MENGUSAP WAJAH SETELAH BERDOA
Sacara umum aya
dua rupa:
Kahiji: Diterangkeun
ngangkat panangan wungkul, teu diterangkeun ngusap raray. Hadisna kirang
langkung aya 10, di antarana
إِنَّ اللهَ يَسْتَحْيِ أَنْ يَبْسُطَ
إِلَيْهِ عَبْدٌ يَدَيْهِ يَسْأَلُهُ بِهِمَا خَيْرًا فَيَرُدُّهُمَا
خَائِبَتَيْنِ.
Sesungguhnya Allah malu apabila seorang hamba membentangkan kedua
tanganya, memohon kepadaNya kebaikkan kemudian Ia menolak keduanya dalam
keadaan hampa”.[1]
Kadua:
Diterangkeun ngangkat panangan dilajengkeun kana ngusap raray, Hadisna kirang
langkung aya 3, kahiji tiIbnu Abas, as-Saib bin Yazid,
Allah
swt. memerintahkan kepada hamba-hamba Nya agar berdoa serta merendah diri
kepada Nya. Ia menjanjikan akan mengabulkan segala permohonanya dan supaya mereka
bersungguh-sunggug dalam memohon kepada Nya. Disamping itu berdo’a harus
langsung kepada Allah karena doa merupakan ibadah
Dalam
kaifiyat atau tatacara berdoa, terutama setelah selesai dari berdoa, sebagian
kaum muslimin suka mengusapkan kedua
tanganya kepada wajahnya. Maka dalam hal ini, kami merasa perlu untuk mengkaji
hadis-hadisnya. Apakah betul mengusap wajah setelah berdoa itu merupakan
syariat atau bukan?
Hadis-hadis
yang bersangkaitan dengan masalah itu kami temukan dalam beberapa periwayatan:
Pertama
dari Ibnu Abas
حدثنا أبو كريب ومحمد
بن الصباح قالا ثنا عائذ بن حبيب عن صالح بن حسان الأنصاري عن محمد بن كعب
القرظي عن بن عباس قال قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم إذا دعوت الله فادع بباطن كفيك ولا تدع بظهورهما فإذا فرغت
فامسح بهما وجهك. رواه ابن ماجة، الكناني، عبد الرحمن بن علي بن الجوزي
Abu Kuraib dan Muhamad as Shabah menceritakan
kepada kami, keduanya mengatakan,’Aidz bin Habib menceritakan kepada kami, dari
Shalih bin Hasaan al Anshari dari Muhamad bin Ka’ab al Quradhi dari Ibnu Abas,
ia mengatakan,’Rasulullah saw. bersabda,’Apabila kamu berdoa kepada Allah,
berdoalah dengan membuka kedua telapak tanganmu dan janganlah berdoa dengan
menutupkan kedua telapak tanganmu. Apabila kamu telah selesai usapkanlah kedua
telapak tanganmu itu kepada wajahmu”. H.r. Ibnu Majah, II : 440, Abdurrahman
bin Ali bin al Jauzi, al ‘ilalul Mutanahiyah, CD II : 48, Ahmad bin Abu
Bakar bin Ismail al Kanani, Misbahuz Zujajah CD I : 141, Ahmad bin Ali al
Maqrizi, Mukhtashar Kitabul Witri CD I : 151.
Dalam riwayat Al Hakim, al Mustadrak, I : 719,
Al Baihaqi, as Sunanul Kubra, II : 212, dan At Thabrani, al Mu’jamul
Kabir, X : 319, Abu Daud, I: 335 dengan redaksi:
عن عبد الله بن عباس
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال سلوا الله عز وجل ببطون أكفكم ولا تسألوه بظهورها فإذا فرغتم فامسحوا
بها وجوهكم.
Dari Abdullah bin Abas, sesungguhnya Rasulullah
saw. bersabda,’Mohonlah kamu sekalian (berdoalah) kepada Allah yang Mahagagah
dan Mahamulia dengan membuka telapak tangan kamu dan janganlah kamu memohon
dengan menutupkanya. Apabila kamu telah selesai usapkanlah telapak tanganmu itu
kepada wajah-wajah kamu”.
