tuntutan dari lingkungannya.
7)
Mengembangkan segala potensi dan
kekuatan yang dimilikinya secara tepat, teratur dan optimal.
B. Konsep Konseling
1.
Pengertian Konseling
Konseling adalah upaya membantu individu melalui poses
interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu
memahami diri dan lingkungannya. Mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan
berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif
perilakunya.
ASCA (American School Courselor Asosiation)
mengemukakan, bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia,
penuh dengan kap penerimaandan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien.
Konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu klien
mengatasi masalah-masalahnya.
Berikut ini diuraikan beberapa generalisasi yang
menggambarkan karakteristik utama kegiatan konseling.
a.
Konseling merupakan salah satu
bentuk hubungan yang bersifat membantu. Makna bantuan itu sendiri, yaitu upaya
untuk membantu orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri,
mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan menghadapi krisis-krisi yang
dialaminya.
b.
Hubungan dalam konseling bersifat
interpersonal. Hubungan konseling terjadi dalam bentuk wawancarasecara tatap
muka antara konselor dengan klien.
2.
Tujuan Konseling
Tujuan konseling pada umumnya dan di sekolah pada
khususnya adalah sebagai berikut.
a.
Mengadakan perubahan perilaku pada
diri klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan.
b.
Memelihara dan mencapai kesehatan
mental yang positif
c.
Penyelesaian masalah. Hal ini
berdasarkan kenyataan, bahwa individu-individu yang mempunyai masalah tidak
mampu menyelesaikan masalah sendiri masalah yang dihadapinya.
d.
Mencapai keefektivan pribadi. Yang
dimaksud keefektivan pribadi adalah pribadi yang sanggup memperhitungkan diri,
waktu dan tenaganya serta bersedia memikul risiko-risiko ekonomis, psikologis
dan fisik
e.
Mendorong individu mampu mengambil
keputusan yang penting bagi dirinya.
II.2 Fungsi Bimbingan dan Konseling, Jenis
dan Layanan
A. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling, yaitu:
Pemahaman: fungsi bimbingan dan konseling yang menghasilkan pemahaman pihak-pihak
tertentu untuk pengembangan dan pemecahan masalah peserta didik meliputi
pemahaman diri dan lingkungan peserta didik.
1.
Pencegahan ; fungsi bimbingan dan
konseling yang menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari
berbagai permasalahan yang timbul dan menghambat proses pengembangannya.
2.
Pengentasan ; fungsi bimbingan dan
konseling yang menghasilkan terestankannya atau teratasinya berbagai permasalah
yang dialami peserta didik.
3.
Advokasi ; fungsi bimbingan dan
konseling yang menghasilkan kondisi pembelajaran terhadap pengingkaran atas
hak-hak dan atau kepentingan pendidikan.
4.
pemeliharaan dan pengembangan ;
fungsi bimbingan dan konseling yang menghasilkan terpelihara dan
terkembangkannya berbagi potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka
perkembangan
B. Jenis-jenis Layanan Bimbingan
dan Konseling
Jenis-jenis layanan pada dasarnya merupakan
operasionalisasi dari konsep bimbingan dan konseling dalam rangka memnuhi
berbagai asas, prinsip, fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling.
1.
Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinkan peserta didik
memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan objek-objek yang
dipelajari. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan
memadai yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
2.
Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinkan peserta didik menerima
dan memahami berbagai informasi (seperti: informasi belajar, pergaulan, karier,
pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik
agar dapat mengambil keputusan secara tepat dalam bidang pribadi, sosial,
belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai.
3.
Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinkan pesrta didik
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi
belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan
dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan
agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
4.
Layanan Penempatan dan Penyaluran
Merupakan layanan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan
dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan / program studi,
program latihan, magang, kegiatan ko/ekstrakulikuler, dengan tujuan agar
peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi
lainnya. Yang berfungsi untuk pengembangan.
5.
Layanan Konseling Perorangan
Merupakan layanan yang memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan
langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang
dihadapinya dan perkembangan lainnya.
