SALAWAT MUNFARIJAH
Oleh: H.Wawan Shafwan Sh
dan Ibnu Muchtar
Di Indonesia, kami mengatakan di Indonesia,
karena akhir-akhir ini sedang betul-betul marak bahkan dapat dikatakan sedang
pada puncaknya pembacaan salawat munfarijah yang sangat sering dilakukan secara
berjama’ah. Hal ini lebih terasa kesemarakannya setelah tekanan krisis multi
dimensional yang membalut wajah Indonesia. Anehnya setelah dibacakan baik oleh
perorangan atau kelompok yang dengan sengaja mengacarakan pembacaan salawat
munfarijah ini yang dilakukan secara berjamaah yang dipimpin oleh seorang imam,
krisis ini tidak berakhir bahkan semakin menjadi-jadi, bukannya berkurang
bahkan semakin parah. Hal ini menuntut pemikiran yang arif dan dengan hati yang
tulus ikhlas untuk meninjau kembali salawat ini dan pembacaannya apalagi dengan
diacarakan secara berjamaah itu. Benarkan sebagai mana yang dijanjikan oleh
imam-imam yang mendukung pembacaan salawat ini, di antaranya:
1. Syekh Sanusi yang mengatakan,”Siapa yang
membiasakan membaca salawat ini
tiap-tiap hari 11 X (sebelas kali) maka Allah akan menurunkan rezekiNya
dari langit dan mengeluarkannya dari Bumi.
2. Imam Danuri berkata,”Siapa Siapa yang
membiasakan membaca salawat ini
tiap-tiap hari 11 X (sebelas kali) maka rezekinya tidak akan putus-putus,
serta memperoleh pangkat yang tinggi dan kekayaan yang melimpah.
3. ada yang mengatakan bahwa barang siapa
membaca salawat ini tiap-tiap hari 40 X (empat puluh kali) atau lebih, maka
Allah berkenan menghilangkan segala kesusahannya, dimudahkan semua pekerjaannya
dan rezekinya, dilapanghkan dadanya (hatinya) diluhurkan pangkatnya, dibukakan
segala pintu kebaikan, dibaguskan segala ucapannya dan dijauhkan dari segala
kejahatan dan kesengsaraan. Dan orang lain yang memandangnya akan timbul kasih
sayangnya, dan fadilah ini tidak akan berhasil kecuali dengan
rutin/langsung/istiqamah cara mengamalkan/membacanya.
Bila
kita memperhatikan fadhilah dan janji-janji manis tersebut di atas, siapa yang
tidak akan mengalirkan air liur karena ingin segera mendapatkannya. Tetapi
sebelum kita benar-benar tertarik untuk mengamalkannya, alangkah baiknya kita
pelajari makna salawat di atas, tinjauan dari segi aqidah dan syariah, juga
dari segi ilmu hadis bila memungkinkan.
Salawat
Munfarijah memiliki beberapa nama atau sebutan, yaitu : terkadang disebut juga
salawat nariyah, kamilah atau salawat tafjiriyah. Nama-nama atau sebutan ini
karena berdasarkan kalimat yang ada di dalamnya yang menggunakan kalimat salatan
kamilatan (salawat yang sempurna) dari padanya lahirlah sebutan salawat
kamilah. Selanjutnya lafal farraja (merenggangkan) yang melahirkan
sebutan salawat munfarijah atau tafjiriyah (yang merenggangkan segala kesusahan
dari diri pembacanya). selanjutnya sebutan salawat nariyah dilahirkan oleh orang magribi. lalu ada
juga yang menyebutnya dengan salawat qadiyatul hawaij (pemenuh segala
kebutuhan) di ambil dari kata-kata taqdhil hawaij, dan masih ada
sebutan-sebutan yang lainnya. Hal ini lahir karena sudut pandang yang berbeda.
Ada baiknya kita tulis terlebih dahulu salat munfarijah ini dengan terjemahnya
:
اللّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً
وَسَلِّمْ سَلاَماً تَامًّا عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تَنْحَلُ بِهِ
اْلعُقُوْدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتَقْضِي بِهِ اْلحَوَا ئِجُ وَتَنْحَلُ
بِهِ الرَغَائِبُ وَحَسُنَ اْلحَوَاتِمُ وَيَسْتَسْقِي الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ
اْلكَرِيْمُ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِي كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفْسٍ بِعَدَدِ كُلِّ
مَعْلُوْمٍ لَكَ.
Ya Allah ! Berilah rahmat dan keselamatan yang sempurna, sayyidinaa
Muhammad, yang karena beliaulah terlepas ikatan bahaya, tersingkap jalan
mengatasi semua kesusahan terpenuhi semua kebutuhan, tercapai semua keinginan,
baik semua penyelesaian dan hujan turun karena dzat beliau yang mulia, dan
berilah pula rahmat keluarganya sahabat-sahabatnya disetiap waktu dan jiwa yang
bilangannya sudah maklum bagi-Mu.
Perlu diketahui bahwa salawat ini
bukan sabda Nabi, perkataan sahabat Nabi, tabi’in atau ulama-ulama yang
diketegorikan salafi, maupun mutaqaddimin. Jadi jelas mereka tidak turut
bertanggung jawab akan adanya dan segala akibat yang ditimbulkannya. Salawat
ini dibuat oleh seorang ulama dari india yang disebut Syekh Maulana alHindi.