Kedua
redaksi hadis di atas tidak sahih. Seluruh jalur periwayatannya melalui seorang
rawi bernama Shalih bin Hassaan. Dalam riwayat Al Hakim tertulis Shalih bin
Hayyan bukan Shalih bin Hassaan. Menurut hemat kami bahwa dalam periwayatan Al
Hakim telah terjadi pentashkhifan (kesalahan dalam penulisan nama).
Ia
adalah Shalih bin Hassaan an Nadlri Abu al Harits al Madani yang bertempat
tinggal di Bashrah. Ada juga yang menyebutnya ia adalah Shalih bin Hassan al
Anshari. Wafat pada tahun 170 H.
Abbas
Ad Duari mengatakan dari Yahya bin Ma’in,’Laisa bis Syaiin (hadis-hadis
yang ia miliki atau ia riwayatkan hanya sedikit)”.
Ibnu
al Ghulabi menyatakan dari Yahya,’Ia rawi yang tidak tsiqat (terpercaya)”. Mu’awiyah
bin Shalih mengatakan dari Yahya bin Ma’in,’Hadisnya daif”. Abu Hatim dan Al
Bukhari menyatakan,’Munkarul Hadis (tidak halal meriwayatkan hadis
darinya)”. An Nasai menyatakan,’Matrukul Hadis” (hadisnya ditolak) dan
Ibnu Hajar mengatakan dalam kitabnya at Taqrib,’Matruk” Tahdzibul Kamal,
XIII : 28-31.
Kedua.
Hadis dari As Saaib bin Yazid dari ayahnya
حدثنا قتيبة بن سعيد
ثنا بن لهيعة عن حفص بن هاشم بن عتبة بن أبي وقاص عن السائب بن يزيد عن أبيه أن
النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا دعا فرفع يديه مسح وجهه بيديه.رواه ابو
داود، أحمد، الطبراني.
Qutaibah bin Said menceritakan kepada kami, (ia
berkata),’Ibnu Lahi’ah menceritakan kepada kami dari Hafsh bin Hasyim bin
‘Utbah bin Abu Waqash dari As Saib bin Yazid dari ayahnya,’Sesungguhnya Nabi
saw. apabila beliau berdoa, beliau mengangkat kedua tanganya lalu mengusap
wajahnya dengan kedua tanganya”.
Hadis
ini diriwayatkan oleh Abu Daud, I: 335, Ahmad, Musnad al Imam Ahmad bin
Hanbal, XXIX : 462, At Thabrani, al Mu’jamul Kabir, VII : 141 dan
XXII : 241.
Hadis
ini juga daif. Pada sanadnya terdapat dua orang rawi bernama Hafsh bin Hasyim
dan Ibnu Lahi’ah yang dinyatakan daif:
1. Hafs bin Hasyim bin ‘Utbah bin Abu Waqash Al-Qurasyi
Az-Zuhri. Ia saudaranya Hasyim bin Hasyim
Abu
Daud telah meriwayatkan darinya hanya satu hadis ini saja. Ia seorang rawi yang
tidak dikenal. Tahdzibul Kamal, VII : 77.
Ibnu Hajar mengatakan dalam kitabnya Tahdzibut
Tahdzib II : 420-421,’Tidak ada seorang pun yang mencantumkan atau menerangkan
sedikit pun tentang ia dalam kitab-kitab Tarikh, dan tidak ada seorang pun yang
menerangkan bahwa Ibnu ‘Utbah (Hasyim bin ‘Utbah) mempunyai seorang anak
bernama Hafsh.
2.
