Hai Sobat Semuanya Waktunya Saya Share Ilmu..
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang perlu
adanya proses untuk menjadi lebih maju, salah satu proses tersebut yakni
keinginan dalam mencerdaskan anak bangsa. Dengan pendidikan yang berkualitas
otomatis tujuannya dapat meningkatkan kecerdasan anak bangsa. Dari masa ke masa
sistem kurikulum pendidikan yang ada di Indonesia selalu mengalami perubahan
salah satu sistem kurikulum yang baru saat ini adalah KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan). Namun masalahnya di sini sudah siap atau belum satuan
pendidikan dalam menerima sistem kurikulum yang baru saat ini.
Sebenarnya selaku pendidik lebih terbuka menerima atas adanya sistem
kurikulum yang baru ini. Karena pada intinya dengan perubahan kurikulum yang
ada, tidak lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. KTSP
merupakan kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Dengan pernyataan tersebut, secara tidak langsung memberikan keleluasaan pada
penggerak pendidikan khususnya guru yang berpijak di tingkat sekolah dasar
untuk menuntaskan kegiatan pembelajaran secara efektif dan kreatif.
Dalam pelaksanaannya, kurikulum KTSP dilaksanakan dengan didasarkan
kepada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini, peserta didik harus
mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan
untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
Pengembangan KTSP mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan nasional, standar nasional pendidikan yang
merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan tersebut adalah Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian di atas penulis telah menemukan beberapa rumusan masalah
yang menjadi pengembangan dari makalah ini diantaranya :
1. Apakah yang dimaksud dengan
KTSP ?
2. Apa saja yang menjadi landasan
hukum pendidikan, prinsip pengembangan dan tujuan daripada KTSP ?
3. Bagaimana pelaksanaan KTSP di
Sekolah Dasar Negeri I Linggasari Ciamis
jika ditinjau dengan analisis SWOT ?
C.
Batasan Masalah
Pada makalah ini penulis hanya menggambarkan kondisi pelaksanaan KTSP
di Sekolah Dasar Negeri I Linggasari
dengan peninjauan analisis SWOT.
D.
Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini penulis memiliki beberapa tujuan
diantaranya :
1. Mengetahui maksud dari KTSP.
2. Mengungkap apa saja yang
menjadi landasan hukum pendidikan, prinsip pengembangan dan tujuan KTSP.
3. Mengetahui sejauh mana
pelaksanaan KTSP di Sekolah Dasar Negeri
I Linggasari jika ditinjau dengan analisis SWOT.
4. Memenuhi salah satu tugas untuk
mata kuliah Pengelolaan Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kurikulum KTSP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan. Kurikulum tersebut disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional.
Standar nasional pendidikan terdiri atas Standar Isi (SI), proses, standar
kompetensi lulusan, tenaga pendidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan dan
penilaian pendidikan. Dua dari ke delapan standar nasional pendidikan tersebut,
yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan
utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
B. Landasan dan Tujuan Penyusunan
KTSP
1. Landasan
Banyak sekali landasan hukum yang mendasari adanya
kurikulum diblantika pendidikan, diantaranya :
a. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
b. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan
kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan
pendidikan dengan mengacu kepada SI dan SKL;
c. Kepmendiknas Nomor 22 Tahun 2006
tentang Penetapan SI dan Kepmendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Penetapan
SKL.
2. Tujuan Penyusunan
Tujuan penyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan bagi
satuan pendidikan, dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan
dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.
Pada pengembangan kurikulum KTSP dapat memberikan kesempatan kepada
peserta didik, untuk belajar, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
belajar memahami dan menghayati, belajar melaksanakan dan berbuat secara
efektif, serta belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses
belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Kurikulum KTSP dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya;
2. Beragam dan terpadu;
3. Tanggap terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;
4. Relevan dengan kebutuhan
kehidupan;
5. Menyeluruh dan
berkesinambungan;
6. Belajar sepanjang hayat;
7. Seimbang antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah.
KTSP merupakan pembaharuan dan perubahan kurikulum
bagi satuan pendidikan. Kehadiran KTSP banyak mengungkap pro dan kontra dalam
pelaksanaannya, dalam arti KTSP bisa membuat kemudahan bagi guru dalam
mengajar, namun ada pula yang merasa kesulitan atau malas untuk memahami KTSP
ini. Setelah mengadakan wawancara bersama Kepala Sekolah SDN I Linggasari Ciamis, penulis mendapat
informasi mengenai bagaimana pelaksanaan KTSP di sekolah tesebut. Untuk
mengungkap pelaksanaan KTSP di sekolah tersebut penulis akan menggunakan
analisis SWOT (Strength Weakness Opportunity Treat) yang menganalisis
mengenai kekuatan kelemahan, peluang dan hambatan yang ada di Sekolah Dasar
Negeri I Linggasari dalam melaksanakan
KTSP.
Berikut ini adalah analisis yang dilakukan penulis
setelah mengadakan pencarian informasi di Sekolah Dasar Negeri I Linggasari :
1.
