Sejarah Shaum Arafah
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ : قَالَ
رَسُولُ اللهِe : صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ
يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبِلَةً ، وَصَوْمُ عَاشُوراَءَ
يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً . - رواه
الجماعة إلا البخاري والترمذي -
Artinya :Dari
Abu Qatadah, ia berkata,”Rasulullah saw. telah bersabda,’Shaum Hari Arafah itu
akan mengkifarati (menghapus dosa) dua tahun, yaitu setahun yang telah lalu dan setahun kemudian. Sedangkan
shaum Asyura akan mengkifarati setahun yang lalu” - H.r. al-Jama’ah kecuali al-Bukhari dan at-Tirmidzi
Takbiran Iedul Adha
Selain
Shaum sunat Arafah, pada bulan Dzulhijjah kaum muslimin juga disyariatkan untuk
bertakbir. Bertakbir dilakukan sejak subuh 9 Dzulhijjah hingga ashar 13
dzulhijjah. Membacanya tidak terus menerus, melainkan bila ada kesempatan, baik
ketika berkumpul di masjid atau di rumah masing-masing. Hal itu sebagaimana
dijelaskan dalam hadis sebagai berikut:
عَنْ عَلِيٍّ
وَعَمَّارِ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله
عليه وسلم… وَكَانَ يُكَبِّرُ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ بَعْدَ صَلاَةَ الْغَدَاةِ
وَيَقْطَعُهَا صَلاَةَ الْعَصْرِ آخِرَ أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ
Dari Ali dan Ammar sesungguhnya Nabi
saw… dan beliau bertakbir sejak hari Arafah setelah salat shubuh dan
menghentikannya pada salat Ashar di akhir hari tasyriq (13 Dzulhijjah). H.r.
Al-Hakim, al-Mustadrak, I:439; al-Baihaqi, as-Sunanul Kubra,
III:312
Makruh Memotong Rambut dan Kuku
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ وَعِنْدَهُ
أُضْحِيَّةٌ يُرِيدُ أَنْ يُضَحِّيَ فَلَا يَأْخُذَنَّ شَعْرًا وَلَا يَقْلِمَنَّ
ظُفُرًا. رواه مسلم
Dari Ummu Salamah bahwa Nabi saw. bersabda, “Apabila
masuk sepuluh hari (bulan Dzulhijjah) sedangkan ia mempunyai hewan kurban yang
hendak dikurbankan (disembelih) maka janganlah memotong rambut dan kukunya.
H.r. Muslim
إِذَا رَأَيْتُمْ
هِلَالَ ذِي الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ
شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ. رواه مسلم
Apabila kalian melihat Hilal (tanggal 1 ) Dzulhijjah
sedangkan salah seorang diantara kalian hendak berkurban maka peganglah
(janganlah memotong) rambut dan kukunya.H.r. Muslim
Syariat Qurban
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللهِ r فِى سَفَرٍ فَحَضَرَ الأَضْحَى فَاشْتَرَكْنَا فِى الْبقَرَةِ
سَبْعَةً وَفِى الْبَعِيْرِعَشْرَةً. -رواه الترمذي-
Dari Ibnu Abbas,
ia berkata, "Kami bersama Rasululah saw. dalam perjalanan, maka tiba waktu
iedul Adha, lalu kami patungan untuk seekor sapi tujuh orang dan seekor unta
untuk sepuluh orang." H.r. At-Tirmidzi
عَنْ
جَابِرٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ r : لاَ تَذْبَحُوا اِلاَّ مُسِنَّةً اِلاَّ أَنْ يَعْسُرَ
عَلَيْكُمْ فَتَذْبَحُوا جَدْعَةً مِنَ الضَّأْنِ. -رواه ابو داود-
Dari Jabir, ia
berkata, "Rasulullah saw. bersabda, 'Janganlah kamu menyembelih hewan
kurban kecuali yang musinnah, sekiranya menyusahkan atas kamu maka sembelihlah
kambing jadz'ah." H.r. Abu Daud
عَنِ
الْبَرَّاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ r أَرْبَعٌ لاَ تَجُوزُ فِى الضَّحَايَا العَوْرَاءُ الْبَيِّنُ
