Contoh Penulisan Proposal. Sebagai berikut:
A.
Judul Penelitian
PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MELAPORKAN HASIL PENGAMATAN PADA PEMBELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas pada
Pembelaran IPA Topik Energi Panas di Kelas IV SDN Situgede Kecamatan
Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya)
B.
Latar Belakang Masalah
Kurikulum 2004
atau populer dengan sebutan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) berlandaskan
kepada fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam undang-undang
sistem pendidikan nasional (UUSPN) nomor 20 Tahun 2003.
Kurikulum diartikan sebagai
“seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan untuk
mencapai Tujuan Nasional dan cara penyampaiannya disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan SD atau MI, sedangkan kompetensi merupakan “pengetahuan,
keterampilan, sikap, nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak, (puskur, balibang Depdiknas).
Dalam proses
pembelajaran kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan
dengan bahan kajian dan bahan pelajaran secara kontekstual. Selanjutnya dapat
dikenal melalui hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan dapat
diamati (Pedoman pengembangan silabus, puskur 2003; 2).
Kurikulum 2006
dikenal dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Merupakan penyempurnaan
dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dinyatakan bahwa ‘ standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA di SD/MI
merupakan standar minimum yang secara Nasional harus dicapai oleh peserta didik
dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum disetiap satuan pendidikan.
Pemberlakuan kurikulum 2006 termasuk di dalamnya Standar Kompetensi mata
pelajar IPA dengan segala karakteristiknya berdampak positif karena kurikulum
2006 dengan segala perangkatnya akan memberikan wawasan baru mengenai
pengelolaan pembelajaran yang berkualitas. Khususnya menyangkut mata pelajar
IPA, guru menjadi lebih memahami bagaimana seharusnya membelajarkan siswa.
Namun selain pencapaian tujuan yang dianggap positif pada kenyataannya masih
dirasakan sebagai suatu masalah karena proses pembelajaran di lapangan tidak
semulus yang diharapkan kurikulum.
Untuk mencapai
tujuan pembelajaran IPA, guru sebagai pengelola langsung pada proses
pembelajaran harus memehami karakteristik (hakikat) dari pendidikan IPA
sebagaimana dikatakan (Depdiknas, 2006: 47) bahwa IPA berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan pendidikan IPA
diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dam memahami alam sekitar secara ilmiah pendidikan
IPA diarahkan untuk berbuat sehingga membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Dalam
pembelajaran, salah satu kesulitan yang dialami oleh guru kelas IV SDN Situgede
adalah belum optimalnya pencapaian Tujuan Pembelajaran yang berhubungan dengan
kerja ilmiah siswa. Peneliti menyadari benar bahwa sesuai tuntutan kurikulum pembelajaran
IPA seharusnya berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematika. Namun disisi lain kelemahan yang terjadi di lapangan adalah
pengelolaan kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada konsep dan fakta
saja. Dan pembelajarannya
yang verbalistik dengan metode mengajar berupa ceramah murni. Siswa hanya
mendengar penjelasan guru dan mencatat ringkasan konsep atau materi sains
sekali-kali memang guru pernah mendemonstrasikan beberapa fenomena alam dengan
alat peraga seadanya, itupun tidak dengan persiapan yang optimal. Sudah dari
dulu peneliti berkeinginan dan berusaha agar pembelajaran sains sesuai dengan
yang diharapkan kurikulum. Maka kali ini peneliti dalam pembelajarannya mencoba
menggunakan metode eksperimen, peneliti berusaha secara bertahap merancang
pembelajaran IPA tang diharapkan dan dapat memberikan pengalaman yang sangat
bermanfaat bagi siswa. Dengan
menggunakan metode eksperimen hasil belajar siswa meningkat dan siswa dapat
belajar dengan proses, sikap dan produk ilmiah. Kemampuan dalam melakukan
keterampilan atau kerja ilmiah yang sangat mendasar yaitu melakukan pengamatan
dan melaporkan hasil pengamatan. Keterampilan itu dianggap optimal jika siswa
mampu menggunakan seluruh indera dalam melakukan pengamatan.
Peneliti menyadari
untuk mencapai target tersebut tidak akan berhasil jika dilakukan satu kali
pembelajaran, tetapi harus dilakukan beberapa kali secara terbimbing.
Keinginan
peneliti untuk memperbaiki pembelajaran di SDN Situgede akan direalisasikan
dalam sebuah penelitian dengan judul “Penggunaan Metode Eksperimen untuk
Meningkatkan Kemampuan Siswa Melaporkan Hasil Pengamatan dalam Pembelajaran
IPA”. (Penelitian Tindakan Kelas pada pembelajaran IPA topik energi panas di
kelas IV SDN Situgede Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya).
C.
Identifikasi dan Rumusan Masalah
- Identifikasi masalah
Sebagaimana pada
latar belakang masalah di atas, para guru SDN Situgede khususnya guru kelas IV
(peneliti) berhadapan dengan masalah bahwa proses pembelajaran yang digunakan
selama ini belum mampu menghasilkan pembelajaran IPA yang efektif. Hal ini
ditunjukan oleh kenyataan bahwa keterampilan proses atau kinerja siswa masih
sangat rendah. Pada tahap ini guru kelas sebagai peneliti mencermati pengalaman
dirinya selama mengelola pembelajaran Sains di kelas IV SDN Situgede kemudian
mengidentifikasi dan menemukan adanya masalah dalam pembelajaran di kelas
tersebut. Permasalahan itu antara lain guru belum dapat mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran IPA terutama dalam keterampilan prosesnya. Dengan demikian
peneliti berhadapan dengan masalah belum terpenuhinya tuntutan kurikulum.