Kekuatan (Strength)
Kurikulum KTSP hadir untuk dapat diterima oleh para
pelaku pendidikan, khususnya adalah guru atau pendidik. Pemahaman mengenai KTSP
telah dimiliki oleh guru-guru di Sekolah Dasar Negeri I Linggasari. Hal ini atas partisipasi guru
dan kepala sekolah yang mana saling kerjasama dalam melaksanakan tujuan
pendidikan. Kepala sekolah yang selalu memberikan arahan secara terus-menerus
kepada guru-guru disaat rapat maupun secara langsung, supaya guru memiliki
kedisiplinan mengikuti prinsip pengembangan yang ada dalam KTSP. Akhirnya guru
yang mengajar mulai dari kelas satu hingga enam sudah menggunakan kurikulum
KTSP. Jadi sudah barang tentu guru harus mengikuti aturan main kurikulum
tersebut. Selain itu, guru-guru di sekolah tersebut sudah mengadakan penataran
tentang KTSP sedikitnya ilmu serta wawasan KTSP sudah dimilikinya. Para guru di
sekolah tersebut mayoritas telah mampu membuat administrasi sekolah seperti
pemetaan untuk guru kelas satu, pembuatan RPP yang sesuai dengan ketentuan
KTSP. Buku-buku penunjang yang diberikan kepada siswa sudah relevan dengan
prinsip pengembangan KTSP.Selain itu pun guru-guru di SD tersebut sudah banyak
yang mengikuti penataran mengenai KTSP.
2.
Kelemahan (Weakness)
Dalam mengembangkan prinsip KTSP memerlukan waktu
yang lama, karena sifatnya bertahap dan melalui proses. KTSP sebenarnya hanya
tinggal melengkapi hal yang kurang dari kurikulum KBK, tetapi harus mengikuti
kompetensi serta perkembangan zaman dan peserta didiknya. Secara sadar guru
berpijak di Sekolah Dasar Negeri I
Linggasari ini terbilang sudah mampu melakukan pembelajaran atas dasar KTSP,
namun pencapaiannya belum maksimal masih terdapat kekurangan seperti masih
menganut teacher centre (berpusat pada guru). Mayoritas guru-guru di
sekolah tersebut diharuskan membuat PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sebagai
pemenuhan mutlak administrasi guru dan dapat dipraktekkan dalam kegiatan
belajar mengajar. Kelemahan guru-guru tersebut di awali dengan rasa malas,
walaupun Kepala Sekolah telah sering memperingatkannya.
3.
Peluang (Opportunity)
Kurikulum KTSP pada dasarnya memberikan rasa mudah
bagi satuan pendidikan khususnya guru. Dalam proses pembelajaran guru tidak
lagi berlakon menjadi pusat perhatian peserta didik, tetapi peserta didik yang
harus aktif dan kreatif saat proses pembelajaran. Guru di Sekolah Dasar
Negeri I Linggasari sangat memahami akan
hal tersebut, buktinya guru dituntut untuk dapat mengembangkan indikator
sendiri dalam penulisan RPP.
Dalam pemberian waktu proses pembelajaran, KTSP
menentukan 35 menit. Hal ini membantu dampak positif bagi guru khususnya di
Sekolah Dasar Negeri I Linggasari.
Berarti guru tersebut dapat belajar disiplin waktu untuk mengelola
pembelajaran.
4.
Hambatan (Treat)
Dari hasil wawancara bersama kepala sekolah, untuk
hambatan dalam pelaksanaan kurikulum KTSP tidak begitu melonjak dan warga
sekolah di sana mampu mengatasinya. Adapun hambatan yang ada di Sekolah Dasar
Negeri I Linggasari adalah masih adanya
guru yang belum benar-benar memahami prinsip KTSP secara utuh dikarenakan
adanya sifat malas dan acuh. Solusi dalam menyikapi hal ini hanya butuh kerja
sama antara Kepala Sekolah dengan Guru.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa KTSP merupakan kurikulum yang memberikan perubahan
terhadap satuan pendidikan yang memiliki prinsip pengembangan untuk membuka
peluang guru dalam mengelola pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif dan
efisien bagi peserta didik. Hal ini dialami oleh guru Sekolah Dasar Negeri I Linggasari yang memiliki keterbukaan dalam
menerima KTSP di sekolah tersebut, walaupun pada kenyataannya pelaksanaan KTSP
belum mencapai puncak yang telah ditetapkan.
B. Saran
Sekolah Dasar merupakan tingkatan pendidikan yang
mendasar dimana elemen pendidikannya harus memiliki kesiapan dalam menerima
perubahan yang akan terjadi, seperti diberlakukannya KTSP di setiap sekolah
khususunya Sekolah Dasar Negeri I Linggasari. Dalam memahami hingga
melaksanakan KTSP perlu adanya pelatihan yang dilakukan oleh guru serta kepala
sekolah, lebih meningkatkan rasa kerjasama antara guru, murid, kepala sekolah
dan komite sekolah.
Bisa juga anda baca : Contoh
Bisa juga anda baca : Contoh