عَوْرُهَا وَالْمَرِيْضَةُ الْبَيِّنُ مَرَضُهَا االْعَرْجَاءُ الْبَيِّنُ
ضَلْعُهَا وَالْكَسِيْرُ الَّتِى لاَ تُنْقِى. رواه الخمسة
Dari Bara bin
'Azib, "Rasulullah saw. telah
bersabda, 'Empat (cacat) yang tidak boleh dipakai qurban: Juling atau buta
sebelah yang benar-benar julingnya, sakit yang benar-benar sakitnya, pincang
yang benar-benar pincangnya, dan hewan yang telah tua yang sudah tidak
bersumsum lagi." H.r. al-Khamsah (Imam yang lima)
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَإِنَّمَا ذَبَحَ لِنَفْسِهِ
وَمَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَقَدْ تَمَّ نُسُكُهُ وَأَصَابَ سُنَّةَ
الْمُسْلِمِينَ رواه البخاري
Dari Anas r.a. ia
berkata, “Nabi saw. telah bersabda, ’siapa yang menyambelih qurban sebelum
salat ied, ia kurban untuk dirinya (bukan ibadah). Dan siapa yang menyembelih
setelah salat, telah sempurna ibadahnya dan sesuai sunnah muslimin.’” H.r. al-Bukhari
عَنْ
اَنَسٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ r يَوْمَ النَّحْرِ : مَنْ كَانَ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاَةِ
فَلْيُعِدْ متفق عليه
Dari Anas r.a. ia berkata, “Nabi saw. telah bersabda, ‘Pada hari raya
qurban, siapa yang menyambelih qurban sebelum salat ied, maka hendaklah ia
mengulangi lagi." Muttafaq Alaih
Pembagian Daging Qurban
وَالْبُدْنَ
جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا
اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا
الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ كَذَلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan telah Kami
jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh
kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu
menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila
telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang
rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang
meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu,
mudah-mudahan kamu bersyukur. Q.s.al-Hajj:36
عَنْ قَتَادَةَ بْنِ
النُّعْمَانِ اَنَّ النَّبِيَّ r قَامَ (فِى حَجَّةِ الْوَدَاعِ) فَقَالَ : إِنِّى كُنْتُ
أَمَرَتُكُمْ اَنْ لاَ تَأْكُلُوا اْلأَضَاحِيَ فَوْقَ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ
لِتَسَعَكُمْ وَإِنِّى أُحِلُّهُ لَكُمْ فَكُلُوا مِنْهُ مَا شِئْتُمْ وَلاَ
تَبِيْعُوا لُحُومَ الْهَدْيَ وَاْلأَضَاحِي فَكُلُوا وَتَصَدَّقُوا
وَاسْتَمْتِعُوا بِجُلُوْدِهَا وَلاَ تَبِيْعُواهَا وَاِنْ أُطْعِمْتُمْ مِنْ
لٌحٌومِهَا فَكُلُوا إِنْ شِئْتُمْ
Dari Jabir sesungguhnya Nabi saw. bersabda," ... (kepada qurbani)
makanlah, shadaqahlah dan pergunakanlah kulitnya dan jangan menjualnya. H.r.
Ahmad
عَنْ عَلِيِّ بْنِ اَبِي طَالِبٍ قَالَ
: أَمَرَنِى رَسُولُ اللهِ r اَنْ أَقُوْمَ عَلَى بُدْنِهِ وَاَنْ أَتَصَدَّقَ بِلُحُومِهَا
وَجُلُودِهاَ وَأَجِلَّتِهَا وَاَنْ لاَ أُعْطِيَ الْجَازُرَ مِنْهَا شَيْئًا
وَقَالَ نَحْنُ نُعْطِيْهِ مِنْ عِنْدِنَا. متفق عليه
Dari Ali bin Abu Thalib, ia berkata, ”Rasulullah saw. telah memerintahkan
aku untuk mengurus unta (qurbannya) serta menyedekahkan dagingnya,
kulitnya dan pakaiannya; dan jangan
sedikitpun memberikan daging kurban kepada (orang) yang menyembelihnya (sebagai
upah menyembelih)”. Ali berkata, “Kami suka memberinya (upah) dari kami
sendiri.” Muttafaq Alaih