Guru menyadari
benar bahwa pembelajaran IPA menurut kurikulum 2004 harus lebih menekankan pada
pemberian pengalaman langsung kepada siswa. Dari hasil identifikasi tersebut
peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan
kemampuan siswa melaporkan hasil pengamatan. Kegiatan penelitian ini akan
dilakukan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
- Rumusan masalah
Bertolak dari
latar belakang masalah serta hasil refleksi awal peneliti untuk menjembatani
antara kurikulum dengan objek dilapangan saat ini yakni proses pembelajaran
tidak semulus yang diharapkan, maka peneliti memandang bahwa yang menjadi
masalah utama adalah perlunya pengelola pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan kemampuan siswa melaporkan hasil pengamatan pada pembelajaran
IPA di SDN Situgede. Dengan demikian diharapkan pembelajaran IPA di kelas IV SDN
Situgede menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Prioritas
pemecahan masalah adalah sebagaimana dimaksud dinyatakan dalam rumusan umum
pertanyaan peneliti “Bagaimanakah menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan kemampuan siswa melaporkan hasil pengamatan pada pembelajaran
IPA?”.
Lebih khusus
rumusan masalah penelitian dirinci sebagai berikut:
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran
dengan menggunakan metode eksperimen
untuk meningkatkan kemampuan siswa
melaporkan hasil pengamatan pada pembelajaran IPA dikelas IV?
b. Bagaimana proses pembelajaran
dengan menggunakan metode eksperimen
untuk meningkatkan kemampuan siswa
melaporkan hasil pengamatan pada pembelajaran IPA dikelas IV?
c. Bagaimana peningkatan
kemampuan siswa melaporkan hasil pengamatan pada pembelajaran IPA dikelas IV?
Masalah penelitian
dibatasi dalam hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN Situgede semester II untuk topik
energi panas.
D.
Pemecahan Masalah
Permasalahan
tentang bagaimana penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di kelas
IV SDN Situgede akan dilaksanakan melalui serangkaian pembelajaran pada topik
energi panas. Pembelajaran tersebut akan dilaksanakan dalam bentuk penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian
ini dilakukan di kelas IV, karena guru kelas IV sebagai peneliti sudah kenal
kondisi, situasi dan keperluan di lapangan.
Tindakan
pemecahan masalah secara garis besar yaitu:
- Meningkatkan kemampuan guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pembelajaran IPA di kelas IV
- Meningkatkan kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di kelas IV
- Meningkatkan kemampuan guru membuat instrumen untuk kerja ilmiah siswa dengan menggunakan metode eksperimen
- Meningkatkan kemampuan kerja ilmiah siswa dengan menggunakan metode eksperimen
- Meningkatkan kemampuan siswa dalam melaporkan hasil pengamatannya.
E.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian
yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:
- Meningkatkan kemampuan guru membuat rencana pembelajaran dalam mengimplemantasikan metode eksperimen pada pembelajaran IPA topik energi panas di kelas IV SDN Situgede
- Meningkatkan kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran dalam mengimplementasikan metode eksperimen pada pembelajaran IPA topik energi panas di kelas IV SDN Situgede
- Meningkatkan kerja ilmiah siswa dalam melaporkan hasil pengamatan dengan menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran IPA topik energi panas di kelas IV SDN Situgede
F.
Manfaat Penelitian
- Manfaat secara teoritis
Secara teoritis
kegiatan penelitian dapat mengembangkan ilmu pendidikan tentang penggunaan metode
eksperimen untuk meningkatkan kemampuan siswa melaporkan hasil pengamatan pada pembelajaran
IPA di kelas IV SDN Situgede Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya.
- Manfaat praktis
Manfaat secara
praktis adalah dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman langsung kepada guru
dan siswa untuk memecahkan permasalahan pembelajaran Sains khususnya pada topik
energi panas di kelas IV SDN Situgede.
- Manfaat kelembagaan
Manfaat secara
kelembagaan adalah mengembangkan fungsi kelembagaan sekolah dasar sebagai
lembaga pendidikan dan pengajaran serta sebagai lembaga penelitian pendidikan
dan pengajaran di sekolah dasar.
LKS adalah salah
satu alat Bantu pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan proses dengan
maksud untuk mengaktifkan dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran serta membantu siswa dalam memperoleh dan mengembangkan
konsep-konsep IPA sehingga mempermudah terciptanya proses belajar mengajar yang
bermakna bagi siswa.
- Anggapan dasar
a. Pembelajaran IPA akan
efektif apabila dibantu dengan alat peraga yang relevan
b. Metode eksperimen salah
satu metode pembelajaran yang cocok dengan karakteristik pembelajaran IPA
c. Lembar kerja siswa dan keterampilan
proses siswa akan membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan pengamatan
untuk melaporkan hasil
- Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian
dalam tindakan yaitu apabila guru dalam pembelajaran IPA pada konsep energi
panas dapat merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran secara
efektif dengan menggunakan metode eksperimen maka kemampuan siswa melaporkan
hasil pengamatan di kelas IV SDN Situgede Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya
dapat meningkat.