Ibnu Lahiah
Ia
adalah Abdullah bin Lahi’ah, dinamai juga Ibnu Uqbah Abu Abdurrahman al
Hadrami. Ia salah seorang rawi yang sudah termashur kedaifannya dikalangan para
ulama. Untuk lebih jelasnya silahkan simak keterangan yang diberikan oleh Al
Mizi dalam kitabnya Tahdzibul Kamal, XV: 487-502. Dam kami sudah terangkan pada
al Qudwah edisi ke 7, rubrik hadis daif dalam tema Jum’at Bagi Yang Safar.
ketiga dari Umar bin Khathab
حدثنا أبو موسى محمد بن المثنى وإبراهيم
بن يعقوب وغير واحد قالوا حدثنا حماد بن عيسى الجهني عن حنظلة بن أبي سفيان
الجمحي عن سالم بن عبد الله عن أبيه عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال كان رسول
الله صلى الله عليه وسلم إذا رفع يديه في
الدعاء لم يحطهما حتى يمسح بهما وجهه. الترمذي 5: 463.
Abu Musa Muhamad bin al Mutsana dan Ibrahim bin
Ya’qub serta bukan hanya satu orang yang telah menceritakan kepada kami, mereka
mengatakan,’Hamad bin Isa al Juhani menceritakan kepada kami, dari Handhalah
bin Abu Sufyan al Jumahi, dari Salim bin Abdullah dari ayahnya dari Umar bin
Khathab, ia berkata,’Rasulullah saw. dalam berdoa mengangkat kedua tanganya,
beliau tidak meletakan kedua tanganya sehingga mengusapkan terlebih dahulu
kepada wajahnya”.
Hadis ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi V : 463,
Abdurrahman bin Ali bin al Jauzi, al ‘Ilalul Mutanahiyah, CD II : 480,
Az Zu’ali, Nasburrayah, III : 52.
Sedangkan dalam periwayatan Al Hakim, al
Mustadrak, I : 719, At Thabrani, al Mu’jamul Ausath, VII : 124, dan
Abd bin Humaid, dari Umar bin Khathab dengan redaksi:
أن
رسول الله صلى الله عليه وسلم كان إذا مد
يديه في الدعاء لم يردهما حتى يمسح بهما وجهه
Sesungguhnya Rasulullah saw. dalam berdoa mengangkat
kedua tanganya, beliau tidak meletakan kedua tanganya sehingga mengusapkan
terlebih dahulu kepada wajahnya”.
Hadis ini pun daif, pada sanad terdapat rawi
bernama Hamad bin Isa.
Ia adalah Hamad bin Isa bin ‘Abidah bin at Tufail
al Juhani al Wasithi.
Menurut
Abu Hatim,’Hadisnya daif”. Abu ‘Ubaid al Ajiri mengatakan dari Abu Daud,’Ia
rawi yang daif, ia meriwayatkan hadis-hadis yang diingkari.” Tahdibul kamal VII
: 281
Ibnu Hiban mengatakan dalam kitabnya ad Du’afa,
Hamad bin Isa al Juhani seorang rawi yang suka men-taqlib
(memutarbalikan hadis-hadis) supaya disangka bahwa hadis-hadis yang ditaqlibnya
itu dapat diamalkan. Tidak boleh berhujah denganya. Nasburrayah, III : 52.
Ad Dzahabi menyatakan bahwa Abu Daud telah
mendaifkannya. Al Kasyif 1: 350.
Dalam kitab ‘ilal Ibnu Abu Hatim II : 205 CD, Abu
Muhamad ar Razi menerangkan bahwa Abu Zur’ah mengatakan,’Hadis ini adalah hadis
yang diingkari, aku sangat hawatir bila hadis ini tidak ada sumber aslinya”.
Dengan memperhatikan keterangan-keterangan di atas,
maka hadis-hadis yang menerangkan adanya mengusap wajah setelah selesai dari
berdoa tidak bisa dijadikan hujah.
يروي
عن بن جريج وجعفر الصادق أحاديث موضوعة
[1] Menurut Syu’aib
Al Arna’uth, sanad hadis mauquf ini shahih. Al Mausuatul Haditsiah,
Musnad al Imam Ahmad, XXXIX : 120