Contoh Proposal PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MELAPORKAN HASIL PENGAMATAN PADA PEMBELAJARAN IPA|2014|

Contoh Penulisan Proposal. Sebagai berikut:


A.    Judul Penelitian
PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MELAPORKAN HASIL PENGAMATAN PADA PEMBELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelaran IPA Topik Energi Panas di Kelas IV SDN Situgede Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya)
 B.     Latar Belakang Masalah
Kurikulum 2004 atau populer dengan sebutan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) berlandaskan kepada fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam undang-undang sistem pendidikan nasional (UUSPN) nomor 20 Tahun 2003.
Kurikulum diartikan sebagai “seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan untuk mencapai Tujuan Nasional dan cara penyampaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan SD atau MI, sedangkan kompetensi merupakan “pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak, (puskur, balibang Depdiknas).
 Dalam proses pembelajaran kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan pelajaran secara kontekstual. Selanjutnya dapat dikenal melalui hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan dapat diamati (Pedoman pengembangan silabus, puskur 2003; 2).
Kurikulum 2006 dikenal dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Merupakan penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa ‘ standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara Nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum disetiap satuan pendidikan. Pemberlakuan kurikulum 2006 termasuk di dalamnya Standar Kompetensi mata pelajar IPA dengan segala karakteristiknya berdampak positif karena kurikulum 2006 dengan segala perangkatnya akan memberikan wawasan baru mengenai pengelolaan pembelajaran yang berkualitas. Khususnya menyangkut mata pelajar IPA, guru menjadi lebih memahami bagaimana seharusnya membelajarkan siswa. Namun selain pencapaian tujuan yang dianggap positif pada kenyataannya masih dirasakan sebagai suatu masalah karena proses pembelajaran di lapangan tidak semulus yang diharapkan kurikulum.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA, guru sebagai pengelola langsung pada proses pembelajaran harus memehami karakteristik (hakikat) dari pendidikan IPA sebagaimana dikatakan (Depdiknas, 2006: 47) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dam memahami alam sekitar secara ilmiah pendidikan IPA diarahkan untuk berbuat sehingga membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Dalam pembelajaran, salah satu kesulitan yang dialami oleh guru kelas IV SDN Situgede adalah belum optimalnya pencapaian Tujuan Pembelajaran yang berhubungan dengan kerja ilmiah siswa. Peneliti menyadari benar bahwa sesuai tuntutan kurikulum pembelajaran IPA seharusnya berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematika. Namun disisi lain kelemahan yang terjadi di lapangan adalah pengelolaan kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada konsep dan fakta saja. Dan pembelajarannya yang verbalistik dengan metode mengajar berupa ceramah murni. Siswa hanya mendengar penjelasan guru dan mencatat ringkasan konsep atau materi sains sekali-kali memang guru pernah mendemonstrasikan beberapa fenomena alam dengan alat peraga seadanya, itupun tidak dengan persiapan yang optimal. Sudah dari dulu peneliti berkeinginan dan berusaha agar pembelajaran sains sesuai dengan yang diharapkan kurikulum. Maka kali ini peneliti dalam pembelajarannya mencoba menggunakan metode eksperimen, peneliti berusaha secara bertahap merancang pembelajaran IPA tang diharapkan dan dapat memberikan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi siswa. Dengan menggunakan metode eksperimen hasil belajar siswa meningkat dan siswa dapat belajar dengan proses, sikap dan produk ilmiah. Kemampuan dalam melakukan keterampilan atau kerja ilmiah yang sangat mendasar yaitu melakukan pengamatan dan melaporkan hasil pengamatan. Keterampilan itu dianggap optimal jika siswa mampu menggunakan seluruh indera dalam melakukan pengamatan.
Peneliti menyadari untuk mencapai target tersebut tidak akan berhasil jika dilakukan satu kali pembelajaran, tetapi harus dilakukan beberapa kali secara terbimbing.
Keinginan peneliti untuk memperbaiki pembelajaran di SDN Situgede akan direalisasikan dalam sebuah penelitian dengan judul “Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Melaporkan Hasil Pengamatan dalam Pembelajaran IPA”. (Penelitian Tindakan Kelas pada pembelajaran IPA topik energi panas di kelas IV SDN Situgede Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya).
 C.    Identifikasi dan Rumusan Masalah
  1. Identifikasi masalah
Sebagaimana pada latar belakang masalah di atas, para guru SDN Situgede khususnya guru kelas IV (peneliti) berhadapan dengan masalah bahwa proses pembelajaran yang digunakan selama ini belum mampu menghasilkan pembelajaran IPA yang efektif. Hal ini ditunjukan oleh kenyataan bahwa keterampilan proses atau kinerja siswa masih sangat rendah. Pada tahap ini guru kelas sebagai peneliti mencermati pengalaman dirinya selama mengelola pembelajaran Sains di kelas IV SDN Situgede kemudian mengidentifikasi dan menemukan adanya masalah dalam pembelajaran di kelas tersebut. Permasalahan itu antara lain guru belum dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran IPA terutama dalam keterampilan prosesnya. Dengan demikian peneliti berhadapan dengan masalah belum terpenuhinya tuntutan kurikulum.
Guru menyadari benar bahwa pembelajaran IPA menurut kurikulum 2004 harus lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung kepada siswa. Dari hasil identifikasi tersebut peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan kemampuan siswa melaporkan hasil pengamatan. Kegiatan penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
  1. Rumusan masalah
Bertolak dari latar belakang masalah serta hasil refleksi awal peneliti untuk menjembatani antara kurikulum dengan objek dilapangan saat ini yakni proses pembelajaran tidak semulus yang diharapkan, maka peneliti memandang bahwa yang menjadi masalah utama adalah perlunya pengelola pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan kemampuan siswa melaporkan hasil pengamatan pada pembelajaran IPA di SDN Situgede. Dengan demikian diharapkan pembelajaran IPA di kelas IV SDN Situgede menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Prioritas pemecahan masalah adalah sebagaimana dimaksud dinyatakan dalam rumusan umum pertanyaan peneliti “Bagaimanakah menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan kemampuan siswa melaporkan hasil pengamatan pada pembelajaran IPA?”.
Lebih khusus rumusan masalah penelitian dirinci sebagai berikut:
a.       Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan kemampuan siswa melaporkan hasil pengamatan pada pembelajaran IPA dikelas IV?
b.      Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan kemampuan siswa melaporkan hasil pengamatan pada pembelajaran IPA dikelas IV?
c.       Bagaimana peningkatan kemampuan siswa melaporkan hasil pengamatan pada pembelajaran IPA dikelas IV?
Masalah penelitian dibatasi dalam hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN Situgede semester II untuk topik energi panas.
 D.    Pemecahan Masalah
Permasalahan tentang bagaimana penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN Situgede akan dilaksanakan melalui serangkaian pembelajaran pada topik energi panas. Pembelajaran tersebut akan dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di kelas IV, karena guru kelas IV sebagai peneliti sudah kenal kondisi, situasi dan keperluan di lapangan.
Tindakan pemecahan masalah secara garis besar yaitu:
  1. Meningkatkan kemampuan guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pembelajaran IPA di kelas IV
  2. Meningkatkan kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di kelas IV
  3. Meningkatkan kemampuan guru membuat instrumen untuk kerja ilmiah siswa dengan menggunakan metode eksperimen
  4. Meningkatkan kemampuan kerja ilmiah siswa dengan menggunakan metode eksperimen
  5. Meningkatkan kemampuan siswa dalam melaporkan hasil pengamatannya.
E.     Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:
  1. Meningkatkan kemampuan guru membuat rencana pembelajaran dalam mengimplemantasikan metode eksperimen pada pembelajaran IPA topik energi panas di kelas IV SDN Situgede
  2. Meningkatkan kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran dalam mengimplementasikan metode eksperimen pada pembelajaran IPA topik energi panas di kelas IV SDN Situgede
  3. Meningkatkan kerja ilmiah siswa dalam melaporkan hasil pengamatan dengan menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran IPA topik energi panas di kelas IV SDN Situgede