6.
Layanan Bimbingan Kelompok
Merupakan layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara
bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok
bahasan tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial,
serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika
kelompok.
7.
Layanan
Merupakan layanan yang memungkinkan peserta didik (masing-masing anggota
kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahn
pribadi melalui dinamika kelompok.berfungsi untuk pengentasn dan avokasi.
II.3 Pendekatan Bimbingan
Pendekatan perkembangan dalam bimbinganmerupakan
pendekatan yang tepat digunakan di SD karena lebih berorientasi pada penciptaan
lingkungan perkembangan bagi siswa dan berdasar kepada suatu program layanan
yang terstruktur dan sistematis.
Empat pendekatan dalam bimbingan
a.
Krisis: pembimbing menunggu
munculnya suatu krisis dan dia bertindak membantu seseorang yang menghadapi
krisis itu. Contoh: Dudi mengadu kepada gurunya sambil menangis karena didorong
dirinya sehinga dengan jatuh ke lantai. Pembimbing yang menggunakan pendekatan
ini akan memintaanak itu untuk membicarakan penyelesaian masalahnya dengan
teman yang mendorong dia kelantai. Pembimbing sebagai mediator atau penengah.
b.
Remedial: guru memfokuskan
bantuannya kepada upaya menyembuhkan / memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
tamapak. Tujuannya: menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin terjadi,
strategi yang digunakan mengajarkan kepada siswa keterangan tertentu seperti
keterangan belajar, keterangan sosial dan yang belum dimiliki siswa. Contoh:
Dudi mengadu kepada gurunya sambil menangis karena didorong dirinya sehinga
dengan jatuh ke lantai. Guru dapat mengambil tindakan mengajarkan keterangan
berdamai.
c.
Preventif: guru atau pembimbing
dapat mendidik siswa untuk menyadari bahaya dari berbagai kegiatan untuk
menghindari terjadinya putus sekolah, narkotika, kenakalan meroko dan
sebagainya. Sehingga pembimbing dapat mencegah siswa dari perbuatan-perbuatan
yang membahayakan tersebut. Teknik: mengajar dan menyebarluaskan informasi
dalam contoh kasus di atas, guru akan mengajari siswa untuk bersikap toleran
dan memahami orang lain sehingga dapat mencegah munculnya perilaku agresif.
d.
Pendekatan perkembangan. Bertolak
dari pemikiran bahwa perkembangan yang sehat akan berlangsung dalam interaksi
yang sehat antara siswa dengan lingkungannya. Siswa dibutuhkan pengalaman
khusus untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan dalam kehidupan. Teknik:
mengajar, tukar informasi, bermain peran, melatih, tutorial, konseling.
Perkembangan pada usia siswa SD terarah kepada pemerolehan perilaku yang
berkaitan dengan sikap, kebiasaan dan kesadaran akan keberadaan dirinya sebagi
bagian dari lingkungan dan memiliki kecakapan tertentu yang berbeda ari orang
lain.
II.4 Teknik Bimbingan
Teknik yang digunakan meliputi teknik-teknik
pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial dan konseling.
BAB III
KESIMPULAN
Bimbingan pada hakekatnya merupakan upaya untuk memberikan bantuan kepada
individu atau peserta didik. Bantuan yang dimaksud adalah bantuan bersifat
psikologis. Tercapainya penyesuaian diri, perkembangan optimal dan kemandirian
merupakan tujuan yang ingin dicapai dari bimbingan.
Sejalan dengan dinamika kehidupan, kebutuhan akan bimbingan dan konseling
tidak hanya dirasakan pada lingkungan persekolahan, saat ini sedang
dikembangkan pula pelayanan bimbingan konseling dalam setting yang lebih luas,
seperti dalam keluarga, bisnis dan masyarakat luas lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Juntika Nurihsan, Achmad. 2006. BIMBINGAN DAN KONSELING. Bandung:
Refika Aditama.
Pragitno dan Amti, Erman. 2004. DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. Jakarta: Rineka Cipta