Selanjutnya di Indonesia di populerkan oleh Syekh an-Nawawi al-Bantani atau
orang Banten. (lihat, Muktashar
fî Ma'ânî Asmâ Allâh al-Husnâ,
dalam bâb Ash-Shalâh 'alâ al-Nabi, karangan Al-Ustâdz Mahmûd al-Sâmî, Afdhalu
al-Shalawâti 'alâ Sayyidi al-Sâdâti, karangan Yûsuf bin Ismail al-Nabhâni; Khazinatul
Asrar : 182, yang kami kutip dari situs www.al-Islam.or.id)
Semula
jika dapat kami ingin membahasnya dari segi sanad dan kalau dapat mengkajinya
secara lebih dalam tentang rawi-rawi yang menjadi perantara hadis salawat itu
sampai kepada kita. Rupanya hal itu tidak akan dapat dilakukan karena ini
benar-benar bukan hadis bahkan diketegorikan hadis palsu pun tidak dapat.
Bila
diperhatikan dengan lebih teliti, akan kelihatan bahwa salawat ini sangat
menyanjung Rasulullah saw. bahkan mengkultuskan beliau dengan kedudukan yang
melebihi kapasitas beliau sebagai hamba Allah dan Rasul Allah. Salawat seperti
ini wajar bila terlahir dari seorang ulama India yang memang mayoritas
penduduknya beragama Hindu. Oleh karena itu lahirlah agama Singh yang notabene
merupakan pencampuran antara agama Islam yang baru masuk dan kehinduan yang
masih sangat kental. Oleh karena itu di dalam akidah dan peribadahannya masih
terisi oleh pemujaan-pemujaan atau pengkultusan.
Memperhatikan
materi salawat munfarijah maka ada beberapa hal penting yang harus digaris
bawahi. Di antaranya kata-kata:
تَنْحَلُ بِهِ اْلعُقُوْدُ وَتَنْفَرِجُ
بِهِ الْكُرَبُ وَتَقْضِي بِهِ اْلحَوَا ئِجُ وَتَنْحَلُ بِهِ الرَغَائِبُ
وَحَسُنَ اْلحَوَاتِمُ وَيَسْتَسْقِي الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ اْلكَرِيْمُ
Disebabkan Muhamad terlepas segala
ikatan, disebabkan Muhamad bisa terlepas segala kesusahan, dengan muhamad bisa
memperoleh segala macam hajat, disebabkan Muhamad didapat segala kesenangan dan
husnul khotimah, diturunkan hujan disebabkan pribadinya yang mulia.
Yang selanjutnya
perlu kita perhatikan anjuran-anjuran dan janji-janji yang telah disebutkan di
atas. Hal yang lebih menghawatirkan antara lain sebelum pembacaan salawat ini
biasanya dibacakan terlebih dahulu ayat :
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ
عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا. سورة الاحزاب : 56.
“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Nya
bersalawat kepada Nabi, wahai orang-orang yang beriman bersalawat dan salamlah
kepadanya dengan sebenar-benarnya”
Q.s. Al-Ahzab:56
selanjutnya
hadis :
أَوْلَى النَّاسِ بِيْ يَوْمَ القِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلاَةً
Manusia
paling patut berkumpul denganku pada hari kiamat adalah yang paling banyak
membaca salawat kepadaku. H.r. At-Tirmidzi
Lalu
dilanjutkan dengan keyakinan-keyakinan akan mendapat fadilah dan keutamaan yang
begitu hebat. Ini keyakinan yang tahayyul, dan pekerjaan membaca salawat dengan
cara seperti di atas adalah pekerjaan yang bid’ah.
Rasulullah
saw. tidak menjanjikan apapun dengan hal ini. Sedangkan ketetapan adanya pahala
dari Allah swt. harus datang memalui lisan Rasulullah saw. Para sahabat saja
tidak ada yang menjanjikan dengan janji-janji muluk seperti itu. Ini yang
sangat mengherankan, lalu muncullah orang orang yang dengan gagah berani
memberikan janji-janis teramat muluk dan manis, seperti :
1. ”Siapa yang membiasakan membaca salawat
ini tiap-tiap hari 11 X (sebelas kali)
maka Allah akan menurunkan rezekiNya dari langit dan mengeluarkannya dari Bumi”
atau:
2. Barang siapa membaca salawat ini
tiap-tiap hari 40 X (empat puluh kali) atau lebih, maka Allah berkenan
menghilangkan segala kesusahannya, dimudahkan semua pekerjaannya dan rezekinya,
dilapanghkan dadanya (hatinya) diluhurkan pangkatnya, dibukakan segala pintu
kebaikan, dibaguskan segala ucapannya dan dijauhkan dari segala kejahatan dan
kesengsaraan. Dan orang lain yang memandangnya akan timbul kasih sayangnya, dan
fadilah ini tidak akan berhasil kecuali dengan rutin/langsung/istiqamah cara mengamalkan/membacanya”.
Lalu :
3. Siapa Siapa yang membiasakan membaca
salawat ini tiap-tiap hari 11 X (sebelas
kali) maka rezekinya tidak akan putus-putus, serta memperoleh pangkat yang
tinggi dan kekayaan yang melimpah.
Ketahuilah
Allah Yang Mahapemberi pahala dan segala berkah dan rezeki tidak menjanjikan
demikian, demikian pula Rasulullah saw. selaku utusannya tidak menjanjikannya.
Jadi bagi siapa yang mengamalkan perbuatan ini atau membacanya dan diiringi
dengan keyakinan akan mendapatkan fadilah-fadilah di atas, mintalah semua itu
kepada yang menjanjikannya.
Kesimpulan
:
Membaca
salawat munfarijah dengan keyakinan akan mendapatkan fadilah-fadilah di atas
adalah syirik dan amalnya merupakan bid’ah.