F.     Manfaat Penelitian
  1. Manfaat secara teoritis
Secara teoritis kegiatan penelitian dapat mengembangkan ilmu pendidikan tentang penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan kemampuan siswa melaporkan hasil pengamatan pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN Situgede Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya.
  1. Manfaat praktis
Manfaat secara praktis adalah dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman langsung kepada guru dan siswa untuk memecahkan permasalahan pembelajaran Sains khususnya pada topik energi panas di kelas IV SDN Situgede.
  1. Manfaat kelembagaan
Manfaat secara kelembagaan adalah mengembangkan fungsi kelembagaan sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran serta sebagai lembaga penelitian pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar.
LKS adalah salah satu alat Bantu pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan proses dengan maksud untuk mengaktifkan dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran serta membantu siswa dalam memperoleh dan mengembangkan konsep-konsep IPA sehingga mempermudah terciptanya proses belajar mengajar yang bermakna bagi siswa.
  1. Anggapan dasar
a.       Pembelajaran IPA akan efektif apabila dibantu dengan alat peraga yang relevan
b.      Metode eksperimen salah satu metode pembelajaran yang cocok dengan karakteristik pembelajaran IPA
c.       Lembar kerja siswa dan keterampilan proses siswa akan membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan pengamatan untuk melaporkan hasil
  1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian dalam tindakan yaitu apabila guru dalam pembelajaran IPA pada konsep energi panas dapat merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran secara efektif dengan menggunakan metode eksperimen maka kemampuan siswa melaporkan hasil pengamatan di kelas IV SDN Situgede Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya dapat meningkat.

Pengunjung